indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang penuh makna. Melalui bait-baitnya, puisi bisa memperlihatkan ekspresi, pemikiran, dan perasaan yang mendalam dari penyairnya. Kali ini, kita akan menyajikan 7 contoh puisi dengan 4 bait yang mengangkat tema kehidupan dan pendidikan.
Bahasa yang terdapat dalam puisi terikat oleh unsur-unsurnya yang mencakup irama, matra, rima, larik, dan bait. Pemilihan kata-kata yang indah juga lebih diutamakan dalam karya sastra ini.
Puisi dapat menjadi wadah bagi penyair untuk mengungkapkan ide, imajinasi, maupun pemikiran mereka tentang berbagai hal. Salah satu tema yang sering diangkat dalam puisi adalah kehidupan dan pendidikan. Selain itu, tema-tema seperti Tuhan, kerinduan, dan cinta juga sering menjadi inspirasi bagi para penyair.
Temukan ragam contoh puisi 4 baris yang mengangkat beragam tema dalam penuturan di bawah ini.
Contoh Puisi 4 Bait
Di bawah ini terdapat beberapa contoh puisi 4 bait yang mengangkat tema kehidupan dan pendidikan, diambil dari berbagai sumber.
1. Kerendahan Hati
Oleh: Taufik Ismail
Kalau engkau tak mampu menjadi pohon beringin yang kokoh di puncak bukit, maka jadilah semak belukar yang subur, tumbuh dengan indah di pinggir danau, memberikan perlindungan bagi makhluk hidup kecil.
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput
Tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Jadilah dirimu, bukanlah tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri, sebagaimana tidak semua menjadi kapten, tentu harus ada awak kapalnya.
(Dikutip dari buku Fresh Update Mega Bank Soal Bahasa Indonesia SMP Kelas 1, 2, & 3 oleh Tim Guru Eduka)
2. Sepertiga Malam
Oleh: Nazliza Radiah Zahra
Di sepertiga malam, Angin malam berdiur membangunkan aku dari lelap. Mataku terbuka. Tiba-tiba, aku rindu bercerita kepada Tuhan.
Kesunyian malam menjadi saksi kehidupan yang tercari-cari, menyisipkan benang-benang makna yang merayap perlahan. Dalam hening yang indah, aku memahami bahwa pendidikan bukan sekadar proses, melainkan perjalanan menuju cahaya pengetahuan.
Tuhan, lelahku hari ini kembali menghasilkan tangis. Aku ingin bangkit, tetapi, realita yang tak sesuai harap kembali menjatuhkanku.
Tuhan, aku selalu ingin menutup hari dengan tawa
Tetapi, selalu ada kecewa yang mendera
Haruskah aku berpura-pura bahagia?
Di sepertiga malam, aku kembali mengaduh
Tuhanku Maha Mendengar
Aku akan terus berdoa sampai Tuhan memberiku bahagia
(Dikutip dari Buku Kumpulan Puisi oleh Nazliza Radiah Zahra)
3. Gembala
Oleh: Muhammad Yamin
Perasaan siapa ta ‘kan nyala
Melihat anak berelagu dendang
Seorang saja di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh di bawah kayu nan rindang
Semenjak pagi meninggalkan kandang
Pulang ke rumah di senja kala
Bagian sebelumnya mengangkat kisah tentang perjuangan seorang guru dalam membimbing generasi muda menuju cahaya ilmu pengetahuan. Sekarang, kita beralih ke sudut pandang anak gembala yang juga memiliki kisah hidupnya sendiri, terpapar dalam empat bait puisi yang sarat makna.
Jauh sedikit sesayup sampaiTerdengar olehku bunyi serunaiMelagukan alam nan molek permai
Wahai gembala di segara hijau Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau Maulah aku menurutkan dikau
(Dikutip dari buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP & MTs Kelas 7 Jilid 1 oleh Dawud, dkk)
4. Tombak Keberhasilanku
Oleh: Amanda Nurdhana D
Pena meliuk di atas lembar kertas, mencipta riuh kata-kata yang terbentuk dari ruang hampa, mencurahkan makna yang terpintal indah. Cahaya mencuat di reruntuhan pikiranku, membimbing diriku ke jalan tanpa akhir yang dipenuhi cahaya sukses.
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu untuk mencerdaskan generasi mudamu. Terima kasih kuucapkan untukmu, Guruku. Kau adalah orang tua keduaku.
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
(Dikutip dari buku Puisi Pendidikan oleh Rabiah, dkk)
5. Padamu Jua
Oleh: Amir Hamzah
Habis kikis
Segala cinta hilang terbang
Pulang kembali aku pada-Mu
Seperti dahulu
Engkaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Di mana Engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
(Dikutip dari Kitab Bahasa Indonesia oleh Agus Wiyanto)
Puisi seringkali menjadi cermin dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks pendidikan. Dalam puisi 4 bait ini, penulis menggambarkan beragam aspek kehidupan pendidikan dengan indah. Setiap bait puisi menjadi jendela yang mengungkap makna mendalam.
6. Merindu
Oleh: Fitria Angkasa
Katakan pada hujan, kenapa kau selalu mengingatkan akan rindu
Katakan pada mendung kenapa kau selalu mengingatkan akan merdu suara
Katakan pada air yang mengguyur bumi Kenapa sejuk udaramu membuat hati semakin merindu
Merdu suara mengalun, meneduhkan dan selalu menghangatkan. Rindu selalu membuncah bersama mendung dan turunnya rintik-rintik hujan. Dia berkata jangan hanya menulis bait-bait puisi tentang mendung dan hujan. Rangkailah tentang panas yang menghanyutkan.
Tak tahukah dia hati semilir dan mendingin tidak dapat dipaksa.
Hujan dan mendung adalah keterikatan antara rindu, kangen, dan suara.
Tetap berharap untuk bersua meski harap yang tak nyata.
Menjadi bayang dalam sebuah harap yang selalu berlalu Dalam setiap kegetiran akan sebuah pertemuan Akankah datang pada masanya hadirmu ada nyata Entah kapan pada waktunya
Begitulah ciptaan Sang Pencipta Menjalin betapa indahnya kehidupan yang terus berproses setiap hari Tak pernah terputus dalam mataharinya
(Dikutip dari buku Kumpulan Puisi Gugurnya Sajak-Sajak Rindu oleh Fitria Angkasa)
7. Perasaan Itu
Oleh: Safina Ramadinta
Kehidupan di kelas adalah sebuah cerminan dari perasaan yang terpendam.
Saat pertama kali kumelihatmuAku selalu benci dengan sikapmuTapi entah mengapa semuanya berbedaPerasaan aku jadi berbeda saat kenal kau
Meski aku kadang benci dengan perasaan itu, ada saat-saat di mana perasaan yang tak kusukai itu muncul begitu saja. Namun, dalam hati, aku berharap ia hanya singgah sesaat. Sesaat saja, lalu lenyap seperti tidak pernah ada.
Aku merenung, apakah ini benar-benar perasaan yang nyata?
Atau hanyalah sebatas khayalan belaka,
Pikiranku bergejolak dalam kebimbangan ini
Aku hanya bingung dan bingungSetiap hari aku hanya melihat kauKau selalu membuat jantungku berdetakTapi yang aku tahuKau tidak pernah suka padaku
(Dikutip dari buku Rindu Yang Selalu Datang oleh Safina Ramadinta)
Nah, itulah beberapa contoh puisi 4 bait yang mengangkat tema kehidupan dan pendidikan. Semoga puisi-puisi ini dapat memberikan inspirasi dan pemahaman yang lebih dalam tentang makna kehidupan dan pentingnya pendidikan dalam menjalani kehidupan. Jangan ragu untuk mengapresiasi keindahan puisi dan merenungkan setiap bait yang disajikan.