Dalih Yudha: Tips Latihan Napas saat Tenggelam untuk Mengatasi Panik

indotim.net (Rabu, 28 Februari 2024) – Yudha Arfandi ditetapkan sebagai tersangka kasus kematian Dante (6), anak Tamara Tyasmara. Yudha diduga menenggelamkan Dante hingga tewas di kolam renang.

Kuasa hukum Yudha, Elfriandi, menjelaskan bahwa tindakan menenggelamkan Dante dilakukan untuk melatih pernapasan kliennya, sekaligus agar Dante tidak panik saat berada di kolam renang.

Elfriandi mengungkapkan, “Sudah diakui dalam proses penyelidikan terkait pelatihan pernapasan, fokus pada latihan untuk mengatasi rasa panik ketika berada di dalam air,” kepada wartawan di kolam renang Tirtasmas, Jakarta Timur, pada Rabu (28/2/2024).

Elfriandi juga mengungkapkan bahwa aksi Yudha bukanlah yang pertama. Bahkan, orang tua Tamara sendiri sudah mengetahui bahwa ini bukan kali pertama hal tersebut dilakukan.

Elfriandi menjelaskan, “Betul (sudah pernah dilakukan). Ya menurut pengakuan ibu dari Tamara bahwa ini bukan pertama kali dilakukan, bukan?”

Melatih napas merupakan salah satu metode yang diandalkan Yudha dalam kasus tenggelam Dante. Bahkan, gaya hidup sehat yang diterapkan oleh Yudha telah turun kepada anaknya. Dalam sebuah wawancara, Yudha menyebut bahwa anaknya memiliki kondisi fisik yang lebih prima dibandingkan dengan Dante. Pengetahuan tentang pentingnya olah napas yang benar telah diterapkan sejak dini pada sang anak.

Melanjutkan obrolan sebelumnya, Elfriandi menanggapi, “Iya, tentu. Cuma memang fisik anaknya jauh lebih.”

Yudha Menenggelamkan Dante Selama 54 Detik

Tersangka Yudha Arfandi ikut dalam rekonstruksi kasus pembunuhan Dante, anak Tamara Tyasmara. Dia mengguncang tubuh Dante, menekan dadanya setelah menenggelamkan korban selama 54 detik.

Tersangka Yudha menyelamkan Dante sebanyak 12 kali dalam rentang waktu yang beragam. Namun momen penyelaman paling ekstrem, berlangsung selama 54 detik, terjadi pada penyelaman terakhir oleh tersangka.

READ  Polisi Buru Pelaku yang Buang Bayi di Depan Ruko Jakbar

Dante merasa tak berdaya ketika Yudha tanpa sengaja menenggelamkannya ke dalam kolam renang. Napasnya tercekat oleh air, tapi Yudha dengan sigap segera memberikan instruksi agar Dante mampu menahan napasnya dan tidak panik.

Adegan selanjutnya, Yudha mengangkat dan mengguncangkan badan Dante di pinggir kolam renang. Setelahnya, Yudha dengan hati-hati mengangkat badan Dante ke atas permukaan kolam renang. Kedua teman sekelas ini akhirnya saling tersenyum lega melihat Dante selamat dari situasi yang menegangkan.

Kesimpulan

Meskipun kasus tenggelamnya Dante menciptakan kontroversi, metode latihan napas yang diterapkan Yudha Arfandi untuk mengatasi rasa panik di kolam renang terungkap sebagai bagian dari pembenaran hukum. Meski demikian, tindakan menenggelamkan korban untuk melatih pernapasan tetap menimbulkan perdebatan etis dan moral dalam masyarakat. Upaya Yudha dalam melatih anaknya dan memberikan pengetahuan tentang olah napas yang benar menjadi sorotan tersendiri, meski melahirkan pertanyaan akan batas keberanian dalam menerapkan metode tersebut.