indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) akhirnya mengungkapkan alasan mengapa pihaknya mengubah sejumlah nama halte TransJ. Alasan ini diungkap setelah pergantian nama halte disorot masyarakat dan DPRD DKI Jakarta.
Dirangkum Sabtu (13/1/2024), terjadi pergantian nama halte pada 13 koridor TransJ. Berikut daftar halte dan pergantian namanya:
Koridor 1
Berikut adalah daftar perubahan nama halte TransJakarta:
- Karet Sudirman menjadi Karet
- Dukuh Atas 1 menjadi Dukuh Atas
- Bank Indonesia menjadi Kebon Sirih
- Monas menjadi Monumen Nasional
- Olimo menjadi Taman Sari
- Kali Besar Barat menjadi Kali Besar
- Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah Jakarta
Pada artikel ini akan dibahas mengenai alasan diubahnya nama halte TransJakarta pada Koridor 2.
Setelah penelitian dan kajian yang mendalam, pihak TransJakarta melakukan perubahan nama beberapa halte. Perubahan ini bertujuan untuk memperjelas letak dan menghindari kebingungan pengguna transportasi umum. Berikut adalah daftar perubahan nama halte TransJakarta:
- Pulogadung 1 menjadi Pulo Gadung
- ASMI menjadi Perintis Kemerdekaan
- Cempaka Timur menjadi Cempaka Mas
- RS Islam menjadi Sumur Batu
- Cempaka Tengah menjadi Cempaka Baru
- Ps Cempaka Putih menjadi Pasar Cempaka Putih
- Senen menjadi Pasar Senen
- Atrium menjadi Senen Raya
- Deplu menjadi Pejambon
- Gambir 1 menjadi Gambir
- Monas menjadi Monumen Nasional
Perubahan ini diharapkan dapat memudahkan pengguna TransJakarta dalam mencari dan mengenali lokasi halte. Selain itu, perubahan ini juga memberikan gambaran jelas tentang tujuan dari setiap halte tersebut.
Koridor 3
Setelah penelitian yang teliti dan melibatkan pihak terkait, akhirnya terungkap alasan diubahnya nama beberapa halte TransJakarta. Pada artikel sebelumnya, kami telah membahas lima halte yang mengalami perubahan nama. Berikut ini adalah lima halte TransJakarta lainnya yang juga mengalami perubahan nama:
- No. 19: Halte Dispenda Samsat Barat diubah menjadi Halte Pulo Nangka
- No. 20: Halte Indosiar diubah menjadi Halte Damai
- No. 21: Halte Grogol 1 diubah menjadi Halte Grogol
- No. 22: Halte RS Sumber Waras diubah menjadi Halte Roxy
- No. 23: Halte Monas diubah menjadi Halte Monumen Nasional
Perubahan nama halte ini dilakukan dengan pertimbangan untuk memudahkan masyarakat dalam mengidentifikasi lokasi halte serta meningkatkan citra dari halte tersebut. Melalui perubahan ini, diharapkan pengguna TransJakarta akan lebih mudah dalam mencari dan menggunakan jasa transportasi publik ini.
Pada bagian ini, kita akan membahas alasan diubahnya nama halte TransJakarta pada Koridor 4. Mari kita simak penjelasannya.
Sejumlah halte TransJakarta di ibu kota mengalami perubahan nama. Pergantian nama halte ini bertujuan untuk memudahkan penumpang dalam mengenali lokasi yang dituju. Berikut adalah beberapa halte yang mengalami perubahan nama:
- Pulogadung 2 menjadi Pulo Gadung
- Ps. Pulogadung menjadi Pasar Pulo Gadung
- TU Gas menjadi Pemuda Merdeka
- Sunan Giri menjadi Kayu Jati
- UNJ menjadi Rawamangun
- Pramuka BPKP menjadi Simpang Pramuka
- Pramuka LIA menjadi Pramuka Sari
- Matraman 2 menjadi Flyover Pramuka
- Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung
Koridor 5
Berikut adalah beberapa perubahan nama halte TransJakarta:
- Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari
- Budi Utomo menjadi Lapangan Banteng
- Salemba UI menjadi Salemba
- Salemba Carolus menjadi Paseban
- Matraman 1 menjadi Matraman
- Slamet Riyadi menjadi Kesatrian
- Pasar Jatinegara menjadi Bali Mester
- Jatinegara RS Premier menjadi Jatinegara
Koridor 6
Berikut adalah beberapa perubahan nama halte TransJakarta:
- Departemen Pertanian menjadi Simpang Ragunan
- SMKN 57 menjadi Jati Barat
- Imigrasi menjadi Warung Buncit
- Kuningan Timur menjadi Underpass Kuningan
- Departemen Kesehatan menjadi Kuningan
- GOR Soemantri menjadi Rasuna Said
- Setiabudi Utara menjadi Setiabudi
- Latuharhary menjadi Flyover Kuningan
- Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung
Koridor 7
50. RS Harapan Bunda menjadi Trikora
51. Ps. Induk Kramat Jati menjadi Pasar Induk
52. Ps. Kramat Jati menjadi Kramat Jati
53. PGC 1 menjadi Cililitan
55. BKN menjadi Cawang Cililitan
55. Cawang UKI menjadi Cawang Sentral
56. BNN menjadi Cawang
57. Cawang Otista menjadi Cawang Baru
Koridor 8
Berikut adalah beberapa perubahan nama halte TransJakarta:
- 58. Pondok Indah 1 menjadi Underpass Lebak Bulus
- 59. Pondok Indah 2 menjadi Pondok Indah
- 60. Tanah Kusir Kodim menjadi Tanah Kusir
- 61. Kebayoran Lama Bungur menjadi Bungur
- 62. Pasar Kebayoran Lama menjadi Kebayoran
- 63. Permata Hijau RS Media menjadi Arteri
- 64. Kedoya Assiddiqiyah menjadi Kedoya Panjang
- 65. Kedoya Green Garden menjadi Kedoya
- 66. Indosiar menjadi Damai
- 67. Grogol 2 menjadi Grogol Reformasi
- 68. S Parman Podomoro City menjadi Tanjung Duren
- 69. Tomang Mandala menjadi Tomang Raya
- 70. RS Tarakan menjadi Tarakan
Perubahan nama halte ini dilakukan untuk mempermudah penumpang dalam mengingat nama dan lokasi halte TransJakarta yang ada. Pemerintah Kota Jakarta berharap dengan perubahan nama ini, penumpang dapat lebih mudah menemukan dan menggunakan layanan transportasi publik ini.
Pemerintah Kota Jakarta Barat secara resmi mengumumkan alasan diubahnya nama halte TransJakarta di Koridor 9. Perubahan nama ini dilakukan agar lebih mudah diingat oleh pengguna layanan transportasi umum.
71. Garuda Taman Mini menjadi Makasar
72. Cawang UKI menjadi Cawang Sentral
73. BNN menjadi Cawang
74. Cawang Ciliwung menjadi Ciliwung
75. Cikoko St. Cawang menjadi Cikoko
76. Tebet Eco Park II menjadi Tebet Eco Park
77. Pancoran Barat menjadi Pancoran
78. Kuningan Barat menjadi Simpang Kuningan
79. Gatot Subroto Jamsosek menjadi Denpasar
80. Gatot Subroto LIPI menjadi Widya Chandra
81. Senayan JCC menjadi Senayan
82. Slipi Petamburan menjadi Petamburan
83. Slipi Kemanggisan menjadi Kemanggisan
84. RS Harapan Kita menjadi Kota Bambu
85. S Parman Podomoro City menjadi Tanjung Duren
86. Grogol 2 menjadi Grogol Reformasi
87. Latumeten St. Grogol menjadi Kali Grogol
Koridor 10
88. Enggano menjadi Mambo89. Permai Koja menjadi Koja90. Plumpang Pertamina menjadi Plumpang91. Yos Sudarso Kodamar menjadi Kodamar92. Cempaka Mas menjadi Simpang Cempaka93. Ahmad Yani Beacukai menjadi Pisangan94. St. Jatinegara menjadi Flyover Jatinegara95. Cipinang Kebon Nanas menjadi Kebon Nanas96. Penas Kalimalang menjadi Halim97. Cawang Soetoyo menjadi Simpang Cawang98. Cawang UKI menjadi Cawang Sentral99. BKN menjadi Cawang Cililitan100. PGC 2 menjadi PGC
Pada bagian ini, kita akan membahas mengenai alasan diubahnya nama halte TransJakarta yang terletak di Koridor 11. Namun, sebelum membahas lebih jauh, mari kita simak informasi mengenai halte TransJakarta di Koridor 11 terlebih dahulu.
101. Perumnas Klender diubah menjadi Flyover Pondok Kopi
102. Flyover Radin Inten diubah menjadi Simpang Buaran
103. Flyover Klender diubah menjadi Klender
104. Imigrasi Jakarta Timur diubah menjadi Flyover Cipinang
105. St. Jatinegara 2 diubah menjadi Stasiun Jatinegara
106. Jatinegara RS Premier diubah menjadi Jatinegara
Koridor 12
Berdasarkan perubahan yang terjadi, berikut ini adalah daftar nama-nama halte TransJakarta yang mengalami perubahan:
- 107. Enggano menjadi Mambo108.
- Permai Koja menjadi Koja109.
- Plumpang Pertamina menjadi Plumpang110.
- SMP 140 menjadi Sunter Utara111.
- Kemayoran Landas Pacu Timur menjadi Landasan Pacu112.
- Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari113.
- ITC Mangga Dua menjadi Mangga Dua114.
- Pangeran Jayakarta menjadi Mangga Dua Raya115.
- Kali Besar Barat menjadi Kali Besar116.
- Bandengan Selatan menjadi Bandengan117.
- Landmark Auto Plaza menjadi Pluit Selatan118.
- Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Perubahan ini didasarkan pada pertimbangan untuk memberikan informasi yang lebih jelas dan memudahkan pengguna TransJakarta dalam mengenali dan mengingat nama halte. Diharapkan dengan perubahan ini, pengguna dapat dengan lebih mudah dan cepat menemukan halte tujuan mereka.
Koridor 13
Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa nama halte TransJakarta mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan penyesuaian dengan kebutuhan dan perkembangan wilayah di sekitar halte-halte tersebut.
Pada kesempatan ini, akan diungkap alasan diubahnya beberapa nama halte TransJakarta:
- 119. Tendean menjadi Tegal Mampang
- 120. Tirtayasa menjadi Pasar Santa
- 121. Adam Malik menjadi Petukangan Utara
Perubahan nama halte ini dilakukan dalam rangka memberikan kejelasan dan kemudahan bagi pengguna TransJakarta serta masyarakat umum. Selain itu, penyesuaian nama halte juga merupakan upaya untuk mendukung penataan transportasi publik yang lebih efektif dan efisien di Kota Jakarta.
Perubahan nama halte TransJakarta diketahui setelah masyarakat mengeluh. Mereka mengeluh karena tidak adanya sosialisasi mengenai perubahan nama tersebut oleh pihak TransJ.
Seperti diketahui, TransJ mengumumkan perubahan nama halte TransJakarta pada hari Jumat, 12 Januari kemarin. Namun, warga sudah mengetahui perubahan nama tersebut sejak Rabu, 10 Januari.
Pada Rabu (10/1/2024), terlihat bahwa beberapa halte TransJakarta mengalami perubahan nama. Salah satunya adalah Halte Tirtayasa di Petogogan, Jakarta Selatan, yang kini berganti nama menjadi Halte Pasar Santa. Selain itu, Halte Tendean di Jakarta Selatan juga mengubah namanya menjadi Halte Tegal Mampang, dan Halte Sarinah di Jakarta Pusat menjadi Halte MH Thamrin.
Sejumlah pengguna X juga mengeluhkan nama-nama halte TransJakarta yang berganti, antara lain Halte S Parman Podomoro City di Tomang, Jakarta Barat, menjadi Halte Tanjung Duren, Halte Harapan Kita di Jakarta Barat menjadi Halte Kota Bambu, Halte Senayan JCC di Jakarta Pusat menjadi Halte Senayan, serta Halte Dukuh Atas 2 menjadi Halte Galunggung.
Pengguna TransJ juga mengeluhkan nama rute atau halte tujuan akhir di layar yang terdapat Halte TransJakarta sudah berganti, namun nama rute di layar pada bus TransJ belum. Hal itu dianggap membingungkan.
Kebingungan masyarakat di media sosial ini juga mendapat sorotan dari perwakilan rakyat di DPRD DKI. Perubahan nama tanpa melakukan sosialisasi dianggap membingungkan.
Selanjutnya, berikut adalah alasan diubahnya nama halte TransJakarta.
Kritik Perubahan Nama
Sorotan datang dari Legislator Kebon Sirih. Anggota DPRD DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, merasa tidak senang dengan perubahan nama-nama halte TransJakarta tersebut. Menurutnya, tidak ada sosialisasi yang dilakukan terkait pergantian nama tersebut.
“Oke, kalau Pj merasa dirinya besar, merasa orang dekat Istana, nggak ada masalah tidak disampaikan sama DPRD. Tapi harusnya diinformasikan, disosialisasikan ke pengguna TransJ dong. Ini gimana kagak disosialisasikan? Jangan-jangan orang ada yang kelewat, ada yang salah, membingungkan,” kata Hasbi saat dihubungi, Rabu (10/1).
Kritik juga datang dari Fraksi PKS M Taufik Zoelkifli menyoroti pergantian nama sejumlah halte TransJakarta. Dia meminta perubahan nama halte TransJ disosialisasi supaya warga tak ribut.
“Kalau tidak disosialisasikan dengan baik, akan timbul keributan lagi, dan dapat menyesatkan warga,” ujar Taufik.
Taufik mengaku tidak mempermasalahkan jika halte-halte itu mengalami perubahan nama. Dia menyatakan bahwa penamaan halte TransJ memang akan dimodifikasi secara komersial sehingga TransJ bisa mendapatkan penghasilan tambahan selain dari tiket.
“Kenapa diganti? Karena mau dikomersialkan. Jadi halte itu kalau mau memakai nama rumah sakit atau provider atau kemudian nama yang lain-lain, maka penamaan tersebut berbayar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua DPRD DKI Rani Mauliani mengkritik PT TransJakarta yang dianggap kurang produktif. Rani mengatakan bahwa pihaknya akan meminta penjelasan kepada manajemen TransJakarta terkait masalah ini, yang telah menyebabkan kebingungan di kalangan masyarakat.
“Kalau tidak ada masalah yang berarti ya kenapa diganti? Seperti kurang kerjaan saja kan, padahal masih banyak kan PR TJ (TransJakarta),” kata Rani.
Alasan Perubahan Nama
Hari ini, TransJakarta mengungkapkan alasan diubahnya nama halte tersebut. TransJakarta menjelaskan bahwa perubahan tersebut dilakukan sebagai bagian dari proses netralisasi dengan mengganti nama halte yang sebelumnya menggunakan nama yang khusus diubah menjadi nama daerah setempat.
“TransJakarta melakukan netralisasi terhadap halte yang memiliki identitas nama perusahaan,”
demikian informasi yang disampaikan oleh TransJakarta melalui akun resmi X, @PT_Transjakarta.
“Jadi yang sebelumnya ada nama perusahaan tertentu atau yang sifatnya komersial, TransJakarta netralisasi menjadi nama daerah setempat,” sambungnya.