Mengenal Lebih Jauh Konsep Mitigasi: Definisi dan Contoh yang Berguna

indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Mitigasi sering kali disebut dalam konteks peristiwa bencana alam. Upaya mitigasi bencana merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko dampak yang mungkin terjadi. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan mitigasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi adalah tindakan mengurangi dampak bencana. Sementara Kamus Oxford mendefinisikan mitigasi sebagai tindakan mengurangi keparahan, keseriusan, atau penderitaan dari sesuatu.

Pengertian Mitigasi Menurut UU

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah rangkaian tindakan yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun kesadaran serta peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana.

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui situs resminya, juga menjelaskan mitigasi (mitigation) dengan uraian serupa dengan pengertian dalam UU.

Selain menjelaskan tentang pengertian mitigasi, UU Nomor 24 Tahun 2007 juga memberikan definisi lain mengenai bencana alam, non alam, dan sosial. Adapun dari beberapa definisi yang menyebutkan sebagai berikut:

Bencana alam merupakan bencana yang disebabkan oleh kejadian atau serangkaian kejadian alamiah seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung, banjir, kekeringan, angin topan, dan longsor.

– Mitigasi bencana non alam merujuk pada usaha untuk mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah penyakit.

– Bencana sosial merupakan jenis bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang timbul akibat tindakan manusia, termasuk konflik sosial antar kelompok atau masyarakat, dan juga tindakan teror.

Langkah dalam Menghadapi Bencana

Menurut informasi dari BNPB, mitigasi bencana melibatkan rangkaian tindakan pencegahan dan manajemen risiko guna mengurangi konsekuensi dari bencana alam atau yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Pertama, langkah awal dalam menerapkan mitigasi adalah melakukan identifikasi risiko dengan mengumpulkan data dan menganalisis potensi risiko yang mungkin terjadi di suatu daerah.

Selanjutnya, perencanaan pengurangan risiko melibatkan pembangunan infrastruktur tahan bencana dan pemetaan daerah rawan.

Infrastruktur tahan bencana berperan penting dalam mendukung keselamatan masyarakat saat terjadi bencana alam. Bangunan yang kokoh dan terstruktur dengan baik dapat meminimalkan kerusakan serta melindungi nyawa manusia.

Kemudian, pendidikan dan kesadaran masyarakat juga menjadi fokus utama melalui kampanye penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman tentang tindakan pencegahan.

READ  Strategi Cerdas Menghadapi Bencana Hidrometeorologi

Mitigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya bencana alam. Selain itu, penguatan struktur pengelolaan bencana, penataan ruang, serta penggunaan tanah yang bijak juga turut berperan dalam mengurangi risiko.

Pentingnya mitigasi dapat dilihat dari adanya peringatan dini dan sistem informasi yang efisien, serta melalui simulasi bencana dan latihan evakuasi teratur.

Contoh Mitigasi Bencana

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pertahanan (Kemhan), berikut ini contoh mitigasi bencana.

1. Penanggulangan Banjir

Upaya mencegah dan menangani banjir menjadi hal yang penting bagi masyarakat perkotaan yang rentan akan bencana ini.

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi dampak buruk dari bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia. Langkah-langkah mitigasi bencana ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya:

  • Membuat saluran air: Pembuatan saluran air yang baik dapat membantu mengalirkan air hujan dengan lancar, mengurangi potensi banjir.
  • Membuang sampah pada tempatnya: Pembuangan sampah yang tepat dapat mencegah tersumbatnya saluran air dan genangan air yang menyebabkan banjir.
  • Membersihkan saluran air: Pembersihan secara rutin saluran air penting untuk mencegah penyumbatan yang dapat mengakibatkan banjir.
  • Membuat bendungan: Pembangunan bendungan dapat membantu dalam pengendalian banjir dan penyimpanan air.
  • Menanam pohon: Tindakan menanam pohon dapat membantu dalam penyerapan air hujan dan mencegah erosi tanah.

Langkah-langkah tersebut merupakan contoh konkret dari upaya mitigasi bencana yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana.

2. Tsunami

Bencana alam tsunami memiliki risiko menimbulkan korban yang lebih banyak daripada gempa. Hal ini disebabkan karena tsunami sering terjadi setelah gempa, sehingga jumlah korban dan kerugian materi dapat berlipat ganda.

Berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengurangi jumlah korban akibat bencana tsunami termasuk:

Mitigasi bencana merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana alam terhadap manusia dan lingkungan. Beberapa contoh upaya mitigasi bencana antara lain:

  • Perlindungan Garis Pantai
  • Sistem Peringatan Dini
  • Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat
  • Kemitraan dengan Pihak Dalam dan Luar Negeri
  • Pemetaan Kawasan Rawan dan Penentuan Lokasi Evakuasi
  • Penyiapan Posko Bencana
  • Satuan Tugas Penanganan Bencana

3. Gempa Bumi

Tindakan pencegahan menjadi kunci penting saat gempa bumi tiba-tiba terjadi. Berikut adalah 10 petunjuk yang dapat diikuti di mana pun Anda berada:

a) Di Dalam RumahAnda harus mengupayakan keselamatan diri dan keluarga dengan coba masuk ke bawah meja yang kokoh dan kuat untuk melindungi tubuh dari jatuhan benda-benda. Jika anda sedang menyalakan kompor maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

READ  Rumah Hangus Dilalap Api di Priok, Penyelamatan yang Menggetarkan

b) Di Sekolah

Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, dan jangan panik. Jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, kemudian carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang, dan pohon.

Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan mengenai cara-cara mitigasi bencana di dalam rumah. Namun, tidak hanya di dalam rumah, mitigasi juga penting dilakukan di luar rumah, terutama di tempat umum seperti perkantoran atau pusat perbelanjaan.

Di luar rumah, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melindungi kepala Anda dan menghindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan reklame. Pastikan untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya ini.

Selain itu, ketika berada di pusat perbelanjaan, perhatikan untuk tidak menyebabkan kepanikan atau menjadi korban dari kepanikan. Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dari pegawai atau satpam agar situasi tetap terkendali dan aman bagi semua orang.

e) Di Kereta Api

Berpegangan dengan erat pada tiang sehingga tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenang mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Sebab, salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

Di dalam mobil, saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan sulit mengendalikannya. Sebaiknya menjauhi persimpangan, menepi di sebelah kiri jalan, dan berhentilah. Ikuti petunjuk yang disampaikan melalui radio mobil. Jika perlu mengungsi, segera keluar dari mobil dan biarkan mobil terbuka.

i) Dengarkan Informasi

Saat terjadi gempa bumi besar, sangat penting bagi setiap individu untuk tetap tenang dan bertindak berdasarkan informasi yang valid. Pastikan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari pihak berwenang, polisi, atau petugas yang kompeten. Hindari mengikuti informasi dari sumber yang diragukan.

4. Gunung Meletus

Agar gunung meletus tidak menimbulkan banyak korban, diperlukan upaya pengenalan dan penanggulangan bencana. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain:

a) Langkah-langkah sebelum terjadinya letusan gunung api:

  • Pemantauan dan pengamatan aktivitas gunung api yang sedang aktif.
  • Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api, peta zona risiko bahaya, serta peta geologi gunung api.
  • Persiapan prosedur tetap dalam penanggulangan bencana letusan gunung api.
  • Bimbingan dan penyebarluasan informasi terkait gunung api kepada masyarakat.
  • Penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di sekitar gunung api.
  • Peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung, seperti sarana dan prasarana.
READ  Alasan di Balik Stiker 'Pemilu Aman' dengan Foto Heru di Halte TransJ

Ketika terjadi letusan gunung api, mitigasi bencana menjadi langkah yang krusial untuk mengurangi dampaknya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Membentuk tim gerak cepat yang siap tanggap.
  • Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan penambahan peralatan yang lebih memadai.
  • Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan secara berkala sesuai dengan alur dan frekuensi yang ditetapkan.
  • Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Setelah terjadinya letusan gunung berapi, langkah-langkah mitigasi perlu segera dilakukan. Hal ini termasuk dalam upaya pencegahan bencana dan mitigasi risiko. Beberapa tindakan yang harus dilakukan antara lain:

  • Inventarisasi data terkait sebaran dan volume material letusan.
  • Identifikasi daerah yang terdampak dan berpotensi bahaya.
  • Menyediakan sarana penanggulangan bencana.
  • Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak akibat letusan.
  • Menurunkan status tingkat kegiatan di sekitar gunung berapi untuk menghindari risiko lebih lanjut.

Selain itu, penting juga untuk melanjutkan pemantauan rutin meskipun aktivitas gunung berapi telah menurun. Dalam jangka pendek dan jangka panjang, perlu dilakukan penataan kembali kawasan yang terkena dampak bencana. Rekonstruksi bangunan, sarana, dan fasilitas lainnya yang rusak juga harus segera dilakukan untuk mempercepat pemulihan daerah terdampak.

5. Tanah Longsor

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor:

a) Menghindari pembuatan kolam atau sawah di atas lereng gunung

b) Menyusun rumah di tempat yang aman, jauh dari bawah tebing

c) Melestarikan pohon di sekitar lereng untuk menjaga kestabilan tanah

d) Tidak melakukan pemotongan tebing secara sembarangan yang dapat mengganggu struktur lereng

e) Menghindari pembangunan di daerah rawan banjir, seperti sekitar sungai

f) Membuat terasering untuk mengurangi erosi tanah dan longsor

g) Melakukan tindakan pencegahan secara aktif untuk mengurangi risiko bencana

h) Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana

i) Diperlukan keterlibatan dan intervensi dari pemerintah dalam upaya mitigasi

Nah, itulah penjelasan mengenai mitigasi lengkap dengan cara mengurangi risiko serta dampak bencana alam, termasuk di lingkungan Indonesia. Dengan pemahaman yang baik mengenai mitigasi, diharapkan kita dapat lebih siap dan tanggap menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.