Permintaan Pemakzulan Jokowi: Mencari Perhatian atau Strategi Politik?

indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Sejumlah tokoh yang tergabung dalam Petisi 100 mendatangi Menko Polhukam Mahfud Md untuk menyampaikan permintaan mengenai pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Komandan TKN Echo Hukum dan Advokasi Prabowo-Gibran, Hinca Pandjaitan, menilai permintaan pemakzulan hanya mencari perhatian saja.

“Dalam suasana perayaan demokrasi yang sedang berjalan, semua orang sepertinya sedang berlomba-lomba untuk menjadi sorotan. Apa yang terjadi sekarang ini, mungkin disebut sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian,” ujar Hinca di Markas Besar Fanta, Jakarta, pada Senin (15/1/2024).

Hinca mencatat bahwa usulan pemakzulan Jokowi hanya mengganggu acara demokrasi saat ini. “Menurut saya, waktunya tidak tepat, alasan yang digunakan juga tidak kuat, ini hanya semata-mata untuk mengganggu peristiwa politik yang terjadi setiap lima tahun,” katanya.

Hinca, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, menanggapi permintaan pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo. Dia menyebut permintaan tersebut hanya sebagai upaya mencari perhatian belaka.

Hinca berharap agar pihak yang menginginkan pemakzulan ini dapat menahan diri hingga siklus pemilu ini selesai. Hal ini penting agar proses demokrasi dapat berjalan dengan baik dan masyarakat dapat fokus pada perhelatan pemilu yang sedang berlangsung.

“Saya meminta kepada teman-teman yang menginginkan pemakzulan itu, tahan dulu nafsu politikmu. Ayo, mari kita bersama-sama, seluruh rakyat Indonesia, mendukung dan menjadikan pesta demokrasi ini sukses, ya,” katanya.

“Kalau ada pun idemu, jangan ambil di momen yang seperti sekarang ini, saya kira semua orang kurang pas menerima gagasan itu,” tambahannya.

Hinca kemudian mengungkap alasan mengapa dia tidak setuju dengan usulan pemakzulan Jokowi tersebut. Hinca berharap agar semua pihak dapat menenangkan situasi di tengah kehangatan kontestasi pilpres.

READ  Paus Fransiskus: Misinterpretasi Deklarasi Pemberkatan Pasangan Sejenis

“Jadi saya kira sudahlah kita minta teman-teman cooling down dulu lah sabar dulu sedikit. Nah nanti kalau ada idemu biarlah di kampus-kampus diskusi. Tapi sesudah pemilu aja supaya lebih pas gitu, lebih ilmiah, lebih enak,” tegasnya.

Bagian ini merupakan kesinambungan dari bagian sebelumnya yang membahas mengenai posisi TKN terkait dengan permintaan pemakzulan terhadap Presiden Jokowi. Hinca, yang juga merupakan anggota dari Partai Demokrat, mengungkapkan bahwa dia akan menerima undangan diskusi asalkan disesuaikan dengan waktu yang tepat.

“Kalau kita dari Demokrat diajak diskusi, pasangan capres nomor 02 diajak diskusi, dan teman-teman koalisi diajak diskusi tentang ini, kapan saja kita siap. Tapi, kita harus mencari tahu mengapa orang-orang ini sibuk memikirkan hal yang tidak bermanfaat bagi kemajuan demokrasi kita. Jadi, kita meminta agar teman-teman seperti mereka menjawab pertanyaan kita,” tutupnya.

Kesimpulan

Permintaan pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai hanya sebagai upaya mencari perhatian belaka oleh beberapa tokoh yang tergabung dalam Petisi 100. Hinca Pandjaitan, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, menegaskan bahwa permintaan tersebut mengganggu acara demokrasi saat ini dan tidak memiliki alasan yang kuat. Ia berharap agar pemakzulan ditahan hingga siklus pemilu selesai, sehingga proses demokrasi dapat berjalan lancar. Hinca juga menyarankan agar diskusi mengenai pemakzulan dilakukan setelah pemilu, dengan tujuan yang lebih ilmiah dan sesuai waktu yang tepat.