Penjelasan Lengkap Klarifikasi ‘Metamorfoshow’ di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Perbincangan hangat mengenai acara ‘Metamorfoshow’ yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terus menjadi sorotan, terutama dalam kaitannya dengan sebuah organisasi tertentu. Pihak kepolisian akhirnya angkat bicara dan melakukan klarifikasi langsung kepada pihak penyelenggara acara tersebut. Lalu, apa sebenarnya hasil dari klarifikasi tersebut?

Acara ‘Metamorfoshow’ yang diadakan di Teater Tanah Airku di area TMII diperbincangkan oleh sejumlah akun X. Dalam posting viral itu, dijelaskan tentang pemandu acara dan tokoh yang hadir, salah satunya adalah Ismail Yusanto, yang merupakan jubir eks HTI.

Unggahan tersebut turut disertai dengan foto dan video dari acara tersebut. Sebagai informasi tambahan, Kementerian Hukum dan HAM telah membubarkan organisasi masyarakat (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan mencabut status badan hukumnya pada tahun 2017.

Polisi mengungkap bahwa izin keramaian yang diperoleh oleh penyelenggara acara ‘Metamorfoshow’ di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terkait dengan peringatan acara Isra Mikraj. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menegaskan bahwa dalam pengajuan izin keramaian, penyelenggara tidak menggunakan nama atau atribut dari HTI. Mereka hanya melaporkan acara sebagai pelaksanaan Isra Mikraj.

“Surat pemberitahuan untuk perayaan Isra Mikraj. Mereka tidak menggunakan nama HTI ataupun simbol HTI. Pihak TMII meminta izin ke Polsek Cipayung dengan nama kegiatan perayaan Isra Mikraj,” jelas Nicolas, kepada wartawan, Jumat (23/2/2024).

Polisi juga memanggil penyelenggara acara untuk pengusutan lebih lanjut.

Hasil klarifikasi penyelenggara ‘Metamorfoshow’ menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat. Tidak sedikit yang merasa kecewa dengan…

Namun, ada pula yang memilih untuk tetap memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggara acara tersebut. Sebuah narasumber…

Polisi tengah menyelidiki acara ‘Metamorfoshow’ di TMII yang disinyalir terkait dengan organisasi ilegal Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pihak berwenang juga telah melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggara acara tersebut.

READ  Kasus DBD di Jakarta Meningkat, Menyentuh Angka 627 Kasus

“Sudah, hari Jumat kemarin. Bukan diperiksa tapi diambil keterangan konfirmasi,” kata Nicolas saat dihubungi, Minggu (25/2/2024).

Dari hasil pemeriksaan, penyelenggara menegaskan bahwa mereka telah mengajukan izin acara ke Polsek Cipayung terkait acara Isra Mikraj. Mereka juga menegaskan tidak ada penggunaan atribut atau simbol organisasi HTI selama acara berlangsung.

“Pada dasarnya, kegiatan tersebut tidak melibatkan atribut atau simbol organisasi terlarang di Indonesia. Mereka telah meminta izin untuk menyelenggarakan acara peringatan Isra Mikraj,” kata sumber terpercaya.

Meskipun begitu, proses penyelidikan kasus tersebut oleh pihak kepolisian bersama TMII masih terus berlangsung. Mereka juga sedang mengkaji kemungkinan terjadinya doktrinisasi peserta dalam acara tersebut, sebuah isu yang tengah hangat diperbincangkan di berbagai platform media sosial.

Dalam mengungkap fakta terkait ‘Metamorfoshow’ di TMII, penyelenggaraan acara ini terus menjadi sorotan. Penyelenggara memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut.

“Sampai sejauh ini masih dalam penyelidikan,” ungkap salah satu perwakilan penyelenggara.

Wamenag Soroti ‘Metamorfoshow’

Setelah mendengarkan penjelasan dari pihak penyelenggara ‘Metamorfoshow’ di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Wakil Menteri Agama (Wamenag) menyatakan bahwa masih terdapat beberapa persoalan yang perlu diklarifikasi lebih lanjut.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki turut menyoroti acara metamorfoshow di TMII. Dia meminta jajarannya untuk mewaspadai setiap gerakan yang menentang keempat pilar kebangsaan. Menurutnya, gerakan tersebut jika dibiarkan akan merusak ideologi bangsa.

Pesan itu disampaikan Saiful saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bimas Islam Kemenag 2024, di Jakarta, Sabtu (24/2) malam.

Saiful mengatakan acara Metamorfoshow terindikasi dengan organisasi terlarang.

“Beberapa hari yang lalu, kita dikejutkan oleh gerakan Metamorfoshow di TMII yang mengatasnamakan Isra Miraj. Kegiatan tersebut mencurigakan berasal dari organisasi yang telah dilarang di Indonesia,” ujar Saiful seperti yang dilansir dari keterangan di Website Kemenag pada Minggu (25/2/2024).

READ  Rumah Hangus Dilalap Api di Priok, Penyelamatan yang Menggetarkan

Dia menggarisbawahi pentingnya adanya peningkatan kolaborasi di antara berbagai pihak, mulai dari ulama hingga pemikir Islam, untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan melalui acara Metamorfoshow.

Sebelumnya, acara ini sempat menuai protes dari sejumlah pihak terkait konten yang dianggap menyinggung nilai agama.

“Ini sangat memprihatinkan, kami berharap acara-acara di masa mendatang dapat lebih sensitif terhadap nilai-nilai keagamaan,” ungkap seorang tokoh agama.

Menurut Saiful, Ditjen Bimas Islam Kemenag memiliki tanggung jawab besar menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang disepakati dalam empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Secara khusus, dia meminta Penyuluh Agama Islam di seluruh Indonesia untuk mempertajam analisa dalam membaca fenomena sosial-keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat.

Klarifikasi tersebut penting untuk mencegah terjadinya penafsiran yang keliru terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan keagamaan. Saiful menegaskan bahwa keberagaman dalam bingkai persatuan harus senantiasa dijaga, tanpa terpengaruh oleh segala upaya yang bertujuan mengganggu kerukunan dan keberagaman yang ada.

“Bimas Islam harus menjadi motor penggerak menciptakan lingkungan yang kondusif melalui sebuah pendekatan-pendekatan inklusif dan progresif,” ujarnya.

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam 2024 dihadiri oleh 250 peserta. Mereka terdiri dari Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Agama, Kepala Bidang di bidang Bimbingan Masyarakat Islam di Kanwil Kemenag di 34 provinsi, pejabat Eselon II, III, IV, dan staf di Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ), serta 1.000 peserta lainnya, yang terdiri dari Kepala Kemenag kabupaten/kota di seluruh Indonesia beserta stafnya.

BNPT Duga ‘Metamorfoshow’ Terkait HTI

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai acara tersebut berkaitan dengan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). BNPT juga menilai izin perayaan Isra Mikraj hanya sebagai dalih semata.

READ  Damai! Stick Cone di Flyover Kuningan Mengalami Kerusakan yang Membahayakan

“Dugaan kuat itu terkait HTI, memang tidak mungkin mereka akan meminta izin dengan memakai atribut HTI, tetapi dari aspek substansi kegiatan, penyelenggara, dan pembicaranya terkait dengan HTI. Makanya mereka berkedok acara Isra Mikraj dengan substansi tentang penegakan khilafah,” kata Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid dalam keterangannya.

Dia menjelaskan bahwa HTI saat ini sedang mengalami proses metamorfosis untuk lebih mengakomodasi masyarakat luas, namun prinsip-prinsip ideologi dan ajarannya tetap tidak berubah.

“Metamorfosa adalah perubahan fisik dan bentuk tanpa merubah substansi. Hal yang sama berlaku untuk HTI yang sedang menjalani proses metamorfosa dari organisasi resmi menjadi gerakan yang bervariasi dalam nama, namun tetap mempertahankan substansi ideologi dan ajaran yang sama,” ungkapnya.

Menurut Nurwakhid, meskipun sudah resmi dibubarkan sejak tahun 2017, HTI masih tetap eksis. Nurwakhid mengungkapkan bahwa HTI tengah melakukan aktivitas di bawah permukaan masyarakat.

“Pembubaran HTI sebenarnya bukan solusi utama, selama ideologinya tetap ada, mereka bisa saja berubah menjadi gerakan, narasi, atau organisasi tanpa bentuk resmi. Saat ini, kelompok ini menggunakan istilah ‘one ummah’ sebagai bentuk penyamaran dari konsep khilafah, strategi ini adalah bagian dari upaya metamorfosa yang mereka lakukan,” terang sumber terpercaya kepada wartawan.

Lebih lanjut, Nurwakhid meminta kepada aparat dan masyarakat untuk bersama-sama tetap waspada terhadap pergerakan HTI. Dia menekankan bahwa organisasi tersebut akan tetap aktif dan berpotensi mempengaruhi para anak muda.