Karim Benzema Gugat Menteri Dalam Negeri Prancis, Tanda Dukungan pada Palestina Berakhir dengan Konsekuensi?

indotim.net (Kamis, 18 Januari 2024) – Bintang sepakbola, Karim Benzema, secara resmi mengajukan gugatan terhadap Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, pada hari Selasa (16/01), setelah pejabat tersebut menuduhnya terlibat dengan organisasi Ikhwanul Muslimin.

Tudingan dari Darmanin ini muncul setelah Karim Benzema mengirim cuitan pada Oktober 2023, menyuarakan dukungan moral kepada warga Palestina di Gaza yang menjadi korban serangan darat dan udara militer Israel.

Dalam perkembangan terbaru, Karim Benzema menggugat Kemendagri Prancis sebagai dampak dari dukungannya terhadap Palestina.

Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, menuduh Benzema tidak memiliki empati terhadap korban serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu, Hamas juga menyandera sekitar 240 orang Israel.

Mendagri Prancis, Gerald Darmanin, menuduh Karim Benzema memiliki keterkaitan dengan Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi Islam yang dilarang di Arab Saudi, Mesir, dan banyak negara Timur Tengah lainnya.

Benzema, melalui tim hukumnya, mengancam akan mengajukan tuntutan hukum terhadap Darmanin dan secara resmi melakukannya pada pekan ini.

“Karim Benzema tidak pernah memiliki keterkaitan dengan organisasi ini [Ikhwanul Muslimin],” ujar pengacara Benzema, Hugues Vigier.

“Berdoa untuk warga sipil yang hidup di bawah serangan bom bukanlah propaganda Hamas, bukan juga mendukung terorisme ataupun berkolaborasi dengan mereka.”

Mendukung hak-hak rakyat Palestina tidak selalu berarti mendukung terorisme. Pemain bola Real Madrid, Karim Benzema, membuktikan hal ini dengan melakukan gugatan terhadap Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin. Benzema merasa difitnah dan direndahkan oleh Darmanin karena mendukung Palestina.

Vigier juga menyanggah cuitan Benzema yang bermakna mengabaikan serangan Hamas pada 7 Oktober.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan gugatan Benzema terhadap Darmanin?

Apa yang Diumumkan oleh Benzema di Media Sosial dan Apa yang Dituntut oleh Darmanin?

Pada bulan Oktober yang lalu, melalui unggahannya di media sosial X (sebelumnya Twitter), Benzema mengirimkan doa kepada penduduk Gaza yang dalam pandangannya “menjadi korban pengeboman yang tidak adil, yang tidak membeda-bedakan perempuan dan anak-anak”.

Sebagai seorang Muslim, Karim Benzema telah mengambil langkah kontroversial dengan menggugat Menteri Dalam Negeri Prancis. Langkah ini diduga sebagai buntut dari dukungannya terhadap Palestina.

Benzema, yang saat ini menjadi kapten tim Al-Ittihad di Liga Saudi, telah menjadi perhatian publik karena keberaniannya menyuarakan solidaritasnya terhadap bangsa Palestina. Namun, langkah ini ternyata juga berdampak pada hubungannya dengan pihak berwenang di Prancis.

Menurut pengacara Karim Benzema, Hugues Vigier, cuitan yang dilakukan oleh pesepakbola tersebut dianggap “wajar” karena ia merasa empati terhadap orang-orang yang sedang menjadi sasaran serangan.

READ  Aksi Agresif Israel di Gaza Bukanlah Alasan untuk Penyerangan Hamas

Karim Benzema memutuskan untuk menggugat Mendagri Prancis, Gerald Darmanin, atas pernyataannya yang mengkritik sikapnya dalam mendukung Palestina.

Pernyataan gugatan ini muncul setelah Benzema menjadi sorotan publik karena ikut serta dalam protes solidaritas dengan rakyat Palestina. Dalam unggahan Instagramnya, ia mengecam keras kebijakan Israel terhadap Palestina dan menuntut keadilan untuk bangsa tersebut.

Namun, Gerald Darmanin sebagai Mendagri Prancis mengungkapkan pandangan yang berbeda. Menurutnya, sebagai seorang publik figur, Benzema seharusnya mempertimbangkan dampak dari pernyataannya tersebut terhadap situasi dalam negeri.

Darmanin berpendapat bahwa priniciple of non-interference, yaitu prinsip nonintervensi dalam urusan politik luar negeri, seharusnya dijunjung tinggi oleh semua warga negara Prancis. Ia menegaskan bahwa menyuarakan dukungan terhadap Palestina tidak selalu berarti menentang Israel, melainkan juga harus mempertimbangkan stabilitas negara dan hubungan diplomatik Prancis dengan negara lain.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, menuduh Karim Benzema terkait dengan organisasi Ikhwanul Muslimin.

Kepada kanal TV sayap kanan CNews, Darmanin menyoroti Benzema yang tidak menunjukkan simpati yang sama terhadap masyarakat Israel yang menjadi korban serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Lebih lanjut, mantan penyerang utama timnas Prancis tersebut disebut “terkenal memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin”.

“Kita sedang menghadapi monster yang disebut Ikhwanul Muslimin, karena mereka menciptakan suasana ekstremisme Islam,” ujar Darmanin.

Dalam perkembangan terbaru, Karim Benzema, pemain sepak bola asal Prancis, menggugat Menteri Dalam Negeri Prancis.

Isu ini timbul setelah Benzema mendukung Palestina melalui unggahan di media sosialnya. Dia menyatakan solidaritasnya dan mengkritik tindakan Israel dalam konflik yang berlarut-larut.

Dalam gugatannya, Benzema menggunakan analogi mitologi Yunani, yakni Hydra, naga air berkepala banyak yang akan terus menumbuhkan kepala meski sudah dipenggal. Ia mengaitkannya dengan sikap Mendagri Prancis yang terus memperkeruh kondisi hubungan antara masyarakat Muslim Prancis dan Yahudi.

Meski banyak yang mendukung langkah Benzema ini sebagai bentuk kebebasan berpendapat, tentu perlu melihat bagaimana proses hukum selanjutnya dan keputusan yang akan diambil oleh pengadilan terkait gugatan ini.

Baca juga:

  • Liga Saudi: Pemain Terkenal yang Direkrut Oleh Al Ittihad, Al Ahli, Al Hilal, Al Nassr, dan Klub Lainnya
  • Negara-Negara yang Mengutuk Serangan Israel di Gaza dan Negara-Negara yang Mendukung Aksi Israel
  • Pemimpin Negara-Negara Arab dan Islam Menyalahkan Negara-Negara Barat atas Penderitaan Warga Gaza

Ikhwanul Muslimin adalah gerakan yang telah berusia 80 tahun dan berdiri di Mesir.

Pada tahun 2011, Ikhwanul Muslimin membentuk Partai Kemerdekaan dan Keadilan (FJP) sebagai respons terhadap kerusuhan di Mesir yang kemudian mengakibatkan penggulingan Husni Mubarak dari jabatannya.

Partai tersebut berhasil memenangkan mayoritas kursi di parlemen dalam pemilu pertama Mesir yang diselenggarakan secara demokratis setelah enam dekade. Politisi FJP, Mohammad Morsi, kemudian terpilih sebagai presiden Mesir.

READ  Fahri Hamzah: Prabowo Aksi Nyata Dukung Palestina

Keberpihakan Karim Benzema terhadap Palestina dalam konflik Israel-Palestina rupanya menimbulkan kontroversi. Sang penyerang Real Madrid ini dikabarkan telah menggugat Mendagri Prancis terkait dukungannya tersebut.

Benzema yang merupakan keturunan Aljazair, telah berulang kali menunjukkan solidaritasnya dengan Palestina melalui media sosial. Ia mengunggah berbagai pesan dan foto-foto terkait konflik tersebut.

Ketegasan Benzema dalam menyuarakan dukungannya ini menuai beragam reaksi. Ada yang mendukungnya, namun tak sedikit pula yang menentangnya. Salah satu yang menentang adalah Mendagri Prancis, yang menilai sikap Benzema merusak hubungan bilateral antara Prancis dan Israel.

Sebagai tanggapan, Benzema pun bertindak dengan menggugat Mendagri Prancis. Ia berargumen bahwa sebagai warga negara Prancis, ia memiliki hak untuk mengemukakan pendapat dan mendukung perjuangan Palestina.

Hal ini menjadi sorotan publik, karena muncul pertanyaan tentang sejauh mana kebebasan berpendapat seseorang dalam menyuarakan dukungan terhadap suatu isu internasional. Apakah seorang atlet juga memiliki hak tersebut, ataukah harus mempertimbangkan faktor-faktor politik dan diplomatik?

Pihak Mendagri Prancis sendiri belum memberikan komentar resmi terkait gugatan yang diajukan oleh Benzema. Masih belum jelas juga bagaimana perkembangan permasalahan ini dan apa dampaknya terhadap karier Benzema di dunia sepak bola.

Pada tahun 2013, pemerintah Mesir mengumumkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, dan setahun kemudian pengadilan Mesir membubarkan FJP.

Ikhwanul Muslimin kemudian dilarang di Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Namun, di sisi lain, Uni Eropa tidak melarang organisasi tersebut dan tidak menjatuhkan label teroris padanya.

Mengapa Darmanin Menuduh Benzema terkait Ikhwanul Muslimin?

Tudingan Darmanin terhadap Benzema telah menuai banyak kritik, terutama dari kelompok sayap kiri politik Prancis yang menuduh Mendagri tersebut sedang mencari dukungan politis dengan memanfaatkan Benzema.

Persepsi publik terhadap Karim Benzema di Prancis seringkali rumit. Ada yang mengagumi dirinya namun tak sedikit juga yang menyalahkannya atas berbagai masalah yang timbul.

Pada tahun 2021, Karim Benzema dijatuhi hukuman percobaan selama satu tahun oleh pengadilan karena terbukti melakukan pemerasan terhadap rekannya di timnas Prancis, Mathieu Valbuena, dalam sebuah skandal seks. Namun, baru-baru ini Benzema kembali membuat heboh dengan mengajukan gugatan terhadap Menteri Dalam Negeri Prancis terkait masalah pendukungannya terhadap Palestina. Apakah ini merupakan buntut dari kasus sebelumnya?

“Darmanin tengah berkampanye untuk [pemilu Prancis] 2027,” ujar pengamat politik, Philippe Moreau Chevrolet.

“Dia sedang mencari cara yang paling efektif untuk memenangkan dukungan dari pemilih sayap kanan.”

Lingkaran dekat Darmanin mengakui bahwa “tidak ada dasar hukum untuk menuntut Benzema”.

Namun, saat berbicara secara informal dengan media Prancis, mereka menyatakan bahwa Benzema telah “menunjukkan perilaku yang cenderung memiliki karakteristik garis keras Islam Ikhwanul Muslimin”.

READ  Korsel Alami Fenomena Menarik, Kenapa Jumlah Kelahiran Rendah?

Munculnya gugatan dari Karim Benzema terhadap Mendagri Prancis menjadi perbincangan hangat. Sejumlah contoh dipaparkan untuk menguatkan argumen tersebut, antara lain ketidakmauan Benzema untuk menyanyikan lagu kebangsaan Prancis dan “dakwah”-nya di media sosial.

Apa pembelaan Benzema?

Dalam gugatan sepanjang 92 halaman yang diajukan kepada Darmanin, Karim Benzema menyadari bahwa dia terkenal karena hal-hal buruk dan digunakan dalam permainan politik.

Benzema menegaskan: “[Saya] tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan organisasi Ikhwanul Muslimin ataupun, sejauh yang saya ketahui, saya tidak mengenal anggotanya.”

Karim Benzema dan Cristiano RonaldoGetty ImagesKarim Benzema dan Cristiano Ronaldo saling berhadapan saat klub Al Nassr dan Al-Ittihad bertanding dalam Liga Saudi di Jeddah, Desember 2023 lalu.

Menurut Karim Benzema, apa yang terjadi setelah 7 Oktober 2023 seharusnya mendapat respons yang lebih membangun daripada tuduhan-tuduhan yang tidak benar.

Pengacara ternama Prancis, Emmanuel Daoud, mengaku syok atas intervensi Darmanin, seperti yang dilaporkan oleh koran Le Figaro.

“Apakah bisa ditolerir bahwa seseorang [yang merupakan menteri dalam negeri] juga seorang menteri urusan agama mengatakan empati secara spiritual kepada orang-orang Gaza berarti yang bersangkutan bersalah atas kedekatan dengan Ikhwanul Muslimin dan Hamas?” tanya Karim Benzema saat menggugat Mendagri Prancis.

“Kita sekarang berada pada titik yang sangat jauh dari prinsip-prinsip hukum dasar kita.”

Karim Benzema, penyerang Real Madrid, menggugat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prancis, buntut dari dukungannya terhadap Palestina. Gugatan ini menjadi sorotan publik dan menjadi perbincangan hangat di Prancis.

Benzema merasa tidak adil atas tindakan Mendagri Prancis yang mengecam dan menentangnya setelah ia menyuarakan dukungannya kepada Palestina. Ia menganggap bahwa tindakan Mendagri adalah pembatasan kebebasan berpendapat dan bertentangan dengan hak asasi manusia.

Mendagri Prancis, yang saat itu dijabat oleh Clement Beaune, mengeluarkan pernyataan bahwa dukungan Benzema terhadap Palestina adalah tidak tepat dan menyakitkan perasaan komunitas Yahudi di Prancis. Pernyataan tersebut menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Prancis.

Pada bulan sebelumnya, Benzema sempat menuliskan sebuah tweet yang menyatakan dukungannya terhadap Palestina. Ia mengecam tindakan Israel dan menyampaikan simpati kepada korban-korban konflik di wilayah tersebut.

Melalui gugatan ini, Benzema berharap dapat mengungkapkan keyakinannya bahwa setiap individu memiliki hak untuk menyuarakan pendapat dan berpendapat tentang isu-isu politik dan kemanusiaan tanpa dikecam oleh pemerintah atau otoritas negara.

Saat ini, gugatan tersebut sedang dalam proses hukum di pengadilan Prancis. Benzema berharap adanya ketegangan antara pemerintah dan rakyat terkait isu Palestina dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan mengedepankan prinsip kebebasan berpendapat.

Perkembangan selanjutnya mengenai gugatan ini masih akan terus dipantau oleh publik Prancis dan penggemar sepak bola di seluruh dunia.