Mengenal Keindahan dan Misteri Bunga Wijaya Kusuma

indotim.net (Selasa, 14 November 2023) – Bagi pecinta tanaman hias, tentu sudah tidak asing dengan bunga wijaya kusuma. Bunga ini begitu indah saat mekar, banyak masyarakat yang memiliki bunga wijaya kusuma di rumahnya.

Namun, tahukah kamu kalau bunga wijaya kusuma bukan tanaman sembarangan? Di masa kerajaan, bunga ini dijadikan simbol oleh para raja dan kaum bangsawan. Selain itu, masih ada beberapa mitos yang dipercaya di kalangan masyarakat.

Ingin mengenal lebih jauh tentang bunga wijaya kusuma? Simak pembahasannya di bawah ini.

Mengenal Bunga Wijaya Kusuma

Bunga wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum) adalah tanaman yang termasuk ke dalam jenis kaktus dan bersifat epifit, artinya dapat tumbuh di permukaan tanaman lain. Bunga wijaya kusuma dapat hidup di iklim sedang hingga tropis.

Menurut buku “Berguru Pada Bunga” karya Sry Acharyani Juliansari, bunga wijaya kusuma berwarna putih dengan daun berwarna hijau. Bunga ini memiliki aroma yang harum dan indah dipandang, terutama saat mekar.

Bunga wijaya kusuma hanya mekar secara penuh pada malam hari dalam waktu singkat, biasanya mulai pukul 9-10 malam. Ketika fajar tiba, bunga ini akan kembali layu. Oleh karena itu, bunga ini mendapat julukan ‘Queen of the Night’.

Tanaman ini memiliki ukuran sekitar 12-18 cm dan termasuk anggota famili Cactaceae. Meskipun tumbuh di iklim tropis, bunga wijaya kusuma tidak dapat bertahan pada suhu udara di atas 38 derajat Celsius. Sebaiknya, rawat bunga ini pada suhu sekitar 20-30 derajat Celsius.

Saat ini, terdapat lebih dari 14.500 hibrida bunga wijaya kusuma yang terdaftar dalam Epiphyllum Society of America (ESA). Jumlah tersebut belum termasuk bunga wijaya kusuma yang ada di Belanda, Jerman, maupun Australia.

READ  Kompak! Prestasi Gemilang 16 Wisudawan Pascasarjana UI

Ada hal menarik di balik penamaan bunga wijaya kusuma. Kata “wijaya” memiliki arti kejayaan, kemenangan, dan keberhasilan. Sedangkan kata “kusuma” berarti bunga yang indah. Hal ini masih berkaitan dengan mitos yang beredar di masyarakat sejak zaman kerajaan.

Mitos Tentang Bunga Wijaya Kusuma

Di Indonesia, bunga wijaya kusuma memiliki mitos yang berbeda. Dalam buku “Mengenal dan Belajar Menanam Bunga Wijaya Kusuma” yang ditulis oleh Sant, bunga ini kerap kali digunakan sebagai persembahan oleh bangsawan. Selain itu, pangeran-pangeran juga sering memberikan wijaya kusuma kepada ratu impian mereka sebagai simbol cinta dan kasih sayang.

Pada masa pemerintahan kerajaan di Nusantara (kini Indonesia), bunga wijaya kusuma melambangkan Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara. Para raja berharap bunga ini dapat membantu mereka dalam menjalankan tugas, melindungi, dan memelihara kedaulatan rakyat.

Unsur tersebut ternyata diabadikan dalam Babad Tanah Jawi dengan kutipan sebagai berikut:

“Sang Prabu Mangkurat ngandika malih dateng Ki Pra-Taka: ‘Prana-Taka sira menyanga ing Donan utawa ing Nusa Kambangan. Sira ngupayaa kembang Wijaya-Kusuma; poma dioleh. Sira aja mulih-mulih yeng durung oleh: kongsia jambul-wanen ing kono baen.”

Terjemahan: Sang Prabu Mangkurat berkata lagi kepada Ki Pra-Taka, “Pergilah ke Donan atau Nusa Kambangan. Kemudian carilah kembang wijaya kusuma dan jangan pulang sebelum kamu mendapatkannya. Tetaplah di sana meskipun rambutmu telah beruban.”

Pada kenyataannya, di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, terdapat dua pulau karang yang ditumbuhi oleh pohon wijaya kusuma karaton atau yang memiliki nama ilmiah Pisonia grandis van silveltris. Kedua pulau tersebut adalah Pulau Majeti dan Pulau Wijayakusuma.

Dalam kehidupan sekarang, bunga wijaya kusuma sering ditanam di keraton sebagai tanaman hias. Harapannya, kehadiran bunga ini juga mengingatkan raja akan sumpah janjinya selama memerintah.

READ  Untidar Magelang: Membuat Pembibitan Anggrek Bulan yang Menarik, Dijual dengan Harga Rp 90 Ribu per Pohon

Tidak hanya di Indonesia, bunga wijaya kusuma juga menjadi primadona di berbagai negara Asia. Misalnya di India, bunga yang disebut brahma kamalam ini dipercaya dapat mengabulkan doa dan permintaan saat mekar di malam hari.

Di China, bunga wijaya kusuma dikenal sebagai tan hua. Masyarakat setempat percaya bahwa bunga ini melambangkan keberuntungan dan pencapaian dalam hidup. Sedangkan di Jepang, bunga ini dikenal sebagai geka bijin yang memiliki arti “si cantik di bawah sinar rembulan”.

Kesimpulan

Bunga Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) merupakan tanaman kaktus yang indah dan memiliki aroma harum. Bunga ini menjadi simbol kejayaan dan kemenangan di masa kerajaan Nusantara, serta memiliki mitos yang berbeda di Indonesia. Selain itu, bunga Wijaya Kusuma juga memiliki pengaruh dan popularitas di negara-negara Asia lainnya seperti India, China, dan Jepang. Dengan keindahan dan misterinya, bunga ini masih memberikan pesona bagi pecinta tanaman hias saat ini.