Pentingnya Memahami Break Even Point (BEP) dalam Bisnis

indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Dalam dunia bisnis, terdapat istilah yang dikenal sebagai Break Even Point (BEP). BEP merujuk pada kondisi di mana jumlah penjualan dan pengeluaran suatu perusahaan berada dalam keadaan seimbang.

Break Even Point (BEP) sering digunakan dalam menganalisis kinerja bisnis. Konsep ini sangat vital untuk memastikan agar usaha tidak mengalami kerugian.

Untuk lebih memahaminya, mari kita simak pengertian Break Even Point (BEP), tujuan, manfaat, komponen, serta rumusnya pada penjelasan di bawah ini.

Pengertian Break Even Point (BEP)

Dalam buku “Produk Kreatif dan Kewirausahaan: Akuntansi dan Keuangan Lembaga” karya Muh. Nur Eli Brahim, break even point atau titik impas merupakan kondisi di mana pendapatan dan pengeluaran suatu bisnis seimbang.

Istilah Break Even Point (BEP) juga diartikan sebagai tingkat penjualan perusahaan yang cukup untuk menutupi semua pengeluaran bisnisnya. Dengan kata lain, BEP merupakan kondisi di mana sebuah bisnis tidak mengalami kerugian maupun memperoleh keuntungan.

Break Even Point (BEP) adalah salah satu konsep penting dalam analisis bisnis yang membantu menentukan titik di mana pendapatan sama dengan biaya, sehingga bisnis tidak mengalami kerugian.

Analisis BEP sangat berguna dalam mengidentifikasi tingkat penjualan minimum yang diperlukan agar bisnis tetap berjalan tanpa mengalami kerugian.

Analisis BEP bertujuan untuk menemukan satu titik (dalam unit atau rupiah) yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik ini dinamakan titik BEP.

Dengan memahami konsep titik impas atau Break Even Point (BEP) pada sebuah bisnis, kita dapat mengetahui jumlah volume penjualan yang diperlukan agar bisnis mencapai titik impas, di mana kondisi tidak rugi maupun tidak untung.

Definisi Break Even Point (BEP) Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi BEP menurut para ahli.

1. Yamit (1998)

Break Even Point (BEP) menurut Yamit merupakan kondisi di mana total pendapatan yang diterima sama dengan total biaya yang dikeluarkan (TR=TC).

READ  Mantap! Kisah Sukses Perempuan Penerima Beasiswa LPDP Sejak 2013, Terus Bertambah!

2. Mulyadi (1998)

Menurut Mulyadi, Break Even Point (BEP) merupakan kondisi di mana suatu bisnis tidak menghasilkan laba dan tidak mengalami kerugian.

Secara sederhana, Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana pendapatan usaha sama dengan total biaya, atau ketika laba yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya tetap.

3. Simamora (2012)

Break Even Point (BEP) merupakan volume penjualan di mana pendapatan dan beban sama sehingga tidak terdapat laba maupun rugi bersih, demikian menurut Simamora.

4. Garrison (2006)

Menurut Garrison, BEP adalah tingkat penjualan di mana laba sama dengan nol. Ini berarti total penjualan sama dengan total beban atau titik di mana total margin kontribusi sama dengan total beban tetap.

5. Harahap (2004)

Menurut Harahap, Break Even Point (BEP) adalah kondisi di mana perusahaan tidak memperoleh laba maupun mengalami kerugian. Artinya, semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi dapat tertutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.

Tujuan Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) memiliki tiga poin yang saling berkaitan sebagai tujuannya, yaitu:

Break Even Point (BEP) merupakan titik di mana pendapatan yang diterima sama dengan total biaya, sehingga tidak ada laba maupun rugi. Konsep BEP memiliki beberapa komponen penting, yaitu:

  • Menentukan harga produk agar sesuai dengan laba yang ingin dicapai
  • Menekan biaya produksi dan operasional tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas
  • Meningkatkan volume kegiatan dengan maksimal

Manfaat Break Even Point (BEP)

Terdapat manfaat besar dari mengetahui dan menganalisis BEP bagi suatu bisnis, di antaranya:

Penyelidikan mengenai Break Even Point (BEP) memberikan informasi mengenai hubungan volume penjualan dengan kemungkinan mendapatkan laba berdasarkan tingkat penjualan yang tercapai.

BEP berperan sebagai alat perencanaan yang membantu dalam mencapai laba perusahaan.

Juga digunakan sebagai pertimbangan dalam menetapkan harga jual produk atau jasa.

Dengan BEP, dapat dievaluasi laba perusahaan secara menyeluruh.

BEP menjadi landasan pertimbangan untuk pengambilan keputusan terkait jumlah penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian serta jumlah penjualan yang perlu dicapai untuk memperoleh keuntungan.

Komponen Break Even Point (BEP)

Break Even Point terdiri dari tiga komponen utama, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan harga penjualan. Berikut penjelasannya.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merujuk pada biaya yang tetap nilainya baik saat usaha sedang berproduksi maupun tidak. Contoh biaya tetap pada BEP mencakup gaji karyawan dan biaya peralatan.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang terjadi per unit tergantung pada tingkat produksi. Jenis biaya ini bersifat dinamis, di mana ketika produksi meningkat, biaya variabelnya juga meningkat. Contoh biaya variabel pada BEP antara lain adalah biaya bahan baku dan biaya listrik.

READ  Lomba Lari Ditemani Asisten Digital: Terobosan Baru yang Memukau

3. Harga Penjualan (Selling Price)

Harga penjualan merujuk pada besaran harga jual yang telah ditetapkan per unit untuk barang maupun jasa yang dihasilkan.

Rumus Break Even Point (BEP)

Dalam analisis Break Even Point (BEP), terdapat dua jenis perhitungan yang umum digunakan. Pertama, perhitungan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas. Kedua, perhitungan untuk mengetahui besaran total penjualan dalam rupiah yang harus tercapai agar terjadi Break Even Point.

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian dan komponen Break Even Point (BEP). Sekarang, mari kita bahas rumus perhitungannya.

Rumus perhitungan BEP dapat ditemukan dalam buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan: Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran karya Wakhid Bashori dan Windu Mahmud.

1. Rumus untuk Menghitung Berapa Unit yang Harus Dijual Agar Terjadi BEP

BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

ATAU

Break Even Point (BEP) merupakan tingkat penjualan di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Untuk menghitung BEP, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan, seperti harga jual per unit, biaya tetap, dan biaya variabel.

BEP (dalam unit) merupakan perbandingan antara Biaya Tetap Produksi dan Margin Kontribusi per Unit.

2. Rumus untuk Menghitung Berapa Rupiah yang Perlu Diterima Agar Terjadi BEP

Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan total sama dengan total biaya, sehingga tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian. Salah satu aspek penting dalam menghitung BEP adalah menentukan berapa rupiah yang perlu diterima agar BEP tercapai.

Rumus untuk menghitung BEP dalam rupiah adalah:
BEP (dalam rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) X Harga per Unit

Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. Pada BEP, perusahaan mencapai titik impas di mana penjualan hanya cukup untuk menutup biaya produksi.

BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per Unit X Harga per Unit

Contoh Perhitungan Break Even Point (BEP)

Agar pemahaman terhadap konsep BEP semakin jelas, kita akan melihat contoh perhitungan pada kasus berikut:

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi gadget Tablet perlu mengetahui jumlah unit yang harus diproduksi agar mencapai break even point (BEP) atau titik impasnya.

READ  Strategi Memajukan Usaha Kecil Menengah yang Berhasil

Biaya tetap bisnis tersebut dikenal sebesar Rp 500 juta, sedangkan biaya variabelnya adalah Rp 1 juta. Harga jual per unitnya adalah Rp 1,5 juta. Berapa unit yang harus diproduksi agar bisnis tersebut mencapai titik impas atau break even point?

Dalam analisis bisnis, Break Even Point (BEP) merupakan titik di mana pendapatan sama dengan total biaya, sehingga laba menjadi nol. BEP berguna untuk mengetahui jumlah minimum penjualan yang dibutuhkan agar usaha tidak mengalami kerugian.

Pada contoh kasus ini, biaya tetap produksi sebesar Rp 500.000.000, biaya variabel per unit sebesar Rp 1.000.000, dan harga jual per unit sebesar Rp 1.500.000.

– Penyelesaian 1: Cara Menghitung BEP dalam Unit

Rumus Break Even Point (BEP) dalam unit dihitung dengan membagi Biaya Tetap Produksi dengan selisih antara Harga Jual per Unit dan Biaya Variabel per Unit.

Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total suatu usaha, sehingga tidak mencetak keuntungan maupun kerugian. BEP (dalam unit) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BEP (dalam unit) = Total Biaya Tetap / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Contoh perhitungan BEP:

Jika Total Biaya Tetap = 500.000.000, Harga per Unit = 1.500.000, dan Biaya Variabel per Unit = 1.000.000.

Maka,

BEP (dalam unit) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000)

BEP (dalam unit) = 500.000.000 / 500.000

BEP (dalam unit) = 1.000 unit

Jadi, dalam konteks ini, BEP mengindikasikan jumlah produksi yang diperlukan agar bisnis mencapai titik impasnya.

– Penjelasan 2: Perhitungan BEP dalam format mata uang (Rupiah) Rumus BEP (dalam rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) X Harga per Unit

Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan sama dengan biaya, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. Untuk menghitung BEP, digunakan rumus sebagai berikut:

BEP (dalam rupiah) = Total Biaya Tetap / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) x Harga per Unit

Sebagai contoh, jika Total Biaya Tetap sebesar 500.000.000 rupiah, Harga per Unit adalah 1.500.000 rupiah, dan Biaya Variabel per Unit adalah 1.000.000 rupiah, maka perhitungan BEP dapat dilakukan sebagai berikut:

BEP (dalam rupiah) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000) x 1.500.000
BEP (dalam rupiah) = 500.000.000 / 500.000 x 1.500.000
BEP (dalam rupiah) = 1.500.000.000 atau 1,5 miliar

Jadi, bisnis Tablet tersebut mesti mencapai penjualan sebanyak Rp 1,5 miliar supaya capai break even point alias tidak untung maupun tidak rugi.

Itu dia pengertian break even point (BEP), tujuan, manfaat, komponen, rumus, serta cara menghitungnya.