Fenomena Langka Sun Dog, Pesona ‘Matahari Kembar’ yang Memukau

indotim.net (Minggu, 03 Maret 2024) – Fenomena alam seringkali membawa keajaiban yang menakjubkan dan memancing rasa ingin tahu manusia. Salah satu kejadian langit yang menarik perhatian adalah sun dog, yang memperlihatkan ‘matahari kembar’.

Keindahan Fenomena Sun Dog

Keindahan sun dog terlihat dari warna yang dihasilkan, yang masih sangat bervariasi. Biasanya, sun dog memancarkan warna merah di sisi yang berdekatan dengan matahari, kemudian perlahan berubah menjadi oranye dan biru seiring menjauh. Walaupun demikian, warna-warna tersebut saling bertumpuk sehingga sun dog tidak pernah memiliki warna yang murni. Akhirnya, warna-warna sun dog itu bergabung dalam lingkaran parhelic dan membentuk warna putih.

Kemudian, fenomena ini dapat diamati di berbagai lokasi di seluruh dunia, tidak terbatas pada musim tertentu. Jadi, tidak mesti di daerah dingin saja fenomena sun dog bisa terjadi, karena di Indonesia pernah terjadi fenomena matahari kembar ini.

Dilansir dari CNN Indonesia, beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan oleh fenomena empat matahari yang tiba-tiba muncul di langit Kepulauan Riau (Kepri) pada 2018 lalu. Fenomena langit ini mengundang rasa penasaran, di mana matahari, yang seharusnya tunggal sebagai pusat tata surya, terlihat seolah-olah berjumlah empat.

Kejadian terbaru pada pekan terakhir Februari 2024 lalu, fenomena sun dog tampak terjadi di Sumatera Barat (Sumbar), demikian dilaporkan oleh sumber terpercaya.

Mengenal Fenomena Sun Dog

Apa itu sun dog? Sun dog atau matahari kembar adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan efek optik yang terjadi ketika matahari terbenam atau terbit, dan cahayanya difraksi oleh kristal-kristal es di atmosfer.

READ  Kenapa Bunga Matahari Selalu Menyusul Mentari?

Sun dog bisa terlihat seperti dua titik cahaya terang di sekitar matahari, satu atau keduanya dengan warna pelangi yang indah. Fenomena ini menakjubkan dan sering kali memukau bagi yang melihatnya.

Fenomena ini menciptakan ilusi optik berupa dua titik cahaya terang yang terletak di sebelah kiri dan kanan matahari. Titik cahaya ini membuat seolah ada dua matahari tambahan yang mendampingi matahari utama, membentuk formasi seperti segitiga yang indah di langit.

Memunculkan keindahan yang memukau, Sun Dog sering kali disalahartikan sebagai dua matahari sejati. Namun, sebenarnya Sun Dog adalah fenomena atmosfer yang terjadi akibat pembiasan cahaya matahari melalui kristal-kristal es di udara.

Menurut informasi dari situs resmi National Weather Service, badan layanan cuaca AS, sun dog atau yang dikenal juga dengan nama parhelion adalah sebuah fenomena alam di mana kita bisa melihat cahaya tambahan di kedua sisi matahari. Terkadang, cahaya tambahan tersebut terlihat seperti bola yang memberikan ilusi adanya matahari tambahan atau bahkan dua matahari.

Menurut para ahli astronomi dan optik, sun dog adalah fenomena optik yang terjadi ketika cahaya matahari dipantulkan atau dibiaskan oleh kristal-kristal es di atmosfer, yang menciptakan ilusi dua titik cahaya terang di sebelah kiri dan kanan matahari.

Fenomena langka Sun Dog ini menarik perhatian banyak orang, tidak hanya para ilmuwan tetapi juga masyarakat umum.

Penyebab Fenomena Sun Dog

Pada laman situs skyandtelescope.com, yang sering membahas fenomena langit, dijelaskan bahwa sun dog terjadi saat cahaya matahari menembus lempeng kristal es heksagonal yang tersusun secara horizontal di awan tinggi, seperti awan cirrus/sirus. Pembiasan cahaya oleh kristal inilah yang menghasilkan efek belokan cahaya dengan sudut minimal 22 derajat.

READ  Indikator Kepuasan Presiden Jokowi Meningkat, Tembus 79,3%

Sun dog terjadi karena kristal es berbentuk heksagonal yang ada di awan sirus yang terletak tinggi dan dingin, atau mungkin juga karena kristal es “diamond dust” yang melayang di udara pada ketinggian rendah selama kondisi cuaca yang sangat dingin. Kristal-kristal es ini umumnya berbentuk prisma yang memecah cahaya matahari menjadi spektrum warna yang berbeda, mirip dengan apa yang terjadi dalam pelangi.

Pada dasarnya, sun dog adalah fenomena optik alam yang terjadi ketika cahaya matahari memantul atau melewati kristal-kristal es di atmosfer bumi. Ketika cahaya matahari melewati kristal-kristal es ini, cahaya yang dibiaskan akan terfokus pada sudut tertentu, menciptakan efek optik yang membingungkan dan memukau.

Sun dog bisa terlihat sebagai cahaya berwarna di sebelah kanan atau kiri matahari, terletak sekitar 22° atau lebih jauh pada ketinggian yang sama dengan matahari di horizon. Keindahan sun dog tidak hanya terletak pada warnanya yang memukau, tetapi juga pada kesan ‘matahari kembar’ yang ditampilkannya.

Menurut laman Britannica, setiap sisi kristal memiliki jaring pembiasan di mana cahaya dipencarkan dan tersebar menjadi spektrum warna. Sudut minimum deviasinya sekitar 22° dan tidak ada satu sudut pembiasan tunggal yang melewati setiap kristal. Hal ini berkaitan dengan jarak maksimum dari sun dog ke matahari saat sun dog berada pada posisi terendah di langit. Ketika matahari naik, cahaya yang melewati kristal menjadi lebih tegak lurus terhadap bidang horizontal. Ini mengakibatkan peningkatan sudut deviasi dan sun dog mulai menjauh dari matahari. Namun, ketinggiannya tetap sama dengan matahari.

Fenonema Sun Dog di Daerah Tropis

Bagaimana fenomena sun dog di kawasan tropis yang tak memiliki es? Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, Yudha Nugraha, menjelaskan bahwa sun dog adalah fenomena yang biasa terjadi akibat perubahan musim dari hujan ke kemarau. Yudha menyebut Sun dog muncul karena pembiasan atmosfer pada partikel hidrometeorologis atau basah seperti es.

READ  Cerita Inspiratif Casis SIPSS Polri dalam Bencana Gempa dan Pandemi COVID

“Fenomena ini terjadi ketika sinar matahari terpantul pada kristal es di atmosfer,” jelas Yudha, seorang ahli meteorologi. “Akibatnya, matahari terlihat seperti terbelah menjadi dua dan cahayanya membentuk pola yang memesona. Fenomena ini sering terjadi saat beralih dari musim hujan ke musim kemarau.”

Yudha menjelaskan bahwa fenomena langka Sun Dog sering terjadi di Indonesia, khususnya saat akan terjadi perubahan musim dari hujan ke kemarau. Kejadian ini sering terlihat di langit daerah yang memiliki tingkat kelembaban tinggi.

“Di Indonesia fenomena ini sudah sering dan lumrah terjadi. Dia muncul ketika terjadinya peralihan musim hujan ke kemarau atau sebaliknya. Dan ini juga didukung dengan kondisi atmosfer langit yang melembab dan basah. Yang memungkinkan itu terjadi. Jadi kita harap jangan sampai fenomena itu dikaitkan dengan akan muncul bencana. Karena fenomena itu adalah hal biasa,” tutupnya.