indotim.net (Rabu, 17 Januari 2024) – Maruarar Sirait melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sebelum secara resmi mengundurkan diri dari PDIP. Keputusan Maruarar untuk mundur menjadi petunjuk penting bagi para pendukung setia Jokowi yang masih bertahan di PDIP.
“Ini merupakan kerugian besar bagi PDIP, terlebih jika dilakukan sebulan sebelum pemilu,” kata pendiri Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi kepada wartawan pada Rabu (17/1/2024).
Burhanuddin memperhatikan perkembangan karier Maruarar dalam PDIP selama 9 tahun terakhir. Sebagai pendukung Jokowi sejak 2014, Maruarar sering mengalami konsekuensi politik di dalam PDIP.
“Bung Ara menjadi pioner munculnya Pak Jokowi sebagai calon presiden. Namun, saat Pak Jokowi memenangkan pemilihan, hal itu menimbulkan komplikasi. Bahkan ketika Bung Ara dipilih menjadi menteri, ia justru mengalami penolakan dari partainya sendiri. Meskipun begitu, Ara tetap setia walaupun akhirnya dipindahkan dari dapil, dicopot dari posisi di DPP dan TMP,” ungkap Burhan
“Jadi 9 tahun terakhir itu masih menunjukkan kesabaran. Tapi kesabarannya habis dengan hubungan Jokowi dan PDIP yang semakin panas. Jadi langkah Bung Ara pamit dari PDIP mengikuti konstelasi Pak Jokowi karena dia memang orang Jokowi, ketika melihat hubungan PDIP dan Jokowi semakin merenggang menjelang Pemilu 2024, dia memilih ikut Pak Jokowi,” lanjut Burhan.
Maruarar bukan-satunya orang Jokowi yang meninggalkan PDIP. Selain Maruarar, ada juga Budiman Sudjatmiko, Bobby Nasution, dan tentu saja Gibran Rakabuming yang menjadi cawapres Prabowo Subianto. Pamitnya Maruarar disebut sebagai petunjuk bagi loyalis Jokowi yang masih bungkam.
“Jadi, pamitnya Bung Ara dari PDIP ini memang sebagai sebuah kehilangan besar karena memberi sinyal kepada basis Pak Jokowi yang berada di PDIP untuk mencari opsi lain,” ujar Burhan.
Beberapa pihak menyebut bahwa secara defacto Jokowi sudah berada di luar PDIP. Namun, Burhan meyakini bahwa Jokowi tidak akan secara terbuka mengundurkan diri, melainkan hanya memberikan sinyal-sinyal politik.
“Untuk Pak Jokowi sangat bergantung konstelasi ke depan. Tapi untuk pindah secara frontal sepertinya tidak. Jadi direfleksikan orang-orang seperti Bang Ara, gestur yang makin mendukung Pak Prabowo-Gibran. Jasi tidak langsung keluar, kecuali dipecat,” ujarnya.
Soal ke mana Maruarar akan berlabuh, Burhan belum bisa memprediksi. Yang jelas Burhan yakin Maruarar akan memberikan dukungan calon presiden yang sama seperti Jokowi.
“Dia akan mengikuti ke mana arah Pak Jokowi memberikan blessing ke paslon nomor dua,” ujar narasumber.
Kesimpulan
Maruarar Sirait’s decision to resign from PDIP and his meeting with President Joko Widodo have significant implications for Jokowi’s loyal supporters who are still in PDIP. Maruarar’s departure is seen as a major loss for PDIP and has prompted Jokowi’s loyal base in the party to seek other options. While Jokowi is not expected to openly resign from PDIP, his gestures and support for Prabowo-Gibran’s presidential ticket indicate a shift in his allegiances. The future political landscape will determine Jokowi’s next moves. However, it is believed that Maruarar will continue to support the same presidential candidate favored by Jokowi.