TPN Sebut Persiapan Mahfud Matang Hadapi Debat Kedua Cawapres

indotim.net (Sabtu, 20 Januari 2024) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan debat cawapres pada hari Minggu (21/1) besok. Ratu Dewi Nabila, Direktur muda Kampanye Kreatif TPN Ganjar Mahfud, menyatakan bahwa persiapan Mahfud untuk debat ini sudah matang.

“Persiapan sudah matang,” ujar Ratu, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (19/1/2024).

Tim Pemenangan Nasional (TPN) mengungkapkan bahwa persiapan Mahfud yang telah matang menjelang debat kedua calon wakil presiden. Menurut TPN, Mahfud sudah memiliki pemahaman yang cukup dalam menghadapi berbagai isu terkait pangan dan tema lainnya.

Debat kali ini akan membahas beberapa topik penting seperti energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat. Kesemuanya menjadi agenda penting yang harus dihadapi dengan baik oleh Mahfud dalam debat kali ini.

“Pak Mahfud sudah mendapatkan pemahaman tentang lingkungan, pangan desa, dan tema yang akan menjadi fokus dalam debat nanti,” tutur TPN.

Terkait masalah keberlangsungan lingkungan hidup, Ratu sendiri menilai persoalan pemberantasan korupsi yang menjadi utamanya. Menurutnya, keberlangsungan lingkungan hidup di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pemerintahan pusat yang memiliki keberanian untuk melawan tindak pidana korupsi.

“Yang perlu diberantas adalah efisiensi anggaran dan memberantas Korupsi. Good government adalah kunci dari keberhasilan keberlangsungan lingkungan hidup,” ujar Ratu yang juga disampaikan dalam diskusi publik ‘Menakar Langkah Ganjar Mahfud dalam Misi Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup’.

Debat kedua calon wakil presiden semakin dekat. Tim Pemenangan Nasional (TPN) menilai persiapan Mahfud MD sangat matang menghadapi debat ini.

Dalam pernyataannya, TPN juga menyoroti hukuman yang diberikan kepada para koruptor yang dinilai tidak efisien. Menurut mereka, untuk memperbaiki hal ini, diperlukan pemimpin yang memiliki visi yang kuat dan komitmen yang tinggi.

READ  Puan Kumpulkan Anggota Fraksi PDIP Usai Rapat Paripurna, Ini yang Dibahas

“Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang tepat untuk mewujudkan hal ini. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam memperbaiki sistem hukum di Indonesia,” ujar juru bicara TPN.

Menurut TPN, debat kedua ini akan menjadi momen penting bagi Mahfud untuk memperjelas visi dan program kerja yang akan diimplementasikan jika terpilih menjadi wakil presiden.

TPN Ganjar Mahfud (dok.ist)

“Masih banyak korupsi yang terjadi dan hukum berjalan tidak efisien. Untuk itu kami sekarang mengajak semua untuk memilih Ganjar Mahfud,” ujar Ratu.

“Memang masalah di Indonesia harus diawali dengan penegak hukum,” kata TPN.

Kesimpulan

Persiapan Matang Mahfud Matang Hadapi Debat Kedua Cawapres

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan debat cawapres pada hari Minggu (21/1) besok. Ratu Dewi Nabila, Direktur Muda Kampanye Kreatif TPN Ganjar Mahfud, menyatakan bahwa persiapan Mahfud untuk debat ini sudah matang. Tim Pemenangan Nasional (TPN) mengungkapkan bahwa Mahfud sudah memiliki pemahaman yang cukup dalam menghadapi isu-isu terkait pangan dan tema lainnya. Debat kali ini akan membahas beberapa topik penting seperti energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat. Kesemuanya menjadi agenda penting yang harus dihadapi dengan baik oleh Mahfud dalam debat kali ini. Terkait keberlangsungan lingkungan hidup, Ratu menilai pemberantasan korupsi menjadi utama dan Good Government menjadi kunci keberhasilan. Debat kedua ini dianggap sebagai momen penting bagi Mahfud untuk memperjelas visi dan program kerja yang akan diimplementasikan jika terpilih menjadi wakil presiden.

TPN Ganjar Mahfud (dok.ist)

“Masih banyak korupsi yang terjadi dan hukum berjalan tidak efisien. Untuk itu kami sekarang mengajak semua untuk memilih Ganjar Mahfud,” ujar Ratu.

“Memang masalah di Indonesia harus diawali dengan penegak hukum,” kata TPN.

READ  Apa Alasan AS Hanya Punya Dua Partai di Negara Demokrasi Terbesar?