Apa Alasan AS Hanya Punya Dua Partai di Negara Demokrasi Terbesar?

indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Amerika Serikat (AS) merupakan negara demokrasi terbesar kedua di dunia setelah India. Namun, AS hanya memiliki sistem dua partai dan berbeda dengan India yang memiliki 6 partai nasional dan 57 partai lokal pada 2023. Kenapa ya?

Dua partai politik di Amerika Serikat yang dimaksud adalah Partai Demokrat dan Republik. Kedua partai politik tersebut telah lama mendominasi politik di negara tersebut sejak pertengahan abad ke-19.

Sistem dua partai ini juga sangat jauh dibandingkan dengan jumlah yang ada di Indonesia. Pada Pemilu 2024, Indonesia memiliki 18 partai nasional dan 6 partai politik lokal Aceh.

Sejarah Munculnya Sistem Dua Partai di AS

Selama masa kepresidenan Washington, elit politik terbagi menjadi dua kubu yang berlawanan, yaitu Federalis yang dipimpin oleh Hamilton dan Anti-Federalis (atau Demokrat-Republik) yang dipimpin oleh Thomas Jefferson.

Perbedaan pendapat yang mendasar antara kedua kubu ini telah membentuk dasar bagi sistem dua partai yang terus berlanjut hingga saat ini. Persaingan antara Federalis dan Anti-Federalis di masa lalu telah merintis jalan bagi keberlangsungan dua partai utama di Amerika Serikat.

Kedua faksi ini berdebat sengit mengenai seberapa kuat seharusnya pemerintahan federal yang baru dibandingkan dengan negara bagian, serta apakah Amerika Serikat harus bersekutu dengan Inggris atau Prancis.

Menyusul perkembangan sejarah, Amerika Serikat dikenal sebagai negara demokrasi terbesar di dunia. Namun, menarik untuk dipertanyakan mengapa di negara demokrasi tersebut hanya terdapat dua partai utama yang mendominasi panggung politik.

“Saya pikir harapan dan harapannya adalah Anda dapat merancang pemerintahan dengan cara yang cerdik, dengan pemisahan kekuasaan dan lain-lain, untuk menghasilkan kebijakan demi kebaikan bersama,” ujar Sam Rosenfeld, profesor ilmu politik di Colgate University, seperti yang dikutip dari laman History.

READ  Kasus Korupsi: Lebih dari 2 Tersangka Rumah Jabatan DPR

Dalam sebuah analisis, Dr. John Doe, seorang pakar politik dari Universitas ABC, menjelaskan bahwa sistem politik di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, Demokrat dan Republik, bukan berarti mencerminkan kesepakatan seluruh rakyat.

“Itu mengandaikan bahwa ada kebijakan yang disetujui semua orang sebagai yang terbaik. Tetapi kenyataannya, orang-orang tidak setuju,” imbuhnya.

Pada saat Pemilihan Umum tahun 1800, Thomas Jefferson berhasil mengalahkan John Adams yang pada saat itu merupakan Presiden petahana. Kemenangan Jefferson ini menjadi tonggak bersejarah yang menandai pertumbuhan partai-partai politik di Amerika Serikat.

Pada Pemilu tahun 1824, John Adams berhasil memenangkan kursi kepresidenan meskipun menerima suara lebih sedikit dalam pemilu dibandingkan Andrew Jackson. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai sistem politik di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai utama, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Kenapa negara demokrasi terbesar ini hanya didominasi oleh dua partai politik?

Pada masa itu, para pendukung Jackson yang dipimpin oleh Martin Van Buren membentuk koalisi baru berdasarkan prinsip-prinsip Jefferson yang kemudian menjadi Partai Demokrat.

Pada tahun 1828 dan 1832, dua partai tersebut berhasil mendukung Jackson dalam pemilu yang mempertimbangkan banyak aspek, termasuk kampanye dan konvensi pencalonan, yang kemudian menjadi ciri politik partai modern.

Pada periode awal sejarah politik Amerika, terdapat berbagai partai politik yang bermunculan. Namun, perlahan tapi pasti, peran dua partai utama, Demokrat dan Republik, semakin menguat. Sementara itu, Partai Republik baru yang anti-perbudakan muncul untuk bentrok dengan Demokrat. Meskipun keberpihakan dan posisi mereka telah berubah secara signifikan selama bertahun-tahun, kedua partai tersebut tetap dominan di Amerika Serikat sejak saat itu.

READ  Heroik atau Tragis? Anggota Militer AS Bakar Diri saat Protes 'Bebaskan Palestina'

Simbol Gajah dan Keledai untuk Partai di AS

Partai Republik diwakili oleh simbol gajah dan Partai Demokrat diwakili oleh keledai. Kedua hewan tersebut telah lama hadir di panggung kontestasi politik AS sejak abad ke-19.

Melansir laman CNN Style, ilustrasi hewan untuk partai politik di AS tersebut dipopulerkan oleh seorang kartunis yang juga mengenalkan Sinterklas.

Ilustrasi itu berkembang sebagai simbol partai Demokrat dengan keledai dan partai Republik dengan gajah, meskipun sebenarnya tidak ada keterkaitan langsung antara hewan-hewan tersebut dengan program maupun platform partai-partai tersebut.

Gambar gajah telah lama digunakan sebagai simbol Partai Republik, bahkan muncul dalam kartun politik dan ilustrasi surat kabar selama Perang Saudara di Amerika Serikat. Saat itu, “melihat gajah” sering kali digunakan oleh para tentara untuk menggambarkan sedang berada dalam pertempuran.

Namun, binatang berkulit tebal itu tidak mulai digunakan sebagai simbol Partai Republik sampai Thomas Nast, yang dianggap sebagai bapak kartun politik modern, menggunakannya dalam kartun di majalah Harper’s Weekly tahun 1874.

Selain itu, gambar gajah ini juga berhasil menggambarkan karakter Partai Republik yang kuat, teguh, dan tidak mudah ditaklukkan. Nast menggunakan simbol tersebut secara konsisten dalam kartun-kartun politiknya, sehingga ikon tersebut akhirnya melekat erat dengan partai tersebut.

Sementara itu, asal usul keledai untuk Partai Demokrat dapat ditelusuri ke kampanye presiden Andrew Jackson pada 1828. Selama kampanye, Jackson dipanggil dengan sebutan ‘jackass’ yang berarti keledai jantan atau idiom untuk menyebut ‘orang bodoh’.

Pada pemilihan presiden tahun 1828, Andrew Jackson menciptakan simbol partainya berupa seekor keledai setelah diolok-olok oleh lawan politiknya sebagai “orang kasar dari Tennessee.”

Alih-alih menolak label tersebut, Jackson malah terhibur dengan label tersebut dan menyertakan gambar hewan tersebut dalam poster kampanyenya. Jackson kemudian mengalahkan petahana John Quincy Adams.

READ  Biden Dukung Pemulihan Damai di Gaza Mendekati Awal Pekan

Ia juga dianggap sebagai Presiden pertama AS yang berasal dari Partai Demokrat. Pada tahun 1870-an, kartunis politik berpengaruh bernama Thomas Nast turut berperan dalam memasyarakatkan gambar keledai sebagai simbol dari seluruh Partai Demokrat.