indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana Bumi terbentuk dan bagaimana kehidupan muncul di planet ini? Secara umum, kita mengenal teori big bang sebagai penjelasan terbentuknya alam semesta melalui ledakan besar. Namun, peneliti telah menemukan teori alternatif yang mungkin akan mengubah pandangan kita.
Dilansir dari situs Universitas Chicago, Bumi terbentuk dari campuran debu dan gas di sekitar Matahari muda pada 4,6 miliar tahun lalu. Ada partikel-partikel debu yang disatukan disebut sebagai planetesimal, yang memiliki lebar puluhan hingga ratusan mil yang kemudian menjadi proto planet seukuran Mars dengan saling bertabrakan.
Untuk menyelidiki kemungkinan teori lain, para ahli melihat kembali jutaan tahun yang lalu. Hasilnya, para peneliti mungkin telah mengungkap detail krusial tentang pembentukan membran sel pertama di Bumi oleh gelembung lemak.
Gunakan Teori Kimia
Para peneliti dari The Scripps Research Institute mengungkapkan bagaimana sel pertama terbentuk dari gelembung lemak. Temuan ini menyatakan bahwa proses kimia yang disebut fosforilasi mungkin terjadi lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
“Bagaimana ilmu kimia awal mungkin telah bertransisi untuk mengadakan kehidupan di Bumi menjadi bahasan yang menarik. Temuan ini juga mengisyaratkan kekayaan ilmu fisika yang mungkin memainkan peran fungsional penting dalam perkembangan sel modern,” ucap Ashok Deniz, ahli biofisika dari The Scripps Research Institute, dikutip dari Science Alert.
Proses fosforilasi adalah langkah penting dalam mengubah kumpulan lemak berbentuk bola-sel proto menjadi versi yang lebih unggul, stabil, multifungsi, dan aktif secara kimia. Proses ini melibatkan penambahan kelompok atom yang mengandung fosfor ke dalam molekul, sehingga memberikan fungsi tambahan yang signifikan.
Sel proto merupakan sel yang dianggap sebagai komponen penting dalam bidang biokimia lebih dari 3,5 miliar tahun yang lalu. Sel-sel ini muncul dari sumber air panas di dasar laut selama perjalanan evolusi menuju struktur biologis yang lebih kompleks.
Ahli kimia dari The Scripps Research Institute, Ramanarayanan Krishnamurthy mengungkapkan bahwa temuan sel proto ini bisa membantu memahami lebih baik bagaimana lingkungan kimia di masa awal Bumi.
Penelitian ini juga memberikan wawasan baru terkait kemungkinan evolusi kehidupan di planet lain yang memiliki kondisi kimia serupa.
Peneliti menjelaskan, “Dengan begitu, kita dapat mengungkapkan asal usul kehidupan dan bagaimana kehidupan dapat berevolusi di masa awal Bumi.”
Pembentukan Sel Proto pada Tahap Awal Evolusi
Menurut Krishnamurthy dan tim ahli, fosforilasi yang tersebar luas dalam fungsi biologis tubuh diyakini berperan dalam proses pembentukan sel proto pada tahap awal evolusi.
Mereka melanjutkan percobaan di laboratorium dengan fokus pada menciptakan struktur vesikel yang lebih kompleks. Struktur ini dikembangkan untuk menyerupai kondisi awal Bumi dengan menggabungkan asam lemak dan gliserol.
Dengan penyesuaian suhu dan keasaman yang cermat, para peneliti berhasil mengungkap bahwa proses fosforilasi mungkin terjadi selama tahap perkembangan sel proto di dalam cairan primordial.
“Vesikel mampu beradaptasi dari lingkungan asam lemak ke lingkungan fosfolipid selama percobaan. Dari eksperimen ini, kami dapat menyimpulkan bahwa lingkungan kimia serupa mungkin ada empat miliar tahun lalu,” tutur ahli kimia lain, Sunil Pulletikurti.
Tim peneliti menggambarkan proses ini sebagai ‘jalur yang masuk akal’ pada pembentukan fosfolipid, jenis membran vesikel yang lebih kompleks. Namun, masih diperlukan penelitian lain untuk meyakinkan bagaimana ada kehidupan di Bumi.
Kesimpulan
Para peneliti telah mengungkap fakta menarik tentang kehidupan awal di Bumi, termasuk bagaimana sel pertama terbentuk dari gelembung lemak dan proses penting fosforilasi dalam evolusi kehidupan. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang pembentukan sel proto pada tahap awal evolusi, menyoroti pentingnya lingkungan kimia dalam perkembangan kehidupan di planet ini. Selain itu, penelitian ini juga memberikan harapan untuk memahami asal usul kehidupan dan evolusi kehidupan di planet lain dengan kondisi kimia serupa.