indotim.net (Jumat, 01 Maret 2024) – Presiden Kolombia, Gustavo Petro, memutuskan untuk menunda pembelian senjata buatan Israel setelah lebih dari 100 warga Gaza tewas akibat penembakan oleh pasukan Tel Aviv dalam insiden perburuan bantuan makanan. Petro menuding Israel melakukan “genosida” di Jalur Gaza.
Menurut laporan dari AFP dan Al Arabiya pada Jumat (1/3/2024), Israel adalah salah satu penyedia senjata utama bagi pasukan keamanan Kolombia. Kolombia sendiri telah terlibat dalam konflik selama puluhan tahun dengan gerilyawan sayap kiri, paramiliter sayap kanan, dan kartel-kartel narkoba.
Petro mengumumkan penangguhan pembelian senjata ini pada Kamis (29/2) waktu setempat, setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang sedang mencari bantuan pangan. Insiden tersebut mengakibatkan meninggalnya setidaknya 112 orang dan melukai 760 lainnya menurut otoritas kesehatan Gaza.
Sebuah sumber Israel telah mengakui bahwa tentara negara Yahudi melepaskan tembakan ke arah kerumunan orang, dengan alasan “menghadapi ancaman”.
Pada kesempatan lain, Walikota Bogota Daniel Quintero mengecam serangan yang dilakukan oleh Israel dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, menyebut peristiwa tersebut sebagai “genosida” yang tidak dapat ditoleransi.
Sebagai respons terhadap pembantaian 112 warga Gaza oleh Netanyahu, Kolombia menunda rencana pembelian senjata dari Israel. Peristiwa tersebut dikecam sebagai genosida dan mengingatkan pada Holocaust,” ujar Petrol dalam pernyataan melalui media sosial.
“Dunia harus segera mengambil tindakan tegas terhadap Netanyahu. Kolombia telah memberlakukan penundaan pembelian senjata dari Israel sebagai bentuk protes atas pembantaian yang telah menewaskan 112 warga Gaza,” tegasnya.
Militer dan kepolisian Kolombia telah menggunakan senjata buatan Israel seperti senapan, pistol, dan rudal selama beberapa dekade. Angkatan Udara Kolombia dilengkapi dengan sekitar 20 pesawat tempur Kfir, sementara negara tersebut memiliki lisensi untuk memproduksi senapan otomatis Galil dan rudal Spike berdasarkan paten Israel.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video ‘Israel Mengklaim Tidak Membunuh Ratusan Warga Gaza yang Memasuki Wilayah Bantuan’:
Kolombia telah memutuskan untuk menunda pembelian senjata dari Israel setelah insiden tragis di Gaza yang menewaskan 112 warga. Keputusan tersebut merupakan respons atas keprihatinan yang meningkat terhadap kekerasan yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Petro, yang sejak lama mengritik operasi militer Israel di Jalur Gaza, kini tengah terlibat debat sengit dengan Duta Besar Israel di Bogota, Gali Dagan.
Pada bulan Oktober lalu, sesaat setelah terjadinya perang di Jalur Gaza, Kolombia memutuskan untuk menunda pembelian senjata dari Israel. Keputusan ini diambil setelah Walikota Bogota, Gustavo Petro, menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang merendahkan terhadap warga Gaza, yang dianggap mirip dengan ucapan yang pernah dilontarkan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.
Petro menegaskan bahwa “masyarakat demokratis tidak bisa membiarkan Nazisme kembali berkuasa dalam politik internasional”.
Kesimpulan
Kolombia telah memutuskan untuk menunda pembelian senjata dari Israel sebagai respons atas pembantaian terhadap 112 warga Gaza. Presiden Gustavo Petro menuding Israel melakukan “genosida” di Jalur Gaza dan menegaskan penundaan pembelian senjata sebagai bentuk protes. Keputusan ini juga menjadi bagian dari keprihatinan terhadap kekerasan yang terus terjadi di wilayah tersebut, serta menunjukkan komitmen Kolombia dalam menentang tindakan kekerasan dan diskriminasi yang meresahkan masyarakat internasional.