Pabrik Kimia di Cilegon Timbulkan Bau Tak Tahan, Warga Menjerit: Masih Menunggu Bantuan

indotim.net (Selasa, 23 Januari 2024) – Warga di Ciwandan, Cilegon, masih mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari pabrik kimia PT Chandra Asri. Mereka menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada bantuan yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada korban yang terdampak.

“Sampai kejadian hari Sabtu sampai sekarang belum ada (bantuan) dari perusahaan, sama sekali belum ada. Ngomongnya kan waktu di media itu kan mau ngedatengin tuh masyarakat ada bantuan, tapi sampai sekarang nggak pernah ada,” kata Ketua RT 18 RW 05 Lingkungan Kramat, Kelurahan Tegal Ratu, Ciwandan, Uci Habibi, kepada wartawan, Selasa (23/1/2024).

Uci mengungkapkan bahwa ketika ada warganya yang tidak lagi dapat menahan bau yang menyengat tersebut dan harus segera dibawa ke puskesmas, warga harus melakukan upaya sendiri dengan membawa korban menggunakan sepeda motor. Sayangnya, tidak ada ambulans yang disiapkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah di wilayah tersebut.

“Ngedata pun nggak. Jadi kalau ada yang sakit, mereka langsung melapor ke saya. Kemudian, kader RT turun tangan untuk membawa mereka ke puskesmas. Tidak ada ambulans yang tersedia, jadi kami menggunakan sepeda motor. Namun, jika saya berada di rumah, saya akan menggunakan mobil,” ujar salah seorang warga.

Pagi tadi, pihak kami menerima laporan tentang warga yang meminta dibawa ke rumah sakit karena tidak kuat menghirup bau yang sangat menyengat.

“Saat ini, ada laporan yang menginginkan untuk dibawa ke puskesmas, namun laporan tersebut belum diantarkan. Saya telah menghubungi kader posyandu untuk mengecek kondisi di rumahnya. Namun, belum diketahui apakah laporan tersebut sudah dibawa atau belum. Bau kimia yang sangat menyengat ini mempengaruhi tenggorokan dan kepala. Kejadian tersebut terjadi antara jam 7-8 pagi dan jam 10-11 siang,” ujar salah seorang warga.

READ  Program Subsidi Harga Cabai oleh Pemkab Aceh Barat

Sebuah pabrik kimia di Cilegon telah menjadi sumber bau menyengat yang mengganggu warga sekitar. Sayangnya, hingga saat ini warga masih belum mendapatkan bantuan yang memadai dari pihak terkait.

Direktur Legal External Affair & Circular Economy, Edi Rivai, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa perusahaan sudah menghentikan operasional pabrik sejak terciumnya bau menyengat yang mencemari langit Cilegon.

Sebuah pabrik kimia di Cilegon, Banten, telah menimbulkan bau menyengat yang mengganggu ketenangan warga sekitar. Para warga mengeluhkan bahwa mereka belum menerima bantuan apa pun dalam mengatasi masalah ini.

Menurut salah satu warga, “Saat bau mulai tercium, pabrik seharusnya menghentikan produksi dan mematikan flare-nya. Namun, sayangnya hal itu tidak dilakukan.”

Jika di pabrik penghasil bahan baku plastik tersebut masih terlihat kepulan asap, Edi mengatakan, asap itu berasal dari boiler dan turbin penghasil listrik.

Masalah bau menyengat yang ditimbulkan oleh pabrik kimia di Cilegon masih belum mendapatkan bantuan yang memadai bagi warga sekitar. Hal ini membuat kekhawatiran semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Dalam sebuah wawancara, salah satu warga mengungkapkan kekesalannya. Menurutnya, bau menyengat tersebut sangat mengganggu keseharian warga sekitar dan berdampak negatif terhadap kesehatan mereka. Warga berharap agar pihak pabrik segera menangani masalah ini dengan serius dan memberikan solusi yang memuaskan.

Di sisi lain, juru bicara pabrik kimia tersebut menjelaskan bahwa asap yang terlihat berasal dari boiler dan turbin pabrik, yang berfungsi untuk menghasilkan listrik. Menurutnya, listrik harus tetap mengalir agar operasional pabrik berjalan dengan baik.

Namun, warga tetap beranggapan bahwa bantuan yang diberikan kepada mereka masih minim. Mereka mempertanyakan mengapa pihak pabrik tidak segera menemukan solusi alternatif untuk mengurangi bau yang tidak sedap tersebut.

READ  Investor Asing Siap Mewujudkan Hunian Modern di Kawasan IKN

Kesimpulan

Warga di Ciwandan, Cilegon terus mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari pabrik kimia PT Chandra Asri, namun mereka belum menerima bantuan yang memadai dari perusahaan. Ketika ada warga yang terdampak dan harus dibawa ke puskesmas, warga harus melakukan upaya sendiri dengan menggunakan sepeda motor karena tidak ada ambulans yang tersedia. Bau kimia ini mempengaruhi kesehatan warga dan kejadian ini semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat. Warga berharap pihak pabrik segera menangani masalah ini dengan serius dan memberikan solusi yang memuaskan.