indotim.net (Selasa, 27 Februari 2024) – Hujan es adalah fenomena alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Kejadian ini biasanya terjadi saat terjadi perubahan musim, seperti saat masa pancaroba atau pergantian musim dari penghujan ke kemarau, atau sebaliknya, dari musim kemarau ke penghujan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena hujan es di Indonesia merupakan hal yang biasa terjadi. Tetapi, mengapa hujan es bisa turun di Indonesia? Apa yang menyebabkan fenomena ini dan bagaimana proses terjadinya?
Hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi secara lokal dan ditandai dengan jatuhan butiran es dari awan. Hujan es umumnya berlangsung selama beberapa menit dan seringkali disertai oleh hujan lebat, kilat, petir, dan angin kencang.
Penyebab dan Proses Terjadinya Hujan Es
Mengutip dari situs BMKG, hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal hingga regional yang signifikan. Fenomena ini umumnya terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb).
Umumnya awan Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut. Hal ini memungkinkan pembentukan butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.
BMKG menjelaskan bahwa terjadinya hujan es di Indonesia disebabkan oleh keberadaan awan Cumulonimbus. Awan tersebut terdiri dari tiga jenis partikel, yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es. Awan Cumulonimbus terbentuk melalui proses strong updraft dan downdraft, serta proses lower freezing level.
Pertama, fenomena hujan es di Indonesia bisa terjadi karena adanya awan Cumulonimbus yang terbentuk akibat pergerakan massa udara naik dan turun dengan sangat kuat (strong updraft dan downdraft). Strong updraft sendiri mampu mengangkat uap air ke lapisan udara yang sangat dingin sehingga uap air tersebut kemudian membeku menjadi partikel es.
Bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa hujan es terjadi ketika awan Cumulonimbus tumbuh sangat tinggi. Namun, selain faktor tingginya, ada faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya hujan es. Yaitu,
Awan Cumulonimbus juga dapat terbentuk karena adanya lapisan tingkat pembekuan yang lebih rendah dari ketinggian normalnya (lower freezing level). Freezing level ini merupakan lapisan pada ketinggian tertentu di permukaan bumi yang suhu udaranya bernilai nol derajat celcius.
Pada ketinggian tersebut, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es. Di Indonesia umumnya lapisan tingkat pembekuan berada pada kisaran ketinggian antara 4-5 km di atas permukaan laut.
Kemudian terjadinya hujan es bisa diprediksi 30 menit hingga satu 1 sebelum kejadian.
Tanda-tanda Indikasi Akan Terjadi Hujan Es
- Udara pada malam hari sebelumnya hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Keadaan udara panas dan gerah disebabkan oleh sinar matahari yang kuat terlihat dari perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 serta kelembaban yang tinggi.
- Pada pukul 10.00 pagi, awan Cumulus mulai muncul (awan putih melapis), di antara awan tersebut terdapat sebuah jenis awan dengan batas tepi yang jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Selanjutnya, awan tersebut berubah cepat menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal sebagai awan Cumulonimbus (Cb).
- Pohon-pohon di sekitar mulai bergoyang dengan cepat.
- Terasa adanya udara dingin menyelinap di sekitar.
- Hujan pertama kali biasanya turun dengan deras secara tiba-tiba, jika hujan ringan terjadi, bisa jadi angin kencang muncul jauh dari tempat kita.
- Jika dalam rentang 1-3 hari tidak terjadi hujan selama musim transisi/pancaroba/penghujan, ada indikasi potensi hujan lebat yang diikuti angin kencang, termasuk dalam kategori potensi puting beliung.
Kesimpulan
Hujan es di Indonesia merupakan fenomena alam yang terjadi terutama saat terjadi perubahan musim seperti masa pancaroba. Penyebab terjadinya hujan es adalah karena keberadaan awan Cumulonimbus yang memungkinkan pembentukan butiran es akibat kondisi labilitas udara signifikan. Faktor lain yang mempengaruhi hujan es adalah lapisan tingkat pembekuan yang lebih rendah dari ketinggian normal. Tanda-tanda akan terjadinya hujan es dapat dilihat dari perubahan cuaca dan kondisi udara sekitar. Prediksi hujan es dapat dilakukan sekitar 30 menit hingga 1 jam sebelum kejadian.