Kenapa PSI Jadi Sorotan di Rekapitulasi Pemilihan?

indotim.net (Sabtu, 02 Maret 2024) – Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, memberikan tanggapannya terkait sorotan yang hanya ditujukan pada penambahan suara partainya yang hampir mencapai 4% dalam proses rekapitulasi. Grace menegaskan bahwa fluktuasi suara, baik penambahan maupun pengurangan, adalah hal yang lazim terjadi selama proses rekapitulasi.

Grace memberikan tanggapan terhadap pihak-pihak yang mempertanyakan penambahan suara PSI. Berdasarkan real count KPU RI per Sabtu, 2 Maret 2024 pukul 12.00, persentase suara PSI berada pada 3,13%, dengan jumlah suara terhitung mencapai 65,73%.

“Penambahan atau pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang biasa terjadi. Namun, yang patut dipertanyakan adalah jika ada pihak yang mencoba menciptakan opini negatif terkait hal tersebut,” kata Grace dalam pernyataan tertulisnya pada Sabtu (2/3/3034).

Grace menegaskan bahwa saat ini terdapat lebih dari 70 juta suara yang masih belum dihitung dalam proses rekapitulasi suara. Menurut Grace, sebagian besar dari suara yang belum terhitung tersebut berasal dari basis pendukung Presiden Jokowi yang kemungkinan akan menambah dukungan untuk partainya.

Menanggapi hal ini, seorang pakar politik dari Universitas Indonesia menyoroti fakta bahwa masih terdapat lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung. Suara tersebut sebagian besar berasal dari basis pendukung Jokowi, di mana PSI memiliki potensi dukungan yang kuat.

Grace kemudian membandingkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi yang juga dialami oleh partai-partai lain. Sebagai contoh, lembaga survei Indikator Indonesia mencatat PKB mendapatkan 10,65 persen dari hitung cepat, namun rekapitulasi KPU menunjukkan angka 11,56 persen, mengalami penambahan sebesar 0,91 persen.

Sebagai contoh, Grace menyebut suara Partai Gelora yang menunjukkan hasil 0,88 persen berdasarkan quick count, namun ketika di-rekapitulasi oleh KPU, angkanya mencapai 1,44 persen. Terdapat selisih sebesar 0,55 persen.

READ  Begal di Cileungsi Bogor Mengamuk: Korban Bacok hingga Jatuh dari Motor, Ini Faktanya!

Menurut hasil hitung cepat dari Indikator, suara PSI berada di angka 2,66 persen sementara rekapitulasi KPU menunjukkan angka 3,13 persen, dengan selisih 0,47 persen. Juru bicara PSI, Grace, menjelaskan bahwa perbedaan suara PSI tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan dua contoh sebelumnya.

Grace bertanya-tanya mengapa sorotan hanya tertuju pada PSI. Menurutnya, semua pihak hanya menunggu hasil penghitungan akhir dari KPU tanpa bermaksud mengarahkan opini.

“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankah kenaikan dan penurunan suara juga terjadi di partai lain? Dan itu sah-sah saja karena penghitungan suara masih berlangsung,” ujar Grace menanggapi sorotan yang hanya difokuskan pada PSI.

Meskipun berbagai pihak mengkritik penambahan suara PSI dalam rekapitulasi, Grace menyatakan, “Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik.”

Kesimpulan

Meskipun sorotan hanya ditujukan pada penambahan suara PSI yang hampir mencapai 4% dalam proses rekapitulasi, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menegaskan bahwa fluktuasi suara selama proses rekapitulasi adalah hal lazim dan semua pihak seharusnya menunggu hasil perhitungan akhir dari KPU tanpa mengarahkan opini. Dalam konteks ini, Grace juga menyoroti bahwa peningkatan dan penurunan suara juga terjadi di partai lain, namun fokus hanya pada PSI terlihat tidak adil.