Klaim Anies: Tidak Ada Orang Dibayar Saat Kampanye Akbar, Benarkah?

indotim.net (Senin, 22 Januari 2024) – Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan memulai kampanye akbar di Tangerang, Banten. Anies mengklaim bahwa tidak ada orang yang dibayar dalam kampanye akbar ini.

Sebagaimana diketahui, kampanye akbar adalah sebutan untuk kampanye rapat umum. Berdasarkan PKPU Nomor 78 Tahun 2024, jadwal kampanye akbar atau kampanye rapat umum berlangsung mulai 21 Januari hingga 7 Februari 2024.

Anies memulai kampanye akbar di Provinsi Banten. Pantauan kami di Lapangan Batako Pinang, Kota Tangerang, Banten, Anies tiba di lokasi pukul 08.20 WIB, Minggu (21/1/2024). Terdengar simpatisan berteriak ‘Anies Presiden’.

Memakai kaos bertulis “Adil Makmur untuk Semua”, Anies menyalami satu per satu warga yang telah menunggu kehadirannya. Tak sedikit warga yang mengabadikan momen kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Anies diawasi ketat oleh tim pengawalannya. Anies bahkan mengalami kesulitan untuk naik ke panggung acara karena pendukungnya yang begitu banyak.

Terdapat kehadiran mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim, di lokasi kampanye akbar tersebut. Dalam kesempatan itu, ia mengajak simpatisan untuk memenangkan Anies pada Pemilu 2024.

“Untuk menjadi presiden, insyallah dengan semangat dan tekad kita, kita memenangkan Pak Anies menjadi presiden,” ujar Wahidin di hadapan masyarakat.

“Bahwa pilihan kita hanya satu AMIN. AMIN menang, menang,” kata Anies Baswedan dalam kampanye akbarnya.

Saksikan Live DetikPagi:

Lihat juga Video: Anies: Rakyat Saksikan Debat Bukan Hanya Gagasan Tapi Etika

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim bahwa dalam kampanye akbarnya tidak ada satupun orang yang dibayar untuk mendukungnya. Hal ini ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan salah satu media nasional.

Menurut Anies, dukungan yang diterimanya berasal dari masyarakat yang benar-benar yakin akan visi dan misinya untuk membangun Jakarta yang lebih baik. Ia berpendapat bahwa banyak orang yang secara sukarela mendukungnya karena merasa terpanggil untuk turut serta dalam perubahan yang diinginkan oleh masyarakat Jakarta.

Selain itu, Anies juga menyoroti pentingnya etika dalam debat politik. Menurutnya, debat bukanlah sekadar adu gagasan, tetapi juga adu etika. Ia mengharapkan agar masyarakat bisa melihat bagaimana seorang pemimpin berperilaku dan menyampaikan pendapat dengan santun dan penuh tanggung jawab.

Melalui kampanye akbarnya, Anies berusaha meyakinkan masyarakat bahwa dirinya adalah pemimpin yang dapat dipercaya dan akan bekerja keras untuk mewujudkan janjinya. Ia pun mengajak seluruh warga Jakarta untuk menyalurkan aspirasinya melalui pemilihan gubernur yang berintegritas.

READ  Pintu Rekonsiliasi dengan Korsel Ditutup Erat Oleh Kim Jong Un

Pada pemilihan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersaing dengan beberapa calon lainnya. Namun demikian, ia menegaskan bahwa kompetisi itu harus dilakukan dengan sportivitas dan sikap saling menghormati. Ia berharap agar seluruh peserta pemilihan dapat fokus pada program dan solusi yang akan dihadirkan untuk kebaikan ibu kota.

Cerita Anies Saat Jual Saham Bir di DKI

Anies membagikan pengalaman sulitnya ketika ingin menjual saham bir di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa saat itu ia mendapat dukungan dari sebuah partai kecil dalam proses penjualan tersebut.

“Kalau tidak bekerja sama, tidak akan bisa. Jika tidak memenangkan DPR, menjadi sulit. Saya pernah mengalami, Bapak Ibu, di Jakarta, didukung oleh partai kecil, dua partai, kalah dari yang lebih besar. Kita memiliki ide bagus saat itu, mari saya ceritakan, dengarkanlah,” ujar Anies saat memulai sambutannya.

Anies menyatakan bahwa saat itu DKI Jakarta memiliki saham perusahaan bir dengan nilai yang tinggi. Ia menegaskan bahwa perusahaan bir tersebut tidak terkait dengan dampak pembangunan yang ada di Ibu Kota.

“Waktu itu DKI itu punya saham di perusahaan bir, lah kalau pemerintah punya perusahaan itu perusahaan pembangunan; bangun jalan, perusahaan bangun waduk, betul ya? Perusahaan bangun stadion betul kan? Ini perusahaan bikin bir di mana pembangunannya,” kata Anies.

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, membantah adanya dugaan orang-orang bayaran dalam kampanye akbarnya. Ia menjelaskan bahwa penjualan saham yang dihentikan oleh DPRD DKI Jakarta bernilai sebesar Rp 1 Triliun. Menurut Anies, semua prosedur telah terpenuhi kecuali persetujuan DPRD, yang membuat rencana penjualan saham itu gagal dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

“Uangnya sebesar Rp 1 Triliun ada di sana, dan saya katakan ‘Ambil saja uang ini, gunakan untuk membangun sekolah, rumah sakit, panti yatim, dan rumah lansia, apakah itu benar?'” ujar Anies.

READ  Ganjar Dorong Aktivitas Caleg dan Relawan di Jateng Menuju Tingkat Terbawah

“Tapi, diblokir, karena ketua DPRD-nya bukan bagian dari koalisi kita. Karena kita bukan pemenang. Akhirnya semua sudah bisa dipenuhi kecuali persetujuan DPRD, tanpa persetujuan DPRD tidak bisa dijual,” sambungnya.

Anies Baswedan mengklaim bahwa tidak ada orang yang dibayar saat kampanye akbar. Ia berharap agar pada tahun ini persetujuan dari DPRD dapat segera dikeluarkan terkait saham bir. Menurutnya, sebaiknya saham tersebut dijual untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting.

“Nah, jadi, akhirnya jadi sahamnya belum bisa dijual, sampai sekarang. Mudah-mudahan bulan depan, pimpinan DPRD di Jakarta bisa diraih oleh partai koalisi kita,” ungkapnya.

Klaim Tak Ada Relawan Bayaran

Anies kemudian memuji kinerja kader partai dan relawan Anies-Muhamin (AMIN). Menurutnya, kader partai dan relawan adalah orang-orang yang bekerja di belakang layar dengan baik.

“Mana relawan di sini? Ayo relawan lambaikan tangan. Nah, relawan-relawan semua ini adalah orang-orang yang bekerja di belakang layar. Orang-orang yang menjangkau semua,” kata Anies di Lapangan Batako Pinang, Kota Tangerang, Banten, Minggu (21/1/2024).

“Apakah mereka terlihat di depan panggung? Apakah mereka berjasa? Iya. Mereka jasanya besar sekali. Nih yang pegang sound system nggak lihat kan semua di sini, tapi dia orang yang paling berkuasa. Coba sama dia dimatiin, selesai. Saya ngomong sekencang apapun nggak kedengeran, betul tidak?” sambungnya.

Anies Baswedan mengklaim bahwa tidak ada orang yang dibayar saat kampanye akbar. Menurutnya, hasil yang diraih dalam Pemilu bukan sekadar keberhasilan dari calon presiden. Anies juga menyebutkan bahwa ada kerja keras dari kader partai dan relawan.

“Itulah contoh relawan dan kader partai yang bekerja di belakang layar. Ketika kita meraih keberhasilan pada 14 Februari, itu bukan hanya keberhasilan orang-orang yang pegang mikrofon, tetapi juga keberhasilan orang-orang yang bekerja di belakang layar seperti ibu dan bapak yang hadir di sini,” ucapnya.

Anies kemudian mengatakan para pendukungnya bukan orang bayaran. Dia menegaskan bahwa pendukungnya datang secara sukarela dan ikhlas.

“Dan semua yang datang di sini ada yang bayaran tidak? Ada yang bayaran tidak? Nggak ada yang bayaran. Bapak ibu sekalian, semua datang dengan keikhlasan dengan semangat datang dengan keyakinan,” ucap Anies.

READ  Pelayanan TransJakarta Cares: Solusi Transportasi Gratis bagi Penyandang Disabilitas

Dalam sebuah pernyataannya, Anies Baswedan menegaskan bahwa tidak ada orang yang dibayar saat menghadiri kampanye akbar. Menurutnya, masyarakat tidak bisa dibohongi dan mereka yang datang atas dorongan uang tidak akan menunjukkan semangat yang sebenarnya.

“Bapak ibu, itu tidak bisa dibohongi, tidak bisa dibohongi. Kalau kita datang ke satu tempat, orangnya ada banyak, kita bisa merasakan mana yang datang orang bayaran dan tidak dibayar. Betul tidak?” kata Anies.

“Yang hadir di sini adalah orang-orang yang tak ternilai harganya. Bukan orang-orang yang dibayar, melainkan orang-orang yang bekerja dengan keyakinan. Itulah yang datang ke sini,” sambungnya.

Dalam sebuah pernyataan, Anies Baswedan menegaskan bahwa tidak ada orang yang dibayar saat kampanye akbar. Menurutnya, semangat tidak bisa diukur dengan uang semata. Semangat yang sesungguhnya berasal dari keyakinan yang ada di dalam hati.

“Memang rupiah bisa mengumpulkan orang, rupiah bisa mengumpulkan bis-bis untuk datang. Tapi rupiah tidak bisa membangkitkan semangat,” kata Eks Gubernur DKI Jakarta ini.

“Ada, ada di sini orang-orang yang bersemangat dan semangat itu tidak bisa dibeli dengan uang. Semangat itu muncul dari keyakinan yang ada dalam hati. Jadi insyaallah semuanya siap untuk memenangkan?” imbuhnya.

Target Kemenangan Besar

Anies kemudian mengatakan bahwa dari Banten dikirimkan pesan perubahan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Kalau kita ingin perubahan maka kita memerlukan kewenangan. Tanggal 14 Februari besok rakyat diberi kesempatan untuk memberikan kewenangan itu, kepada siapa kewenangan itu akan diberikan?” ungkap Anies.

Anies ingin memastikan bahwa tanggal 14 Februari pasangan Anies-Muhaimin dapat menang besar di Banten. Ia menyatakan tanpa adanya kewenangan perubahan yang ia bawa hanya menjadi usulan, ia meminta semua pihak bekerja keras untuk merealisasikan hal itu.

“Maunya apa? Jadi tanggal 14 Februari pilih nomor? Bapak ibu sekalian ketika kita sampai pada tanggal 14 maka kita harus pastikan Insyaallah di Banten bukan cuma menang tapi harus menang besar. Siap?” tanya Anies yang dijawab siap oleh simpatisan.

“Bapak ibu sekalian yang saya hormati, tanpa kewenangan kita hanya bisa mengusulkan perubahan, betul? Demo-demo, protes nggak bisa bikin perubahan tanpa kewenangan,” ujar Anies Baswedan.