Melindungi Diri dari Cuaca Ekstrem: Panduan Menghadapi Bencana Alam

indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Upaya mitigasi bencana di tengah kondisi cuaca ekstrem di Indonesia perlu menjadi perhatian utama bagi masyarakat. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko bencana serta meminimalkan dampak yang timbul akibat cuaca ekstrem yang melanda.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang tidak normal dan tidak lazim yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat menyebabkan kerugian. Cuaca ekstrem memiliki potensi untuk menimbulkan bencana.

Adapun langkah-langkah mitigasi cuaca ekstrem perlu dilakukan sejak sebelum, saat, hingga setelah bencana potensial terjadi akibat cuaca ekstrem. Dalam kondisi cuaca ekstrem melanda, penting untuk mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi bencana yang efektif. Untuk itu, berbagai upaya mitigasi dapat dilakukan sebagaimana dihimpun dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Mitigasi di Tengah Kondisi Cuaca Ekstrem

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi cuaca ekstrem sebagai upaya mitigasi:

  • Ketahui potensi bencana alam yang dapat terjadi pada cuaca ekstrem serta upaya mitigasinya.
  • Kenali dan pahami informasi dan tingkatan peringatan dini cuaca ekstrem dan keterangannya.
  • Rutin memantau informasi terkini terkait prakiraan cuaca dari BMKG dan/atau BPBD setempat.
  • Menjaga kesehatan dan waspada terhadap serangan penyakit yang datang ketika cuaca ekstrem.
  • Menjaga kebersihan diri, rumah tempat tinggal, lingkungan sekitar dan berbagai tempat lainnya. Menyimpan barang-barang penting di tas siaga dan barang-barang berharga di tempat yang aman.
  • Siapkan perlindungan diri bagi masyarakat yang sering atau hendak beraktivitas di luar ruangan.
  • Saat bencana terjadi, ikuti saran dari pemerintah setempat dan para relawan jika harus mengungsi.
  • Manfaatkan kanal pengaduan darurat pemerintah setempat untuk melaporkan terjadinya bencana.
  • Periksa sambungan listrik, gas, dan sebagainya. Lapor ke pihak berwenang jika terjadi kerusakan.
READ  Cak Imin Mengungkap Fakta Mengejutkan: Kerja, Kerja, Kerja, atau Pura-pura Kerja?

Ilustrasi cuaca ekstrem (Foto: Rifkianto Nugroho)

Tentang Cuaca Ekstrem dan Peringatan Dini

Menurut BMKG, berikut beberapa potensi bencana alam yang dapat terjadi di tengah kondisi cuaca ekstrem:

  • Hujan lebat
  • Hujan disertai angin kencang, kilat, dan/atau petir
  • Angin kencang
  • Angin puting beliung
  • Hujan es
  • Jarak pandang mendatar ekstrem
  • Suhu udara ekstrem
  • Kebakaran hutan dan lahan
  • Siklon tropis

Menurut BMKG, cuaca ekstrem bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Peningkatan aktivitas Monsun Asia memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.

Intensifikasi sirkulasi udara dingin di Asia turut berdampak pada peningkatan kecepatan angin permukaan di wilayah barat dan selatan Indonesia, serta potensi peningkatan awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.

Keberadaan pusat tekanan rendah di perairan selatan Indonesia dapat memicu pertumbuhan awan konvektif yang masif dan berpotensi menyebabkan hujan lebat, peningkatan kecepatan angin, serta gelombang tinggi di sekitarnya.

Perkembangan beberapa fenomena gelombang atmosfer, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuatorial juga berperan penting dalam peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di bagian tengah dan timur.

Berdasarkan informasi dari BMKG, berikut adalah tingkatan status peringatan dini cuaca ekstrem beserta keterangannya.

  • Tidak ada peringatan (Hijau): menunjukkan kondisi tidak ada peringatan atau tidak teridentifikasi potensi cuaca ekstrem.
  • Waspada (Kuning): menunjukkan kondisi waspada potensi cuaca ekstrem.
  • Siaga (Oranye): menunjukkan kondisi siaga potensi cuaca ekstrem.
  • Awas (Merah): menunjukkan kondisi awas potensi cuaca ekstrem.

Peringatan dini cuaca ekstrem adalah serangkaian kegiatan pemberian informasi yang bersifat segera dan berisikan informasi prediksi peluang atau potensi terjadinya cuaca ekstrem. Peringatan dini cuaca ekstrem ini terdiri atas yang bersifat umum dan berbasis risiko.

READ  PBB Ungkap Banyak Korban Luka Akibat Insiden Bantuan Gaza

Kesimpulan

Melindungi diri dari cuaca ekstrem memerlukan langkah-langkah mitigasi yang efektif dan proaktif. Informasi dan peringatan dini cuaca ekstrem perlu dipahami serta diikuti dengan cermat. Mengenal potensi bencana alam yang mungkin terjadi, memantau perkembangan cuaca, menjaga kebersihan dan kesehatan, serta siap mengungsi dan melaporkan bencana adalah beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan mengurangi dampak dari cuaca ekstrem.