Intip Jadwal Fenomena Alam Maret 2024!

indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Setiap bulan, selalu terdapat fenomena astronomi atau fenomena alam menarik yang layak diamati, terutama fenomena-fenomena tertentu. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengumumkan informasi mengenai fenomena alam yang akan terjadi di bulan Maret 2024.

Lantas, apa saja yang termasuk dalam fenomena alam di Maret 2024? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Fenomena Alam Maret 2024

Ada berbagai macam fenomena langit yang akan terjadi sepanjang bulan Maret 2024. Dilansir situs resmi BRIN, berikut daftar fenomena alam di bulan Maret 2024 beserta prakiraan waktu terjadinya.

  • 10 Maret 2024: Bulan Baru
  • 20 Maret 2024: Ekuinoks Maret
  • 24 Maret 2024: Elongasi Timur Maksimum Merkurius
  • 25 Maret 2024: Bulan Purnama
  • 25 Maret 2024: Gerhana Bulan Penumbra

Berikut adalah penjelasan dari setiap fenomena alam yang terjadi di bulan Maret 2024.

1. Bulan Baru

Pada bulan Maret 2024, kita akan disuguhkan dengan fenomena alam yang langka dan menakjubkan. Setelah Bulan Baru, masih banyak lagi keajaiban alam yang akan kita saksikan.

Dikutip dari laman Bosscha ITB, Bulan Baru terjadi saat Bulan dan Matahari berada pada arah langit yang sama sehingga Bulan tidak terlihat di langit malam. Pada fase ini, Bulan tidak menerima cahaya dari Matahari sama sekali yang mengakibatkan Bulan berwarna gelap dan menjadi tak terlihat dari Bumi.

Pada tanggal 2 Maret 2024, langit akan menyajikan fenomena alam yang menakjubkan yaitu Ekuinoks. Ini merupakan momen di mana panjang siang dan malam menjadi sama. Sebuah keajaiban alam yang selalu memukau banyak orang.

Menurut informasi yang didapat dari BMKG, Ekuinoks adalah posisi di mana Matahari tepat berada di khatulistiwa atau ekwator. Secara periodik, Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September.

READ  BPBD DKI: Seluruh Genangan Jakarta Sudah Surut! Temukan Informasi Terkini

Saat fenomena ini berlangsung, Matahari dengan Bumi memiliki jarak paling dekat dengan konsekuensinya wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran Matahari maksimum. Namun, fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem.

Peristiwa langka ini juga menjadi momen yang dinantikan oleh para pengamat astronomi dan penggemar fenomena alam, mengingat keindahannya yang tiada tara. Dalam beberapa kasus, fenomena ini juga menjadi peluang bagi ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait perubahan iklim dan dampaknya terhadap planet kita.

3. Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Dikutip dari situs BMKG, Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk pengamat di permukaan Bumi. Saat Elongasi Timur Maksimum Merkurius, planet terdekat dari Matahari berada pada titik tertinggi di langit senja saat Matahari terbenam.

3. Gerhana Matahari Cincin

Pada tanggal 14 Maret 2024, akan terjadi gerhana matahari cincin di langit. Fenomena ini terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, menutupi sebagian besar cakrawala Matahari dan menyisakan cincin terang di sekelilingnya.

Jika Anda tertarik untuk menyaksikan keindahan gerhana matahari cincin ini, pastikan untuk menyiapkan peralatan pengamatan yang tepat agar dapat melihatnya dengan jelas dan aman.

Dilansir situs Kemdikbud, Bulan Purnama terjadi saat semua bagian Bulan terkena sinar Matahari, yang juga terlihat dari Bumi. Hal ini memungkinkan kita untuk menyaksikan Bulan Purnama.

Menurut situs LAPAN, Bulan Purnama adalah salah satu fase di mana Bulan berada di belakang Bumi dari sudut pandang Matahari. Saat Bulan Purnama terjadi, Bumi berada di posisi di antara Bulan dan Matahari, sehingga terjadi garis lurus relatif di antara ketiganya.

READ  Anies Siap Dorong RUU Pendanaan Politik untuk Cegah Korupsi

5. Gerhana Bulan Penumbra

Dilansir situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa ini disebabkan oleh dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan dan hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana Bulan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Gerhana Bulan Sebagian dan Gerhana Bulan Total. Gerhana Bulan Sebagian terjadi saat Bulan hanya sebagian terkena bayangan bumi, sedangkan Gerhana Bulan Total terjadi ketika seluruh Bulan berada dalam bayangan Bumi.

Sementara itu, Gerhana Bulan Penumbra adalah posisi ketika Bulan, Matahari, dan Bumi sejajar sehingga Bulan hanya masuk ke dalam bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat gerhana mencapai puncaknya, Bulan akan terlihat redup dibanding saat purnama.

Kesimpulan

Bulan Maret 2024 akan menyuguhkan serangkaian fenomena alam menarik yang layak diamati, mulai dari Bulan Baru hingga Gerhana Bulan Penumbra. Selain memberikan keindahan alam yang tiada tara, fenomena-fenomena ini juga menjadi momen penting bagi para pengamat astronomi dan ilmuwan untuk memperkuat penelitian terkait perubahan iklim dan dampaknya terhadap planet kita.