Tepis Galau Posisi Politik, PD Ungkap Maksud Pidato AHY soal Perubahan

indotim.net (Minggu, 14 Januari 2024) – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai Partai Demokrat (PD) sedang bimbang karena pernyataan Ketua Umum PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengenai upaya perubahan dan perbaikan. Namun, Partai Demokrat membantah penilaian tersebut.

“Pernyataan itu tidak tepat. Tak ada yang galau dan sama sekali tak ada yang mendua, Partai Demokrat tetap konsisten dengan platform perjuangan perubahan dan perbaikan dalam bingkai kesinambungan. Pidato politik Mas Ketum AHY menjadi penting dan relevan untuk menegaskan ini,” kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, kepada wartawan, Sabtu (13/1/2024).

Kamhar lantas menjelaskan detail pidato AHY yang menyinggung soal perubahan itu. Kamhar menyebut pidato AHY mengangkat tema utama tentang kesejahteraan.

“Pidato politik Mas Ketum AHY yang disampaikan ke publik yang mengangkat tema ‘Kesejahteraan Untuk Semua’ merupakan respons politik Partai Demokrat atas dinamika politik kekinian, manakala Pilpres dan Pileg dilaksanakan secara serentak maka perhatian publik tersita sepenuhnya pada pilpres saja. Wacana terkait pileg cenderung menjadi terpinggirkan termasuk diskursus publik terkait platform perjuangan partai politik peserta pemilu. Ini yang mesti dikembalikan pada porsi yang semestinya,” ujar dia.

Menurut Kamhar, publik harus diberikan pemahaman bahwa pemilihan umum legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) memiliki nilai penting yang sama. Meskipun demikian, PD juga mengapresiasi pencapaian pemerintah di setiap periode kepemimpinan presiden.

“Partai Demokrat tetap konsisten dengan platform perjuangan perubahan dan perbaikan dalam bingkai kesinambungan. Ini tidak bergeser se-milimeter pun. Sejak awal, Partai Demokrat menegaskan mengapresiasi capaian-capaian pemerintahan terdahulu mulai dari Presiden Sukarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Pak SBY hingga Pak Jokowi. Yang sudah baik dilanjutkan dan ditingkatkan, yang belum baik diperbaiki, yang tidak tepat dihentikan atau digantikan,” ujar AHY dalam sebuah pidato.

READ  Hasto Ungkap Rahasia di-WA Anies, Pesannya untuk Megawati

“Jadi platform perjuangan perubahan dan perbaikan yang dipresentasikan Partai Demokrat memiliki dasar empiris dalam waktu dan ruang, sejalan dengan catatan prestasi Partai Demokrat. Partai yang berpihak pada rakyat, yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat sendiri,” tambahnya.

Kamhar kemudian menyentuh topik Partai Demokrat yang sebelumnya tergabung dalam koalisi perubahan. Menurutnya, meskipun keluar dari koalisi tersebut dan bergabung dengan koalisi yang mendukung Prabowo-Gibran, Partai Demokrat masih tetap berjuang untuk perubahan dan peningkatan.

“Mas Ketum AHY juga telah menjelaskan bahwa ketika terjadi dinamika politik yang tidak diinginkan akibat perlakuan tidak etis dari koalisi sebelumnya, yang membuat Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran, platform perjuangan perubahan dan perbaikan tidak berubah. Termasuk sikap politik untuk tetap berada di luar pemerintahan atau sebagai oposisi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Kamhar mengimbau agar publik tidak tertipu dengan pihak yang menyuarakan ‘perubahan palsu’, akan tetapi bertentangan dengan realita.

“Rakyat jangan sampai terkecoh oleh partai politik atau pihak-pihak yang menjual wacana ‘perubahan palsu’. Perubahan yang hanya sekadar ucapan, namun bertentangan dengan keseharian dan realita yang dipijaknya. Ini merupakan bentuk pengelabuan kepada publik,” tegasnya.

Partai Demokrat (PD) akhirnya mengungkap maksud dari pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menuai tafsir berbeda terkait perubahan politik. Melalui pernyataan resminya pada hari ini, PD menyebut bahwa pidato AHY bermaksud untuk menghadirkan perubahan dalam kondisi sosial dan politik di Indonesia, bukan sekadar memperoleh jabatan atau posisi politik.

Berbicara dalam sebuah forum diskusi, Jurubicara PD Syaefullah Tamliha menjelaskan bahwa pidato AHY sangat terkait dengan gagasan untuk memperbaiki sistem politik yang ada dan menjalankan pemerintahan yang lebih baik. Menurutnya, PD berkomitmen untuk membawa perubahan yang substansial dalam arah yang lebih baik demi kesejahteraan masyarakat.

READ  Anies: Kita di Pusaran Tantangan, Inkarnasi Negeri Hukum atau Rezim Kekuasaan?

“Poin utama dari pidatonya adalah untuk menyampaikan keinginan PD dalam membangun perubahan nyata. Ini senada dengan semangat yang diajarkan oleh almarhum Ayahanda kita (Susilo Bambang Yudhoyono) dalam membangun negara yang berpihak pada rakyat,” kata Syaefullah.

PD juga menambahkan bahwa pidato AHY bukanlah untuk menegosiasikan posisi atau kekuasaan politik, melainkan mendobrak kebuntuan dan membawa semangat baru dalam kehidupan politik di Tanah Air. Partai tersebut berharap bahwa melalui perubahan yang dilakukan, Indonesia dapat meraih kemajuan yang lebih baik dan menciptakan politik yang lebih bersih.

Pidato AHY

Sebelumnya, dalam pidatonya AHY menyampaikan bahwa ia menerima pertanyaan dari masyarakat saat berkunjung ke berbagai daerah. Menurutnya, masyarakat bertanya apakah Partai Demokrat masih tetap memperjuangkan agenda perubahan dan perbaikan setelah mendukung calon presiden Prabowo Subianto.

“Muncul pertanyaan dari masyarakat, apakah Demokrat masih mampu mengadvokasi agenda perubahan dan perbaikan, sambil melanjutkan yang sudah baik. Namun pada kenyataannya, tidak ada kader Demokrat yang maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden,” ujar AHY dalam pidatonya pada Jumat (12/1).”

AHY menyatakan bahwa agenda perubahan dan perbaikan tetap berlangsung meski Demokrat saat ini berkoalisi dengan partai pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga menyinggung fakta bahwa semua pasangan calon presiden yang berkoalisi memiliki partai pendukung pemerintah Jokowi.

“Jawabannya tetap bisa dilaksanakan, karena faktanya, hampir di semua koalisi ada unsur pemerintahan, dan unsur di luar pemerintahan, artinya posisi kita sama saja,” ucapnya.

PD Dianggap Galau Posisi Politik

Dalam pidato AHY, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengungkapkan pandangannya bahwa pidato AHY terlihat menimbulkan kegalauan terutama terkait posisi politik Partai Demokrat.

READ  Hasil Survei SPIN: 8 Parpol Melebihi Ambang Batas Masuk DPR, PSI 3,8%

“Pidato yang terlihat galau. Terutama dari positioning politik Demokrat. Satu sisi Demokrat hati dan fikirannya penuh dengan semangat perubahan, selalu mengambil jarak berseberangan dengan Jokowi, tapi sisi lainnya Demokrat harus berkompromi dengan realitas politik mendukung Prabowo-Gibran yang notabenenya adalah replika politik Jokowi,” kata Adi kepada wartawan, Sabtu (13/1).