indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa tingkat inflasi bahan pangan yang bergejolak atau volatile food pada bulan Februari 2024 telah melebihi rata-rata kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN/PNS) dan kenaikan upah minimum regional (UMR).
Kepala Departemen Regional BI, Arief Hartawan, menekankan pentingnya pemerintah untuk mengendalikan tingkat inflasi, khususnya inflasi pada bahan pangan. Hal ini untuk mencegah tergerusnya pendapatan masyarakat akibat meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok yang sudah jauh melampaui kenaikan gaji.
“Jangan sampai kenaikan harga pangan ini menggerogoti kenaikan penghasilan mereka, itu yang penting pertama,” kata Arief dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa & Idul Fitri 2024 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Senin (4/3/2024).
Pada bulan Februari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat inflasi volatile food telah mencapai 8,47% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini mengalami kenaikan dari posisi pada Februari 2023 yang sebesar 7,62%.
Berdasarkan data BI, terungkap bahwa kenaikan gaji bagi ASN periode 2019-2024 hanya sebesar 6,5%, dan tidak ada kenaikan gaji dalam rentang waktu 2020-2023. Sementara itu, kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) rata-rata sebesar 4,9% untuk periode 2020-2024.
“Ini berkaitan dengan pentingnya menjaga harga pangan, karena berdasarkan data historis kami dari tahun 2020 hingga 2023, selama 3-4 tahun terakhir, terjadi kenaikan sekitar 5,2% (inflasi volatile food),” kata Arief.
Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa inflasi dari bahan pangan yang terus meningkat sudah melampaui kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pekerja secara umum.
BI menilai inflasi pangan yang bergejolak perlu dikendalikan agar tetap berada dalam kisaran 5%. Pasalnya, kelompok makanan memiliki bobot relatif besar dalam komposisi pengeluaran masyarakat, yakni mencapai 33,7%. Sementara itu, rata-rata pendapatan masyarakat tetap berada pada kisaran 5-6%.
Kestabilan harga pangan dianggap oleh Bank Indonesia sebagai kunci stabilitas sosial dan keamanan nasional. Target inflasi umum tahun 2024 telah diturunkan menjadi 2,5+-1%, dari tingkat sekitar 3+-1% tahun sebelumnya.
“Inflasi volatile food masih terus meningkat, terutama disebabkan oleh naiknya harga beras, cabai, telur ayam, dan daging ayam ras. Kita harus selalu waspada terhadap hal-hal ini,” ungkap Arief.
Kesimpulan
Bank Indonesia mengingatkan bahwa inflasi bahan pangan yang bergejolak telah melebihi kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Upah Minimum Regional (UMR). Kondisi ini membutuhkan langkah cepat pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan guna mencegah tekanan ekonomi terhadap masyarakat. Pentingnya menjaga harga pangan diharapkan dapat menjaga stabilitas sosial dan keamanan nasional, serta mencapai target inflasi umum yang sudah diturunkan pada tahun 2024.