Selalu Curiga? Penelitian Mengungkap Gen Percaya

indotim.net (Minggu, 03 Maret 2024) – Hubungan yang sukses, transaksi ekonomi, dan kohesi sosial semuanya bergantung pada rasa percaya. Tanpa kepercayaan, bisnis akan runtuh, partai politik akan bangkrut, dan konflik akan terjadi, baik dalam skala pribadi maupun internasional.

Rasa percaya memegang peranan penting dalam interaksi antar manusia. Belum lama ini, penelitian di Australia mengungkap bahwa kepercayaan juga memiliki kaitan dengan faktor genetik yang signifikan. Sebanyak 33% variasi antarindividu terkait dengan gen manusia turut memengaruhi tingkat kepercayaan seseorang. Penelitian ini didasarkan pada data dari anak kembar serta meta-analisis terhadap penelitian sebelumnya yang mengkaji heritabilitas kepercayaan.

“Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dikaitkan dengan berbagai manfaat sosial dan ekonomi, sehingga pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kecenderungan kita untuk mempercayai orang lain dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar penulis utama Dr. Nathan Kettlewell seperti dilansir dari Science Daily.

Dr. Kettlewell dari Universitas Teknologi Sydney dan Profesor Agnieszka Tymula dari Universitas Sydney bekerja di bidang yang berpotongan antara ekonomi, psikologi, dan ilmu saraf untuk menyelidiki pengaruh perilaku yang diwariskan, seperti kepercayaan, terhadap hasil kehidupan.

Gen Memiliki Peran dalam Menentukan Tingkat Kepercayaan

Penelitian yang dilakukan baru-baru ini dan dipublikasikan dalam Journal of Economic Behavior and Organization mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan merupakan karakteristik kompleks yang dapat diukur dengan berbagai metode, termasuk menggunakan studi pada individu kembar.

“Menggunakan saudara kembar sebagai subjek penelitian memungkinkan kita untuk membedah pengaruh genetik dan lingkungan terhadap sifat-sifat kompleks. Melalui studi ini, kita bisa membandingkan tingkat kepercayaan antara kembar identik yang memiliki 100% gen yang sama, dan kembar fraternal yang rata-rata hanya memiliki 50% gen yang sama,” papar Dr. Kettlewell.

READ  Isuzu Siap Membantu Transportasi dan Logistik di Indonesia

“Penemuan kami menunjukkan bahwa meskipun faktor genetik memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap variasi tingkat kepercayaan yang teramati pada setiap individu, kondisi kehidupan seperti bertambahnya usia, kondisi kesehatan yang lebih baik, serta menikah atau dalam hubungan de facto juga mampu meningkatkan rasa kepercayaan,” ungkapnya.

Penelitian yang dilakukan di Australia melibatkan 1.120 orang kembar dan mendalam melihat tingkat kepercayaan dengan menggunakan data survei yang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepercayaan dalam konteks umum maupun kepercayaan terhadap politisi. Tingkat kepercayaan dievaluasi melalui perilaku dalam permainan kepercayaan di mana peserta diberi uang untuk dibagikan kepada orang lain.

“Kepercayaan merupakan sebuah sifat yang kompleks untuk didefinisikan dan diukur, serta dapat berubah dalam berbagai konteks. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam hubungan sosial, namun memiliki tingkat kepercayaan yang rendah dalam politik,” ujar Profesor Tymula.

Dilansir dari hasil penelitian, disampaikan bahwa tidaklah dapat dipastikan bahwa individu dengan gen tertentu akan selalu memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi atau rendah. Namun, penting untuk diingat bahwa pewarisan sifat turut berperan ketika kita mengamati perilaku diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Perasaan percaya atau ketidakpercayaan seringkali memengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa rasa percaya juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, yang secara tidak langsung memengaruhi pandangan terhadap diri sendiri dan interaksi dengan orang lain.

“Hal ini dapat memengaruhi cara kita memandang diri sendiri dan cara kita memperlakukan orang lain. Misalnya, jika kita menyadari bahwa ketidakpercayaan seseorang terhadap politisi sebagian disebabkan oleh faktor genetik, kita mungkin akan memahami mengapa seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang sama bisa memiliki kepribadian yang berbeda,” jelas Tymula.

READ  Tom Lembong Membongkar Persaingan dengan Jokowi, TKN Dituduh Langgar Etika Profesional

Hasil studi yang menyoroti hubungan genetika dengan tingkat kepercayaan menunjukkan bahwa gen memiliki peran signifikan dalam membentuk pola kepercayaan seseorang. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa faktor lingkungan seperti pola asuh, norma budaya, dan pengalaman hidup juga turut berperan dalam memengaruhi kedalaman kepercayaan seseorang.

Memahami landasan kepercayaan membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut di berbagai disiplin ilmu seperti ekonomi, psikologi, dan sosiologi, serta aplikasi praktis yang bertujuan untuk memperkuat kepercayaan, kerja sama, dan kesejahteraan sosial dalam berbagai konteks.

Kesimpulan

Kepercayaan memiliki peran krusial dalam hubungan sosial, bisnis, dan kehidupan sehari-hari. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa faktor genetik turut berperan dalam membentuk tingkat kepercayaan seseorang, meskipun faktor lingkungan juga memiliki pengaruh yang signifikan. Memahami hubungan antara genetika dan kepercayaan memberikan wawasan penting untuk memperkuat kepercayaan, kerja sama, dan kesejahteraan sosial dalam berbagai konteks.