Wow, Makanan Fermentasi Ajaib yang Bisa Memicu Pertumbuhan Otak!

indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Masih menjadi misteri bagaimana otak berevolusi dari otak primata yang kecil menjadi otak besar yang merupakan sumber kreativitas dan kompleks. Hal ini menjadi dasar penelitian ilmuan untuk mengetahui lebih lanjut.

Para ilmuwan dapat menentukan kapan nenek moyang evolusioner kita mengembangkan otak yang lebih besar, yang ukurannya kira-kira tiga kali lipat seiring evolusi manusia dari primata bipedal yang dikenal sebagai Australopithecus.

Dalam dunia ilmu pengetahuan, pertumbuhan otak manusia selalu menjadi perhatian khusus. Banyak teori mengemukakan kemungkinan faktor pemicu tersebut, namun tetap menjadi misteri bagi para ilmuwan. Salah satunya adalah peran makanan fermentasi dalam meningkatkan pertumbuhan otak.

Para ahli berpendapat bahwa penggunaan api, penemuan proses memasak, serta kemampuan nenek moyang kita untuk menyediakan makanan yang bergizi telah memberikan kontribusi besar terhadap evolusi otak manusia.

Di sisi lain, konsep baru ini menyarankan bahwa fermentasi mungkin memiliki dampak yang signifikan pada evolusi perkembangan otak manusia.

Perubahan Pola Makan Menjadi Kunci Pertumbuhan Otak

Menurut Erin Hecht dalam bukunya yang berjudul “Fermentation technology as a driver of human brain expansion”, ada penjelasan menarik terkait pertumbuhan otak manusia yang terkait dengan apa dan bagaimana manusia memilih makanan.

“Secara metabolik, jaringan otak mahal karena membutuhkan banyak kalori agar terus berjalan dan di sebagian besar hewan memiliki cukup energi untuk bertahan hidup,” ujar Hecht dalam situs Harvard.

Diketahui, nenek moyang Australopithecus yang berotak besar dapat bertahan hidup karena adanya perubahan pola makan.

Kemampuan mengonsumsi makanan fermentasi ternyata telah memberikan kontribusi besar dalam evolusi otak manusia. Studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan fermentasi seperti tempe dan yoghurt dapat merangsang pertumbuhan otak.

READ  {Polisi Selidiki Kasus Keracunan yang Menimpa Siswa SD di Cileungsi Bogor}

Teori juga menunjukkan bahwa perubahan dalam pola makan yang berfokus pada makanan fermentasi seperti tempe, miso, dan yogurt dapat berpotensi memicu pertumbuhan otak. Dalam proses fermentasi, mikroba baik mengubah nutrisi makanan menjadi senyawa yang lebih mudah diserap oleh tubuh, termasuk otak.

“Kapasitas tengkorak nenek moyang berkembang 2,5 juta tahun yang lalu, memberi kita sekitar 1 juta tahun antara peningkatan ukuran otak dan kemungkinan munculnya teknologi memasak. Perubahan pola makan telah berkontribusi mengatasi masalah metabolisme dan fermentasi menjadi salah satu faktor yang memungkinkan,” kata Katherine L. Bryan, peneliti di Institute for Language, Communication, and the Brain di Aix-Marseille Universite, Perancis.

Kandungan Daging yang Dapat Menumbuhkan Otak dan IQ

Pakar mengatakan bahwa primata mulai berpindah dari hutan tropis ke sabana sekitar 6 juta tahun yang lalu. Wilayah prasejarah ini menyediakan buah-buahan dan sayur-sayuran sepanjang tahun.

Mereka kemudian mulai memperoleh asupan nutrisi yang lebih kaya dan padat, termasuk daging, yang merupakan sumber nutrisi penting bagi perkembangan otak mereka. Nutrisi dalam daging, seperti asam lemak omega-3 dan DHA, diketahui berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan daya ingat.

Nah, setelah melalui perubahan lingkungan yang signifikan, banyak mamalia harus berjuang untuk tetap bertahan. Kondisi sabana yang tadinya subur kini mulai mengalami masalah akibat kekeringan yang terus berlanjut.

Nenek moyang menggunakan bahan makanan seperti daging untuk membangun dan memelihara otak. Daging mulai menjadi sumber makanan bagi para nenek moyang di zaman itu.

Penelitian terbaru menyoroti peran makanan fermentasi dalam kesehatan otak manusia. Fermentasi memiliki potensi untuk meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus yang berkontribusi pada kesehatan otak.

Dikutip dari laman Carni Sostenibili, dokter anak Universitas California, Charlotte Neumann, telah mempelajari adanya hubungan antara daging dan pikiran. Menurutnya, mikronutrien dalam daging menjadi bagian penting dari pola makan.

READ  Peran Jokowi di Era Pemerintahan Terkini: Respons Istana

Penelitian yang dilakukan Direktur Institute for the Developing Mind di Rumah Sakit Anak Los Angeles, Bradley Peterson, mengungkapkan bahwa daging dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan IQ karena kandungan zat besi yang tinggi.

“Otak pun mulai mengalami perkembangan seperti neuron yang semakin kompleks, membentuk dendrit seperti cabang yang tertutup duri,” ujarnya.

Bagian sebelumnya telah disebutkan tentang manfaat fermentasi bagi pertumbuhan otak. Proses fermentasi menghasilkan nutrisi yang penting untuk kesehatan otak. Namun, selain makanan fermentasi, pola makan keseluruhan juga berperan penting dalam menjaga kesehatan otak.

Bukti pada Fermentasi

Hecht yakin bahwa sebelum otak membesar, terjadi perubahan pola makan. Para peneliti juga mencatat penelitiannya selama beberapa tahun terakhir bahwa konsumsi daging busuk berkontribusi pada perubahan pola makan.

Hecht dan timnya menunjukkan hipotesis penelitian yang berbeda, yaitu ketika makanan yang disimpan atau difermentasi dan makanan yang dicerna sebelumnya, dapat menyediakan bentuk nutrisi yang lebih mudah diakses.

Pemrosesan makanan melalui fermentasi telah lama dikenal dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi tertentu bagi tubuh. Proses fermentasi tersebut dapat mengubah komponen nutrisi di dalam makanan menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Makanan fermentasi memiliki kemampuan unik untuk merangsang pertumbuhan otak. Tidak hanya itu, makanan tersebut juga dapat memberikan bahan bakar pada otak yang lebih besar, memungkinkan nenek moyang untuk bertahan hidup dan berkembang melalui seleksi alam.

“Studi tambahan tentang respon otak terhadap makanan yang difermentasi dan non-fermentasi dapat berguna, ditambah menggunakan DNA purba,” ucap Hecht.

Para peneliti telah menyimpulkan bahwa hipotesis mengenai fermentasi eksternal yang diajukan untuk menunjukkan adopsi teknologi fermentasi, merupakan mekanisme kunci dalam pertumbuhan otak dan pengurangan usus.

READ  Surya Paloh Ajak Masyarakat Kejar Pemilu 2024 yang Bersih dan Bebas dari Rekayasa Politik

Mereka juga menyimpulkan bahwa konversi fermentasi usus menjadi praktik eksternal yang mungkin menjadi inovasi yang signifikan, yang mengatur kondisi metabolisme untuk pemilihan pertumbuhan otak.