Netanyahu Menolak Solusi Dua Negara: Kecewa, Keraguan, Dan Masa Depan Israel-Palestina

indotim.net (Selasa, 23 Januari 2024) – Kantor Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, menyatakan kekecewaannya atas sikap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menolak pembentukan negara Palestina yang berdaulat di masa depan. London kembali menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara untuk mengatasi konflik Israel dan Palestina.

Inggris telah menyatakan kekecewaannya terhadap penolakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap solusi dua negara sebagai upaya mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Seperti dilansir oleh Reuters dan Al Arabiya pada Selasa (23/1/2024), Netanyahu memiliki pandangan yang berbeda dengan sekutu utamanya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, mengenai pembentukan negara Palestina yang merdeka di masa depan.

Dalam penegasan pada akhir pekan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan kekecewaannya terhadap solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Netanyahu menegaskan bahwa ia tidak akan melakukan kompromi terkait “kontrol keamanan penuh Israel atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan”. Pernyataan ini menimbulkan ketidakpuasan dari pemerintahan Inggris yang sebelumnya mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik tersebut.

Ketika ditanya mengenai komentar Netanyahu tersebut, Sunak melalui juru bicaranya menyatakan, “Sangatlah mengecewakan mendengar hal ini dari Perdana Menteri Israel.”

“Posisi Inggris tetap (bahwa) solusi dua negara, dengan negara Palestina yang hidup dan berdaulat yang berdampingan dengan Israel yang aman dan terjamin, adalah jalan terbaik menuju perdamaian abadi,” tegas juru bicara Sunak tersebut.

Solusi dua negara telah lama menjadi kerangka dasar dalam upaya internasional untuk menyelesaikan konflik. Namun, proses perdamaian yang diupayakan telah menghadapi kesulitan selama bertahun-tahun.

Inggris menyatakan kecewa atas penolakan Netanyahu terhadap solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Penolakan ini datang setelah serangan mengejutkan yang dilancarkan oleh kelompok militan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu. Serangan tersebut menurut otoritas Tel Aviv menyebabkan kematian sekitar 1.200 orang.

READ  Serangan Drone Rusia ke Odesa Ukraina: 8 Korban Tewas, Termasuk 2 Balita

Inggris telah menyatakan kekecewaannya setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Solusi dua negara telah lama diusulkan sebagai jalan keluar dari konflik yang terus berkecamuk.

Netanyahu menyampaikan penolakannya dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi lokal. Ia mengatakan bahwa solusi dua negara akan membahayakan keamanan Israel dan menjadikan negara tersebut terbagi.

Keputusan Netanyahu ini tentunya mengecewakan banyak pihak, termasuk Inggris yang telah lama menjadi pendukung solusi dua negara. Inggris berharap agar Israel dan Palestina dapat mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.

Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan bahwa Inggris akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi yang dapat membawa perdamaian bagi kedua belah pihak.

Inggris juga mengimbau Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan dan mengadakan dialog untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Solusi dua negara dianggap sebagai solusi yang paling realistis dan berpotensi untuk menciptakan perdamaian yang langgeng di Timur Tengah.

Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun dan memakan korban jiwa yang banyak. Masyarakat internasional terus mengupayakan penyelesaian yang adil dan berkelanjutan, demi mencapai perdamaian di wilayah tersebut.

Simak berita terbaru mengenai konflik Israel-Palestina dan perkembangan terkini lainnya di halaman berikutnya.

Namun pemerintahan PM Sunak juga meminta kepada Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan dan menghentikan pertempuran di Jalur Gaza. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke daerah kantong Palestina tersebut.

Inggris merasa kecewa dengan keputusan Netanyahu yang menolak solusi dua negara dalam konflik antara Israel dan Palestina. Pemerintah Inggris berharap untuk adanya “gencatan senjata yang berkelanjutan” yang didasarkan pada pembebasan para sandera oleh Hamas, sebagai upaya untuk membatasi jumlah korban sipil yang terus bertambah akibat konflik tersebut.

READ  Tol di Kota Bandung: Potensi Kerjasama dengan Jepang

“Jelas, akan ada perjalanan panjang dalam upaya mencapai pemulihan dan keamanan yang langgeng di wilayah pendudukan Palestina dan Israel. Namun, kami akan terus mendukung solusi dua negara dalam jangka panjang sesuai kebutuhan,” tegas juru bicara Sunak.

Kesimpulan

Inggris menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menolak solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Meskipun proses perdamaian telah menghadapi kesulitan selama bertahun-tahun, Inggris tetap berharap agar Israel dan Palestina dapat mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan melalui dialog. Solusi dua negara dianggap sebagai solusi yang realistis dan berpotensi untuk menciptakan perdamaian yang langgeng di Timur Tengah. Masyarakat internasional terus berupaya mencari penyelesaian yang adil bagi kedua belah pihak dalam konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun, dengan harapan mencapai perdamaian di wilayah tersebut.