indotim.net (Jumat, 01 Maret 2024) – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengungkap situasi dan kondisi di Papua. Ia bercerita bagaimana sekujur kakinya mendingin kala mendengar pemberitaan terkait jatuhnya korban jiwa di sana.
Hal tersebut disampaikan Maruli saat menutup rapat pimpinan (Rapim) TNI AD di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024). Ia mengulas jumlah anggota TNI yang gugur di sana.
KSAD Maruli mengungkapkan, “Secara hitungan saya nanti mau detailkan lagi berapa, korban kita dalam satu tahun kita buka meninggal 25 orang, 27 luka tembak TNI, luar biasa,” dalam sambutannya.
Maruli tidak mengetahui secara rinci kondisi di Papua ketika masih berdinas di satuan Paspampres. Namun, setelah kembali ke Kostrad, ia mendengar kabar yang menyedihkan dari sana.
“Saya sudah lama meninggalkan satuan tempur. Di Paspampres tidak terlalu detail mendengar berita anggota di Papua, kembali saya ke Kostrad itu kaki saya sering dingin-dingin itu kalau sudah dengar berita itu,” ujar Maruli.
Ia masih teringat pangkat kapten yang mengantarkan personel TNI gugur. Maruli menekankan betapa pentingnya seorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar terhadap anggotanya.
“Sekarang kita sudah berpangkat mengantarkan korban dulu rasanya sakit sekali. Karena kita di tatanan kebijakan, kita salah kebijakan, orang meninggal, kalau tatanan pelaku mungkin tanggung jawabnya tidak terlalu banyak, tapi kalau tatanan kebijakan (tanggung jawab besar),” sambungnya.
KSAD Maruli mengungkapkan perasaannya saat harus berhadapan dengan situasi yang kompleks di Papua. Ia merasa dilema antara tatanan kebijakan dan tanggung jawab atas keputusan yang diambil.
Maruli menyampaikan bahwa para pimpinan di TNI AD memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Ia juga menyoroti bahwa dalam tahun ini, satu anggota TNI gugur dan 3 lainnya mengalami luka tembak.
“Jauh lebih aman, tapi tanggung jawabnya jauh lebih tinggi kita ini sekarang. Ini di tahun ini sudah ada satu orang dan juga tiga luka tembak,” ujar Maruli.
“Situasi di Papua memang selalu memperhatikan kaki saya. Karena cuaca dingin sering membuatnya terasa tak nyaman,” tutur KSAD Maruli saat berbagi cerita tentang pengalamannya di wilayah tersebut.
“Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, saya belum mendapatkan data secara langsung. Sistem pelaporan di TNI juga sedikit unik, karena terkadang saya menerima laporan langsung dari Mabes TNI,” tambahnya.
Kesimpulan
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak menyampaikan perasaannya yang kompleks saat mendengar kabar Papua, di mana situasi tersebut membuatnya merasa dilema antara tatanan kebijakan dan tanggung jawab seorang pemimpin terhadap anggotanya. Maruli menekankan pentingnya memiliki tanggung jawab besar dalam keputusan yang diambil, terutama terkait dengan korban jiwa dan luka tembak di Papua, menunjukkan bahwa para pimpinan TNI AD mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anggotanya.