indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, telah melakukan aksi bagi-bagi telur. Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran pun mengomentari tindakan tersebut dengan menyentil Hasto karena aksi bagi-bagi telur tidak dapat disamakan dengan program susu gratis Prabowo-Gibran.
Aksi bagi-bagi telur ini pernah dilakukan oleh Hasto di Rusun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Minggu (14/1) yang lalu. Saat itu, Hasto menjelaskan alasan mengapa ia memilih telur sebagai bahan bagi-bagi kepada warga Rusun Tanah Tinggi.
“Kami memberikan telur karena ini secara empiris menurut para ahli gizi telur kaya protein, bagus tidak hanya mencegah stunting juga dalam pertmbuhan kecerdasan anak-anak kita,” kata Hasto di Rusun Tanah Tinggi
Selain itu, Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengatakan bahwa telur merupakan bahan pangan hewani yang diproduksi di Indonesia. Oleh karena itu, ia menolak perbandingan antara program bagi-bagi telur Ganjar-Mahfud dengan program bagi-bagi susu Prabowo-Gibran.
“Telur ini diproduksi oleh rakyat Indonesia, bukan impor. Kalau Prabowo-Gibran susunya impor, bahkan ada dari Australia, bahkan mengandung glukosa yang tidak baik bagi pertumbuhan anak-anak,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Hasto juga menjelaskan bahwa program bagi-bagi telur akan diintegrasikan dalam KTP Sakti, termasuk juga program untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Dengan demikian, semua kartu bantuan yang dikeluarkan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat terintegrasi dalam KTP Sakti.
“Jadi ketika satu data yang terus diupdate, ada ibu hamil misalnya, maka harus mendapatkan pelayanan dan kepenuhan kacang hijaunya yang kaya vitamin B, kemudian telurnya, kemudian beberapa suplemen dari daun kelor yang kaya dengan vitamin C, itu semuanya akan diberikan pelayanan secara terintegrasi, maka ada kebijakan satu data tersebut,” ujarnya.
“Sehingga setiap anak dan keluarga kami diberikan 3 butir telur, sebagai bentuk gotong royong dari PDIP dan seluruh tim pemenangan Ganjar Mahfud,” ujar Hasto dalam salah satu pertemuan politik.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meluncurkan aksi bagi-bagi telur di daerah-daerah. Namun, aksi tersebut mendapat sentilan dari kubu Prabowo Subianto.
TKN Sentil Hasto
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pun memberikan respons terhadap pernyataan Hasto, yang menolak bagi-bagi telur dan menyamakannya dengan program bagi-bagi susu gratis. TKN Prabowo-Gibran bahkan menuduh Hasto menderita “fomo” atau fear of missing out (takut ketinggalan).
“Menurut anak muda zaman now, itu disebut fomo, yaitu ikut-ikut saja. Jadi, ternyata bukan hanya Prabowo-Gibran yang terkena omongan-omongan tersebut, tetapi juga Hasto dalam kegiatannya,” ujar Komandan TKN Fanta, Arief Rosyid, saat ditemui di media center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, pada hari Senin (15/1). Ia kemudian menjelaskan bahwa program bagi-bagi susu yang dilakukan oleh Prabowo-Gibran tidak hanya membagikan susu, tetapi juga menyediakan makan siang gratis yang disertai telur di dalamnya.
“Kalau kita kan bukan cuma bagi susu kan, makan siang kan. Makan siang itu ada nasinya, ada telurnya, ada ikannya, kan lengkap,” kata Hasto dalam sebuah pembicaraan.
Ia juga menyebut kegiatan bagi-bagi telur yang dilakukan Hasto sebagai hal yang fomo. Apalagi, menurutnya, program Prabowo-Gibran tidak hanya membagikan susu tetapi juga memberikan makan siang gratis.
“Kalau mereka telur aja. Jadi ikut-ikut ya. Kadi kita sih senang-senang aja ya, anak muda zaman now bilang fomo ya,” ucapnya.
“Tapi kalau enggak tahu fomo nanti minta Pak Sekjen (Hasto) belajar sama kita,” lanjut dia dengan nada bercanda.
Pada suatu aksi politik yang dilakukan oleh Hasto Kristiyanto dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), terjadi insiden yang memancing respons dari kubu lawan, yaitu kubu Prabowo. Dalam aksinya, Hasto membagi-bagikan telur kepada masyarakat.
Insiden ini sebenarnya merupakan reaksi terhadap sentilan yang sebelumnya datang dari kubu Prabowo. Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat ramai membicarakan strategi politik yang dilakukan oleh kedua belah pihak guna menarik simpati dan dukungan masyarakat dalam pemilihan umum mendatang.
Untuk menghindari terjadinya fomo (Fear of Missing Out) di kalangan masyarakat, keduanya saling melakukan aksi-aksi yang menarik perhatian. Fomo merupakan istilah yang sering digunakan oleh anak muda untuk menyatakan rasa takut tertinggal. Dalam hal ini, rasa takut tertinggal itu berarti tidak memiliki informasi atau tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang tren di kalangan masyarakat.
Kesimpulan
Aksi bagi-bagi telur oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, di tengah perang sentilan dengan kubu Prabowo telah menjadi perhatian publik. Hasto menjelaskan bahwa telur sebagai bahan pangan hewani yang diproduksi di Indonesia dan memiliki manfaat gizi yang baik. Ia juga menyatakan bahwa program bagi-bagi telur ini akan diintegrasikan dalam program KTP Sakti. Namun, kubu Prabowo-Gibran mengomentari aksi tersebut dengan menyentil Hasto, mengklaim bahwa program susu gratis Prabowo-Gibran lebih komprehensif dengan menyediakan makan siang gratis. Selain itu, TKN Prabowo-Gibran menuduh Hasto menderita fomo atau takut ketinggalan. Dalam melihat insiden ini, perang sentilan antara kedua kubu politik terus berlanjut untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat di pemilihan umum mendatang.