indotim.net (Kamis, 07 Maret 2024) – Rencana bergabungnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ke holding BUMN Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney ditargetkan rampung tahun ini. Meskipun begitu, Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra, menyatakan belum bisa menyebutkan secara pasti kapan merger tersebut akan dilaksanakan.
“Kita akan bergabung seperti saudara-saudara kita yang sudah duluan AP I dan AP II. Nanti kita akan bergabung dengan InJourney. Timing-nya insyaallah belum tahu (tapi) ada upaya sebelum pergantian pemerintahan,” ucap Irfan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024).
Irfan kemudian menjelaskan bahwa pihaknya tidak dalam posisi untuk setuju atau tidak setuju. Menurutnya, apapun perintah yang diberikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, wajib dilaksanakan.
“Siap (melaksanakan perintah). Siap. Mana berani gua lawan (Pak Erick Thohir),” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah memberikan sejumlah masukan dan perencanaan terkait mekanisme penggabungan tersebut. Jika dilaksanakan, Irfan berpendapat bahwa InJourney berpotensi menjadi subholding dari Garuda Indonesia di sektor pariwisata.
Saat ini terkait dengan syarat keuangan Garuda Indonesia yang harus membaik sebelum penggabungan, Irfan menjelaskan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk mencapainya. Ia yakin bahwa hal tersebut dapat terwujud, mengingat Garuda memiliki banyak individu yang berinovasi.
“Masih terjadi defisit, masih defisit dalam ekuitasnya. Harus ditambah terlebih dahulu, itulah mengapa Oktober (adalah target untuk bergabung), kita harus menambah terlebih dahulu. Apakah siap atau tidak? Ya, kita harus melakukannya. Namun, Insyaallah. Ada cara untuk meningkatkan ekuitas. Akan ada, nanti, kita memiliki banyak orang yang cukup inovatif di Garuda. Jadi intinya ada dua hal, salah satunya dua hal itu biasa, yang pertama adalah meningkatkan laba ini, dan yang kedua adalah perlakuan akuntansi. Ketika sudah saatnya, kita akan sampaikan,” tambahnya.
Irfan mengungkapkan bahwa penggabungan Garuda ke InJourney kemungkinan dilakukan secara bersamaan dengan merger Pelita Air-Citilink.
“Saya berpikir bolak-balik, mempertimbangkan untuk bergabung dengan InJourney nanti. Mungkin, ya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa Garuda Indonesia akan bergabung dengan holding BUMN Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Erick menyebut bahwa masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan oleh Garuda sebelum bergabung dengan holding BUMN pariwisata tersebut.
“Nah, sekarang Garuda masih langkah kedua, penyehatan alhamdulillah sudah sehat. Tetapi langkah berikutnya membesarkan, sekarang kita tunggu dulu jumlah pesawatnya kalau bisa dapat 100 dulu kalau bisa 110-120,” tuturnya saat di sela-sela acara Garuda Indonesia TravelFair 2022, di ICE, BSD pada Jumat (28/10/2022).
Erick mengungkapkan, “Garuda Indonesia kini telah semakin sehat dan telah menambah jumlah pesawatnya. Barulah nantinya, Garuda bisa bergabung dengan holding BUMN.”
Kesimpulan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk direncanakan untuk bergabung dengan holding BUMN Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney sebelum pergantian pemerintahan. Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra, menegaskan bahwa mereka akan melaksanakan perintah Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk bergabung. Meskipun masih terdapat syarat keuangan yang harus dipenuhi sebelum merger, namun Garuda berupaya untuk membaikinya dengan keyakinan pada inovasi individu yang dimiliki. Penggabungan Garuda ke InJourney kemungkinan akan dilakukan bersamaan dengan merger Pelita Air-Citilink. Erick Thohir menekankan pentingnya penyehatan dan peningkatan jumlah pesawat Garuda sebelum bergabung dengan holding BUMN pariwisata tersebut.