KLB NOC Indonesia: Keputusan Penting 4 Hal, Termasuk Nasib Tenis Meja

indotim.net (Sabtu, 09 Maret 2024) – Kongres Luar Biasa (KLB) Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) memutuskan empat keputusan penting dalam Rapat Anggota yang digelar pada Jumat (8/3/2024).

Mengambil tempat di Hotel Fairmont, Jakarta, keputusan pertama adalah penyesuaian nomenklatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk nama-nama komisi. Penyesuaian tersebut memperhatikan perkembangan tata kelola keolahragaan baik di International Olympic Committee (IOC) maupun di Olympic Council Asia (OCA).

“Pada Kongres Luar Biasa, pengesahan penyesuaian nomenklatur dilakukan sebagai respons terhadap perubahan dalam Anggaran Dasar. Dari sepuluh komisi yang ada, enam di antaranya akan mengalami perubahan nama, sementara dua komisi lainnya akan tetap dengan nama yang sama. Satu komisi akan dihapuskan, dan satu komisi tambahan akan dibentuk,” ungkap Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

Dua Olympian, Greysia Polii dari bulutangkis dan Akbar Nasution dari cabang olahraga renang juga ditetapkan sebagai Komite Eksekutif dari perwakilan atlet di Rapat Anggota NOC Indonesia 2024. Komite Olimpiade Indonesia juga menerima anggota baru, yaitu Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia atau PB Percatami.

Ada juga keputusan pemberhentian PP PTMSI dari keanggotaannya di NOC Indonesia secara definitif, setelah pembelaan yang disampaikan Ketua Umum PP PTMSI Oegroseno ditolak. Sebelumnya terjadi konflik dualisme di tubuh PTMSI.

Dalam rapat tersebut, Keputusan Luar Biasa (KLB) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memutuskan beberapa hal penting. Salah satunya adalah mengenai nasib Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) dalam keanggotaannya di KOI. Okto, atau Raja Sapta Oktohari, menyatakan, “Dengan berat hati tadi sudah kami putuskan dan di setujui bersama oleh anggota terkait pemberhentian atau pemecatan PP PTMSI dari keanggotaannya di Komite Olimpiade Indonesia.”

READ  Rangkaian Acara Spesial Peringatan 100 Tahun AA Navis di Kota Padang dengan UNESCO

“Saya ingin kembali mengingatkan kepada semua anggota dan pengurus cabang olahraga untuk tetap patuh dan taat pada prinsip-prinsip tata kelola yang diatur dalam piagam Olimpiade,” ujarnya.

Okto juga menyampaikan keprihatinannya pada masa depan olahraga Indonesia karena tidak menjadi topik bahasan di semua sesi debat calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024. Padahal, pengembangan kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat diukur dari prestasi olahraga yang diraih di multievent.

Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya olahraga dalam menjaga harga diri bangsa di mata dunia. Namun, disayangkan bahwa hal ini tidak mendapatkan perhatian dalam kontes pemilihan umum yang lalu. “Sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, Indonesia seharusnya mampu mengangkat olahraga multi-event sebagai wujud pengembangan Sumber Daya Manusia, di mana prestasi olahraga menjadi indikator keberhasilan bagi negara,” ungkap Okto dalam sambutannya.

Selain itu, terkait upaya peningkatan prestasi olahraga, penting bagi setiap Pengurus Besar (PB) cabang olahraga untuk memiliki blueprint yang jelas. Hal ini bertujuan agar pencapaian prestasi olahraga di Tanah Air dapat diukur dengan lebih baik. Menurut Erick Thohir, anggota International Olympic Committee (IOC) sekaligus Menteri BUMN, perhatian utama harus diberikan kepada para atlet.

“Atlet harus menjadi prioritas utama yang mendapatkan dukungan baik dari pemerintah maupun dari PB. Pengurus harus mengedepankan kepentingan atlet, bukan malah menjadi sorotan lebih dari pada mereka,” ujar Erick.

Daftar Perubahan Komisi Komite Olimpiade Indonesia 2024

Setelah digelar, Kongres Luar Biasa (KLB) yang diadakan oleh Komite Olimpiade Nasional Indonesia (NOC Indonesia) menetapkan beberapa keputusan penting terkait struktur organisasi. Keputusan tersebut mencakup perubahan nama dan penyederhanaan beberapa komisi yang ada serta pembentukan komisi baru. Berikut adalah rangkuman keputusan yang diambil:

  • 1. Komisi Sport and Law kini menjadi Legal Affairs Commission
  • 2. Komisi Sport Development berubah nama menjadi Sport Commission
  • 3. Komisi Finance and Budgeting berganti nama menjadi Revenue & Commercial Partnership Commission
  • 4. Komisi Women & Sport diubah menjadi Gender Equity, Diversity & Inclusion Commission
  • 5. Komisi Sport Medical menjadi Medical & Scientific Commission
  • 6. Komisi Olympic Culture & Education bertransformasi menjadi Culture & Education Commission
  • 7. Komisi Sport and Environment telah dihapus
  • 8. Komisi Sport for All tetap mempertahankan nama Sport for All Commission
  • 9. Terdapat penambahan Sport and Rules Commission
  • 10. Komisi Atlet masih bertahan dengan nama Athletes Commission
READ  Sean Gelael Finish Posisi Enam di balapan WEC Qatar Sejauh 1812 KM

Kesimpulan

KLB NOC Indonesia pada 8 Maret 2024 menyimpulkan empat keputusan penting, termasuk penyesuaian nomenklatur komisi, penambahan anggota baru seperti Olympian dan PB Percatami, serta pemberhentian PP PTMSI dari keanggotaannya. Keputusan terkait dengan nasib PTMSI dalam keanggotaannya juga diambil dengan berat hati. Selain itu, pentingnya olahraga dalam pengembangan SDM Indonesia menjadi sorotan, dilengkapi dengan upaya peningkatan prestasi atlet yang harus menjadi prioritas utama bagi pengurus cabang olahraga.