Perang Israel Vs Hamas: Isu Gencatan Senjata di Pekan Ini

indotim.net (Minggu, 25 Februari 2024) – Serangan Israel Vs Hamas di seluruh Jalur Gaza terjadi selama akhir pekan ini. Bentrokan tersebut terjadi saat negara-negara sedang melakukan mediasi untuk mencari titik temu guna kemungkinan gencatan senjata yang dapat membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Informasi yang diambil dari Reuters pada hari Minggu (25/2/2024) menunjukkan bahwa kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata masih belum pasti. Israel menyatakan niatnya untuk terus melakukan upaya untuk menghancurkan Hamas secara lebih luas. Sementara itu, faksi Islam tetap kukuh dalam tuntutannya untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama hampir lima bulan dengan cara yang permanen.

Sejumlah warga melaporkan pasukan Israel menembaki beberapa daerah di wilayah kantong tersebut ketika tank-tank merapat ke Beit Lahiya. Sementara itu, tentara dan kelompok bersenjata terlibat dalam pertempuran di sektor Zeitoun, Kota Gaza.

Setidaknya 86 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak Sabtu, kata petugas medis.

Sementara militer Israel mengatakan dua tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza selatan dan pasukannya telah membunuh atau menangkap beberapa pria bersenjata Palestina di Zeitoun dan tempat lain.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumpulkan kabinet perangnya untuk memberikan pengarahan pada Sabtu malam kepada para kepala intelijen yang kembali dari pertemuan dengan mediator Qatar, Mesir, dan AS di Paris mengenai kemungkinan gencatan senjata kedua di Gaza.

Perkembangan Pembicaraan Gencatan Senjata

Kabar terbaru menyebutkan bahwa delegasi Israel sebelumnya merencanakan pertemuan dengan mediator dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) di Paris, Prancis. Pertemuan tersebut dijadwalkan untuk membahas kemungkinan gencatan senjata di wilayah Gaza yang terus dilanda konflik.

READ  Gibran Rakabuming: Persiapan Jelang Debat Cawapres Kedua

Dilansir dari Reuters pada Minggu (25/2/2024), pertemuan penting direncanakan akan diselenggarakan di Paris pada Sabtu (24/2) waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan negara diharapkan membahas isu pembebasan sandera yang saat ini ditahan oleh kelompok Hamas.

Menanggapi perkembangan terbaru, Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, optimis dengan potensi kemajuan yang bisa dicapai. “Dari apa yang saya dengar dalam beberapa jam terakhir, ada kemungkinan untuk mencapai kemajuan,” ujarnya kepada Channel 12 TV Israel.

Hanegbi tidak memberikan detail lebih lanjut. Meskipun begitu, dia memberikan isyarat setuju ketika ditanya apakah akan ada kemajuan tepat saat bulan Ramadan, yang dimulai sekitar 10 Maret. Dalam konflik-konflik sebelumnya, Ramadan sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mencoba gencatan senjata.

Meskipun demikian, pernyataan dari kedua belah pihak terus menyulut ketegangan di wilayah tersebut. “Kami tidak akan mundur, kami akan tetap berjuang,” tegas juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, dalam sebuah wawancara terbaru. Sementara itu, Israel membantah tudingan itu dan menyebut tindakannya sebagai langkah preventif demi keamanan nasional.

Sementara Israel fokus pada upaya untuk mengubah perjanjian apa pun menjadi perjanjian pertukaran tawanan, Hamas menegaskan bahwa perjanjian apa pun harus didasarkan pada komitmen pendudukan Israel untuk mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza,” kata pejabat tersebut dalam sebuah wawancara dengan Reuters.

Kesimpulan

Serangan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza memunculkan ketegangan yang tinggi pada akhir pekan ini, terutama dalam konteks upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata guna pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. Meskipun terdapat usaha dari pihak-pihak terkait untuk merundingkan kesepakatan, kemungkinan tercapainya gencatan senjata masih belum pasti. Dalam upaya untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama hampir lima bulan ini, pernyataan keras dari kedua belah pihak terus menunjukkan ketidakpastian mengenai masa depan situasi di wilayah tersebut.

READ  Bos PLN Ungkap Rencana Pembangunan 80 GW Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan hingga 2040