Varietas Cabe Unggul! Meningkatkan Produktivitas Cabe
Pada kesempatan kali ini kita akan belajar atau membahas budidaya tanaman cabe. Bagaimana cara meningkatkan produktivitas tanaman cabe tanpa menggunakan pupuk yang belibet alias ribet. Hal ini sangat menarik. Kita bisa lihat gambar di bawah, ketinggian tanaman hanya sekitar 80 cm sampai 1 meter. Itu artinya tanaman sangat pendek. Tapi dari kejauhan, ini yang nampak adalah buahnya. Sedikit informasi juga, tanaman cabe ini jumlah kali petikan sudah 20 kali petik tapi produktivitasnya masih sangat tinggi. Kemudian, daunnya juga masih sangat sehat. Apa rahasianya dan bagaimana cara bisa menghasilkan tanaman seperti ini? Tanpa lama-lama lagi kita akan langsung masuk pada sesi pembahasan.
Varietas cabe unggul Pakem 21
Varietas yang disebut adalah Pakem 21. Tipikal varietas ini adalah berbuah ke atas dan memiliki produktivitas tinggi. Varietas ini hingga petikan ke-20 masih mampu menghasilkan buah cabe yang lebat. Tanaman dengan varietas ini akan tumbuh tidak terlalu tinggi. Kebanyakan orang akan mengira jika tanaman tidak terlalu tinggi disebabkan kekurangan nutrisi. Bahkan varietas ini mampu tumbuh subur pada lahan bekas tanaman sebelumnya. Caranya dengan memberi pupuk kandang kotoran kambing pada lubang tanam terlebih dahulu. Pemberian pupuk kandang hingga masa tanam terdapat jeda waktu selama 10 hari. Fungsi masa jeda ini berguna untuk meleremkan atau tanah lebih siap menyerap hara. Cara ini sangat efektif apabila ingin mengurangi ongkos atau biaya lain-lain.
Pengocoran
Selain itu, untuk perawatan tanaman cabe ini perlu pengocoran. Pengocoran tergolong sering dilakukan, yakni seminggu sekali menggunakan ultradap. Pada sela-sela lubang tanam terdapat lubang yang diletakkan di pinggir. Lubang tersebut berfungsi sebagai pupuk susulan. Pupuk susulan yang digunakan ialah KCl dan Ponska kemudian Mutiara dan Ponska. Penggunaan pupuk susulan yang pertama adalah Mutiara dengan Ponska, sedangkan susulan kedua KCl dengan Ponska. Pupuk susulan pertama dilakukan ketika tanaman cabe berusia 2 bulan. Sedangkan susulan kedua ketika tanaman sudah berbuah sekitar umur 3 bulan menggunakan KCl dan Mutiara. Dosis atau takaran untuk tiap lubangnya hanya 1 sendok makan saja. Memang cukup irit. Pengocoran hanya dengan menggunakan Ultradap saja sudah cukup, karena kandungannya phospat 60 % dan nitrogen 12 %. Hal ini disadari karena merupakan lahan bekas. Dan, benar saja, akibatnya tanaman akan tumbuh tidak terlalu tinggi. Dengan tumbuhnya tanaman cabe yang pendek, artinya apakah hal tersebut merupakan sebuah kerugian atau keuntungan bagi petani? Ada yang mengatakan tanaman yang pendek itu menguntungkan, karena mudah merawatnya dan berbuah lebat. Tidak terlalu beresiko apabila ada angin dan hujan lebat. Indikator keberhasilan tanaman cabe bukan berdasarkan tinggi tanamannya, melainkan buahnya. Semakin panjang ruas antar batang, maka semakin tinggi resiko yang ditimbulkan karena jaringan sponnya semakin banyak atau mendominasi. Sedangkan tanaman yang pendek memiliki daya tahan yang lebih tinggi. Pada umumnya, ketika memasuki musim hujan akan muncul banyaknya patek. Sedangkan untuk obat patek bisa menggunakan Tandem, Antracol, sedangkan untuk insektisida bisa menggunakan Akron. Dengan sistem menanam seperti ini, maka tidak perlu lagi menggunakan pupuk buah via atas karena tanaman sudah sangat terpenuhi kebutuhan haranya, sehingga sudah subur. Jadi, untuk bagian atas lebih fokus pada pengendalian fungisida dan anthracnose dengan menggunakan propineb ditambah mankozeb, adopsi tropin, dan difenokonazol.
Efektivitas masa panen
Setelah tanaman cabe berbuah, maka dengan sistem bertanam seperti ini bisa menghasilkan 20 kali petikan lebih. Bahkan setelah petikan ke-20 tanaman cabe masih sangat produktif. Demikian ini sudah teruji dan berhasil. Selama 20 petikan lebih tersebut, interval pemetikan buah adalah 2 hari 1 kali petik. Alasan mengapa interval dibuat demikian adalah supaya tanaman tetap subur dan berbuah terus. Dan, cara memanen cabenya ketika cabe belum sampai berwarna merah. Cara memanen seperti ini membuat cabe lebih tahan lama, berbobot, serta masa panen yang lebih lama. Salah satu keunggulan lain dari sistem seperti ini adalah mampu memotong siklus penyebaran antraknus atau patek. Karena setiap pemetikan, patek juga akan ikut dihilangkan sehingga resiko penularan patek berkurang. Sedangkan untuk masa panen yang lebih lama, logikanya begini, ketika cabe mau berwarna merah tapi tidak dipetik menunggu pematangan, maka nutrisi dari bawah akan fokus pada pematangan buah. Nah, jika interval pemetikan semakin dijarangkan maka tingkat keberhasilan bunga menjadi buah akan berkurang atau lebih rendah karena nutrisi yang disalurkan dari bawah fokus pada pematangan buah. Tapi dengan sistem seperti ini, cabe belum terlalu masak sudah dipetik, buah belum terlalu masak dipetik, maka bunga dan buah yang gagal menjadi minim alias berkurang. Sehingga kalkulasi akhir produktivitas yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Dan satu lagi kelebihan cara seperti ini adalah warna daun masih nampak segar, sehat, dan tidak terlihat kekurangan nutrisi karena nutrusi dari bawah fokus ke buah. Berbuah langsung dipetik, berbuah langsung dipetik, begitu seterusnya. Sehingga fokus nutrisi terletak pada bunga sekaligus daun masih aman. Kunci dari meningkatkan produktivitas tanaman cabe adalah merapatkan interval pemetikan. Hal ini bisa dilakukan setiap 2 hari sekali. Demikian sobat indotim, semoga artikel mengenai produktivitas cabe supaya lebat bermanfaat.