indotim.net (Kamis, 11 Januari 2024) – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengeluarkan kelakarannya di hadapan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia) terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ganjar meminta agar para anggota Kadin tidak mengikuti cara kepemimpinan yang tidak memahami perbedaan peran swasta dan BUMN jika mereka diberikan amanah menjadi Menteri BUMN.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ganjar dalam acara Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (11/1/2024). Awalnya, Ganjar membicarakan mengenai fenomena BUMN yang memonopoli perusahaan swasta melalui ‘cucu’ hingga ‘cicit’ perusahaannya.
“Mengenai monopoli, saya mencoba memahami bahwa maksudnya BUMN memiliki banyak anak perusahaan, cucu perusahaan, cicit perusahaan, hingga sampai pada banyaknya ranting-ranting yang akhirnya membuat swasta tidak memiliki peran,” ujar Ganjar.
Ganjar kemudian menekankan pentingnya mengutamakan rasa kemanusiaan dalam berbisnis. Dia bahkan bercanda bahwa peran BUMN mungkin saja tidak diperlukan jika perusahaan swasta terus berkembang.
“Pak ini butuh, kalau orang bisnis itu rasa kamanungsen, rasa kemanusiaan,” kata Ganjar.
“Kalau ternyata sektor swasta mampu tumbuh berkembang, bisa jadi BUMN sudah tidak lagi diperlukan oleh kita. Benarkah? Tapi hati-hati, jangan-jangan jika anggota Kadin ini diangkat menjadi Menteri BUMN, kelakuannya akan sama seperti sekarang. Jangan sampai, ya, dia membawa misi yang seperti ini,” ungkapnya.
Ganjar melihat pentingnya pemerintahan yang memiliki integritas tinggi dan memahami peran swasta serta perusahaan BUMN.
“Bapak ibu percayalah, pemerintahan yang mempunyai integritas tinggi, yang memahami peran tadi itu, ada swasta, ada BUMN ada koperasi, yang paham secara konstitusi dia akan mengerti proporsi yang mesti diberikan,” imbuhnya.
Kesimpulan
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyampaikan kelakarannya di hadapan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia) terkait peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ganjar menggarisbawahi pentingnya pengertian akan perbedaan peran antara swasta dan BUMN, serta menyoroti fenomena monopoli BUMN terhadap perusahaan swasta. Ia bahkan bercanda bahwa jika sektor swasta mampu berkembang, peran BUMN mungkin tidak lagi diperlukan. Namun, Ganjar menekankan perlunya pemerintahan yang memiliki integritas tinggi dan memahami peran swasta dan BUMN secara proporsional.