indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, memberikan jawaban terkait solusi agar Indonesia tidak perlu lagi mengimpor pangan. Gibran menyatakan bahwa Indonesia pernah mencapai swasembada pangan sebelum tahun 2023.
Masalah pangan dan impor merupakan perbincangan yang hangat. Pada 2019-2022, Indonesia sebenarnya sudah mencapai swasembada beras. Namun, pada tahun 2023 terjadi fenomena El Nino yang mempengaruhi sebagian besar belahan dunia, sehingga mengharuskan Indonesia melakukan impor beras,” ujar Gibran dalam Debat Pilpres 2024 yang diadakan di JCC Senayan Jakarta pada Minggu (21/1/2024).
Pembahasan mengenai solusi impor pangan, Gibran berfokus pada program Petani Milenial yang diinisiasi oleh Ridwan Kamil. Menurutnya, kunci untuk mengurangi ketergantungan impor pangan di Indonesia adalah dengan meningkatkan produktivitas. Ada dua poin utama yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan produktivitas tersebut, yaitu lahan dan pupuk.
“Kuncinya, sekarang adalah bagaimana kita bekerja sama dalam melakukan perluasan dan intensifikasi lahan secara efektif dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Pupuk adalah kunci utamanya, itulah sebabnya kemarin kami memiliki pabrik pupuk di Fakfak. Ini adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Gibran.
Dalam merespons permasalahan impor pangan, Gibran membahas program petani milenial yang diusulkan oleh Ridwan Kamil. Menurutnya, untuk meningkatkan produktivitas pangan, perlu dilakukan mekanisasi. Gibran juga menekankan pentingnya modernisasi dalam sektor pertanian.
Selain membahas program solusi impor pangan, saat ini Gibran juga membahas program petani milenial yang telah diterapkan di Jawa Barat (Jabar) saat Gubernur Ridwan Kamil memimpin.
“lalu mekanisasi. Kalau tidak ada mekanisasi, produktivitas tak akan meningkat. Ada combine harvester, ada RNU, ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi limbah pangan,” ucap dia.
“Lalu tentu saja kita harus bekerjasama dengan generasi muda. Seperti yang telah dilakukan di Jabar dengan program petani milenial. Kita juga perlu mengedepankan konsep smart farming,” kata Gibran.
Gibran menjelaskan bahwa modernisasi alat pertanian dapat membantu proses bertani, terutama dalam mengecek kesuburan dan keasaman (pH) tanah menggunakan alat berbasis Internet of Things (IoT). Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) untuk menyemprotkan pestisida.
Selain itu, Gibran juga menanggapi kritik terhadap food estate. Dia menyatakan bahwa program food estate akan menunjukkan hasilnya setelah beberapa kali panen.
“Jadi memang yang namanya food estate, lahan pertanian itu adalah program jangka panjang pak. Jadi tidak bisa di-judge, sekali panen, kedua, ketiga itu pasti tidak bisa 100%. Ini yang petani pasti paham. Baru nanti panen keenam, ketujuh, kedelapan baru akan kelihatan apa hasilnya,” ujar dia.
Kesimpulan
Gibran Rakabuming Raka, calon Wakil Presiden nomor urut 2, mengusulkan program Petani Milenial sebagai solusi impor pangan di Indonesia. Menurutnya, meningkatkan produktivitas adalah kunci untuk mengurangi ketergantungan impor pangan. Dalam program ini, fokus diberikan pada perluasan dan intensifikasi lahan, serta penggunaan pupuk yang efektif. Selain itu, Gibran juga menyoroti pentingnya mekanisasi dan modernisasi dalam pertanian, termasuk penggunaan alat berbasis IoT seperti drone. Program petani milenial yang telah diterapkan di Jawa Barat juga menjadi contoh kesuksesan dalam meningkatkan produktivitas pangan. Meskipun ada kritik terhadap program food estate, Gibran menegaskan bahwa hasilnya akan terlihat setelah beberapa kali panen.