Solusi Pencegahan Pandemi di Masa Depan: Lindungi Habitat Kelelawar!

indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Pandemi COVID-19 telah mengubah dunia secara drastis dan memaksa para ilmuwan untuk terus mempertimbangkan sumber penyakit yang mungkin terabaikan selama ini. Terutama sumber penyakit dari kelelawar, yang dianggap sebagai penyebab menularnya COVID-19.

Sampai saat ini, para ilmuwan belum mengetahui apa sebenarnya penyebab wabah virus corona. Namun, kelelawar menjadi salah satu tersangka utama karena memiliki peran sebagai inang utama virus-virus mematikan, termasuk virus corona.

Penelitian menunjukkan bahwa kelelawar telah menjadi sumber banyak patogen yang termasuk dalam keluarga virus corona.

Virus yang Berasal dari Kelelawar

Menurut laporan dari ZME Science, Institut Kesehatan Nasional (NIH) menyatakan bahwa virus yang menjadi penyebab pandemi SARS-CoV-1 pada tahun 2003 dan wabah MERS-CoV pada 2012 juga berasal dari kelelawar.

Dalam kasus COVID-19, yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa nenek moyang penyakit ini berasal dari kelelawar.

Kelelawar merupakan hewan yang rentan terhadap virus dan peranannya dalam penularan penyakit seperti ini telah terbukti secara ilmiah.

Hal ini didukung oleh fakta bahwa SARS-CoV-2 memiliki kesamaan genetik yang signifikan dengan virus corona kelelawar, seperti yang disoroti oleh studi tahun 2021 tentang pertahanan inang kelelawar.

Penelitian menyebutkan bahwa kelelawar menjadi sumber utama dari virus corona. Bukti genetik menunjukkan bahwa sekitar 54% dari semua virus corona RNA untai tunggal berasal dari kelelawar.

Kelelawar sebagai Sumber Patogen

Kelelawar memiliki sistem kekebalan yang unik yang memungkinkan mereka bertahan dari berbagai virus berbahaya tanpa menjadi sakit. Ini adalah alasan mengapa mereka hidup berdampingan dengan banyak virus di tubuh mereka.

READ  Siapa Predator Terbesar Sebelum Dinosaurus?

Penelitian menunjukkan bahwa gangguan terhadap kelelawar dapat memicu penyebaran virus ke spesies lain, termasuk manusia. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelestarian kelelawar dan habitatnya agar potensi terjadinya pandemi baru dapat diminimalkan.

Hal tersebut membuat kelelawar menjadi sumber patogen, termasuk virus corona. Interaksi berulang, antara kelelawar dengan hewan lain, virus, maupun manusia, membuat penularan ke spesies lain termasuk manusia, dapat berpotensi tinggi.

Menurut penelitian tahun 2021, kelelawar telah berevolusi selama 64 tahun untuk membentuk sistem pertahanan dan toleransi, sehingga memiliki kemampuan unik untuk bertindak sebagai inang yang ideal bagi virus.

Kelelawar menunjukkan tingkat kerentanan yang rendah terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus tertentu, seperti virus korona. Hal ini membuat mereka dapat menjadi inang yang berpotensi menularkan virus-virus ini ke manusia jika terjadi gangguan terhadap habitat mereka.

Selain virus corona, kelelawar juga menjadi inang bagi rabies, Ebola Virus, virus Hendra dan Nipah, filovirus Marburg, dan masih banyak lagi patogen lainnya. Semua berkat kemampuan tubuhnya yang unik sehingga mereka tidak sakit akibat virus tersebut.

Kelelawar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Gangguan terhadap kelelawar seperti perburuan dan perusakan habitat dapat memicu penyebaran virus dari spesies ke manusia. Oleh karena itu, perlindungan terhadap kelelawar perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pandemi baru di masa depan.

Ilmuwan: Jangan Ganggu Kelelawar

Studi terbaru menyoroti pentingnya menjaga agar kelelawar dapat hidup tanpa gangguan, mengingat potensi penularan penyakit dari hewan ini dan dampaknya yang bisa menjadi ancaman global.

Studi menunjukkan pentingnya menghentikan semua interaksi manusia dengan kelelawar dan menjaga agar kelelawar tidak terganggu. Tindakan ini dapat secara signifikan mengurangi risiko terjadinya pandemi di masa depan.

READ  Guru Besar UI Pionirkan Material Interior Otomotif Ramah Lingkungan dari Serat Rami Lokal

“Dibutuhkan persetujuan manusia secara global untuk membiarkan kelelawar sendirian, tidak takut pada mereka yang mencoba mengusir atau memusnahkan mereka, tetapi membiarkan mereka memiliki habitat yang mereka butuhkan dan hidup tanpa gangguan dari manusia,” kata para penulis studi tersebut.

Menjaga keseimbangan ekosistem sangat penting dalam mencegah kemungkinan terulangnya pandemi di masa depan. Mari kita belajar dari pengalaman yang telah kita alami dan memberikan ruang dan perlindungan bagi kelelawar serta makhluk lainnya dalam ekosistem alamiah.

Kelelawar untuk Ekosistem Kehidupan

Menurut laporan dari US Fish and Wild Service, kelelawar merupakan salah satu hewan yang berperan dalam ekosistem kehidupan karena menjadi pemakan serangga di habitatnya.

Dengan menjaga kelestarian kelelawar, kita turut menjaga keseimbangan alam dan mencegah terulangnya pandemi yang mengancam kesehatan manusia.

Oleh karena itu, para pakar menyarankan untuk tidak mengganggu kelelawar atau habitatnya guna menjaga fungsi ekosistem dalam kehidupan yang berkelanjutan, serta menjaga virus penyebab pandemi tetap terkendali.

“Maka dari itu, yang bisa kita lakukan adalah membiarkan kelelawar, tidak mengganggunya maupun tempat habitat mereka,” tutur para peneliti.