Pengungkapan Kasus Penganiayaan di Pondok Pesantren Kediri: Identifikasi Tersangka dan Motifnya

indotim.net (Selasa, 27 Februari 2024) – Seorang santri menjadi korban penganiayaan di Pondok Pesantren (Ponpes) di Kediri. Sang korban meninggal dunia setelah disiksa oleh empat senior di pesantren tersebut. Saat ini, keempat pelaku telah resmi ditetapkan sebagai tersangka.

Polisi juga telah berhasil mengungkap motif yang melatarbelakangi penganiayaan yang dialami oleh sejumlah santri di sebuah pondok pesantren di Kediri. Berikut ini rincian informasinya.

1. Berawal dari Video Viral

Kasus penganiayaan santri terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kediri, Jawa Timur. Kejadian ini terungkap setelah video viral yang menunjukkan kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi.

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji membenarkan peristiwa penganiayaan yang menyebabkan santri di Kediri meninggal dunia. Bramastyo mengungkapkan bahwa pihak kepolisian saat ini tengah aktif melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tragis ini.

“Iya benar, kejadian tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Saat ini, anggota kepolisian sedang melakukan serangkaian penyelidikan terkait kabar tersebut,” ungkap Bramastyo pada wawancara dengan detikJatim pada hari Minggu (25/2/2024).

Bintang Balqis Maulana (14), santri di Kediri yang tewas dianiaya (Foto: Istimewa)

2. Korban Sempat Dikabarkan Jatuh dari Kamar Mandi

Keluarga Bintang Balqis Maulana (14) mengatakan pihak ponpes sempat menyebut Bintang tewas akibat terjatuh di kamar mandi. Kakak korban, Mia Nur Khasanah, menyebut jenazah tiba pada Sabtu (24/2/2024) malam.

“Awalnya dikabarkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Kami pun kaget. Saya langsung bergegas pulang ke kampung dari Bali,” kata Mia, Senin (26/2/2024).

READ  Jokowi Bergelorakan Modernisasi Transportasi di KTT ASEAN-Australia

Setelah jenazah dikeluarkan dari mobil, muncul kecurigaan dari keluarga mulai muncul Sebab, darah terus mengucur dari keranda. Kemudian, keluarga meminta jasad korban dibuka.

3. Ada Bekas Sundutan Rokok-Jeratan Leher

Santri yang menjadi korban adalah Bintang Balqis Maulana, seorang remaja berusia 14 tahun yang berasal dari Afdeling Kampunganyar, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Kematian santri ini disebabkan oleh tindakan kekerasan. Pada tubuh korban ditemukan bekas sundutan rokok dan dugaan jeratan di lehernya.

Kondisi tersebut ditemukan keluarga korban saat jenazahnya tiba di rumah duka, Sabtu (24/2/2024) malam. Mia Nur Khasanah (22) kakak korban, menemukan luka-luka tersebut setelah kain kafan yang membungkus tubuh adiknya dibuka.

Proses identifikasi luka-luka pada tubuh korban dilakukan oleh tim medis dari rumah sakit setempat. Menurut keterangan tim medis, luka-luka tersebut menunjukkan tanda-tanda kuat penganiayaan yang dilakukan dengan kekerasan.

“Astaghfirullah. luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Tak kuasa menahan tangis. Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya,” ungkap Mia, Senin (26/2/2024).

Mia menambahkan, selain luka tersebut, terdapat sejumlah luka sundutan rokok yang terlihat di kaki korban dengan jumlah lebih dari satu. Selain itu, terdapat satu luka di dada yang menurutnya terlihat seperti berlubang.

4. 4 Senior Korban Jadi Tersangka

Empat individu telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap para santri di Kediri, Jawa Timur. Keempat pelaku tersebut merupakan senior atau kakak kelas dari korban yang sama di pondok pesantren. Berikut adalah inisial mereka.

  • MN (18) asal Sidoarjo,
  • MA (18) asal Nganjuk,
  • AF (16) Denpasar, dan
  • AK (17) Kota Surabaya.

“Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut,” kata Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

READ  Mineral Raksasa Diserang Hoaks Bromat, Ahli Memperdebatkan Persaingan Bisnis

Baca di halaman sebelumnya mengenai kronologi penganiayaan santri di Kediri.

5. Motif Penganiayaan Santri di Kediri

Polisi mengungkap motif di balik penganiayaan yang menimpa Bintang Balqis Maulana (14), santri ponpes di Kediri. Penganiayaan diduga dipicu oleh kesalahpahaman yang terjadi antara korban dan para pelaku.

“Motif diduga karena adanya kesalahpahaman antara para anak pelajar. Mungkin terjadi perbedaan pemahaman di antara mereka yang kemudian berujung pada tindakan penganiayaan yang dilakukan secara berulang,” ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, pada Senin (26/2/2024).

Bramastyo enggan menjelaskan kesalahpahaman apa yang menyebabkan korban dianiaya hingga tewas. Meski begitu, pihaknya tetap berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di Banyuwangi untuk mengetahui bagaimana para tersangka menganiaya korban.

“Termasuk cara para tersangka menganiaya korban dan hal yang menyebabkan dia tewas dia akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di Banyuwangi yang menerima jenazah,” jelas Bramastyo.

6. Pihak Ponpes Angkat Bicara

Bintang Balqis Maulana (14), santri ponpes di Kediri asal Banyuwangi tewas dianiaya empat seniornya. Pihak Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyah, tempat Bintang mondok akhirnya buka suara.

“Saya dikabari saat baru bangun tidur, bahwa Bintang meninggal dunia. Kemudian saya tanya saudaranya FT, bahwa korban terpeleset di kamar mandi,” kata pengasuh santri ponpes Fatihunnada atau Gus Fatih, pada Senin (26/2/2024)

Gus Fatih mengaku menerima kabar tragis tersebut pada Jumat (23/2/2024) pagi. Kabar tersebut menyebutkan bahwa korban telah meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Kecamatan Ngadiluwih.

“Begitu mendengar kabar itu, saya langsung memanggil saudaranya FT yang juga mondok di sini. Menurut keterangannya korban terjatuh di kamar mandi, kemudian dibawa ke rumah sakit,” jelas Gus Fatih.

READ  Penyelenggaraan Drama Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta

Ditambahkan oleh Gus Fatih, “Kami bersama-sama berdoa semoga korban segera pulih dan pelaku penganiayaan dapat segera ditangkap untuk dipertanggungjawabkan perbuatannya.”

Kabar ini kemudian diteruskan ke paman korban, Suryanto. Gus Fatih mengaku tidak punya kontak orang tua korban.

Suryanto terdiam sejenak, ia tahu kasus ini semakin pelik. “Harus kita tindak lanjuti dengan serius, tidak boleh dibiarkan begitu saja,” ujarnya dengan wajah serius.

“Saya menghubungi paman korban karena ayah dari FT ini yang dulu membawa Bintang ke sini mondok. Saya juga tidak tahu orang tua dari korban,” imbuh Gus Fatih.

Setelah melewati proses persiapan, jenazah Bintang kemudian di antar pulang ke Banyuwangi. Gus Fatih mengikuti rombongan pengantar jenazah tersebut.