Manfaat Hubungan Antara Indonesia dan Australia Dalam Kerjasama IKN

indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – Pada suatu kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia 2024 di Melbourne, Australia. Di forum ini, Jokowi terlibat dalam pertemuan bilateral dan berdiskusi dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese.

Satu hal yang menarik adalah penandatanganan MoU antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Otorita Ibu Kota Canberra Australia (The National Capital Authority of The Commonwealth of Australia) terkait pengembangan ibu kota.

“Melalui nota kesepahaman (MoU) ini, Indonesia dan Australia dapat memperkuat kerja sama dalam bidang pembangunan berkelanjutan serta pelestarian lingkungan. Mereka pun memperhatikan dampak lingkungan dari pembangunan infrastruktur dan pengembangan kota-kota besar,” ujar Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional, Ariawan Gunadi, dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan pada Jumat (8/3/2024).”

Selain itu, dalam diskusi dengan Perdana Menteri (PM) Australia, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) soal kolaborasi kendaraan listrik. Kesepakatan ini akan membantu dalam pengembangan infrastruktur dan industri kendaraan listrik di kedua negara.

Pada tahap ini, langkah tersebut melibatkan pembentukan sebuah komite bersama yang dikenal dengan nama joint steering committee. Komite ini mempunyai tugas utama untuk mengarahkan serta mengkoordinasikan upaya-upaya kolaboratif antara Indonesia dan Australia terkait Inisiatif Kemitraan Kesejahteraan dan Pertumbuhan (IKN). Selain itu, komite juga bertugas menyusun rencana kerja yang detail, yang dikenal sebagai comprehensive work plan, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Kerjasama melalui MoU ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat antara Indonesia dan Australia dalam mempercepat adopsi teknologi kendaraan listrik. Selain itu, juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor ini,” ujar Ariawan.

Dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut, disepakati untuk memperkuat kerja sama di sektor keuangan melalui pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney. Keberadaan kantor BNI di Sydney diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan koordinasi dalam hal keuangan antara Indonesia dan Australia.

READ  Jokowi Groundbreaking Pusat Pelatnas Paralimpik, Anggaran Rp 409 M, Rampung 2022

Dengan kehadiran kantor BNI di Sydney, akan memudahkan pelaku bisnis dan individu untuk mengakses layanan keuangan Indonesia secara langsung. Profesor dari Universitas Tarumanagara menyatakan harapannya terkait kantor perwakilan tersebut, yaitu memperkuat kerja sama antara lembaga keuangan Indonesia dan Australia. Hal ini diharapkan dapat memungkinkan pertukaran informasi serta praktik terbaik dalam pengelolaan keuangan.

Selain itu, Ariawan juga menegaskan bahwa pertemuan tersebut memiliki potensi untuk memperluas akses pasar guna menciptakan perdagangan yang lebih adil (fair trade).

Indonesia dan Australia merupakan mitra dagang strategis dan telah menandatangani IACEPA atau Indonesia-Australia Comprehensive Partnership Agreement. Hal ini terlihat dari banyaknya volume perdagangan daging dari Australia dan volume ekspor migas ke Australia. Namun, kerapkali terdapat ketidakseimbangan dalam perdagangan ini yang perlu diperhatikan antar kedua negara. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan perdagangan yang adil dan seimbang antara kedua negara untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak,” paparnya.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Persahabatan Indonesia-Australia memiliki keunggulan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah program Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA) atau disebut dengan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IACEP) di Indonesia.

Sementara di sektor pendidikan dan kebudayaan, Ariawan melihat banyak pemuda Australia yang datang berkunjung ke Indonesia untuk belajar tentang kebudayaan dan bahasa Indonesia melalui skema New Colombo Plan.

“Program Indonesia-Australia untuk Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan (IKN) memiliki peran penting dalam memperkaya hubungan antara kedua negara,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.

“Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk tidak hanya memperdalam pemahaman terhadap kebudayaan Indonesia, tetapi juga untuk mempelajari bahasa Indonesia,” jelasnya.

READ  Anies & Prabowo Ungkap Analisis Jitu di Balik Pujian Megawati: Menyingkap Strategi Politik!

Seperti yang telah diketahui, Jokowi beserta sejumlah pejabat negara telah berangkat ke Melbourne, Australia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia 2024.

Di tengah pertemuan tersebut, terdapat beberapa isu penting yang menjadi perbincangan utama antara Indonesia dan Australia terkait Investasi Kualitas Tinggi (IKN).

KTT ini bertujuan untuk merayakan 50 tahun kemitraan antara ASEAN dan Australia, yang mengusung tema utama “A Partnership for the Future” dalam mempererat kemitraan strategis dan komprehensif antara ASEAN dan Australia guna menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.

Sebagai upaya untuk memperkokoh hubungan bilateral, Indonesia dan Australia sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk investasi, perdagangan, dan pendidikan. Implementasi Inisiatif Kemitraan Kepulauan Indonesia-Australia (IKN) diharapkan dapat memberikan manfaat konkret bagi kedua negara.

Dalam KTT ASEAN-Australia 2024, para pemimpin negara di kawasan Asia-Pasifik akan membahas sejumlah agenda yang mempengaruhi dinamika regional kawasan Indo-Pasifik. Salah satu fokus utama yang akan dibahas adalah penguatan integrasi ekonomi antara ASEAN dan Australia, dengan penekanan pada perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan mengingat selama ini terdapat ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement yang telah disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN dan Australia.

Disamping itu, pemimpin dari negara-negara ASEAN dan Australia juga akan membahas mengenai transisi energi serta transformasi digital yang mencerminkan komitmen bersama untuk menghadapi perubahan global. Pertemuan ini tidak hanya menjadi wadah untuk diskusi, tetapi juga forum yang mempertimbangkan pentingnya kerjasama dan kepatuhan terhadap hukum internasional, termasuk isu-isu yang tengah berkembang di kawasan Palestina.

Para pemimpin kedua negara diharapkan mampu mencari solusi konkret guna mendukung penyelesaian yang adil dan berkelanjutan melalui Indonesian-Australian Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKN).

READ  Akhir Perjalanan Maruarar Sirait di PDIP: Catatan dan Pergulatan Politik