indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Sebentar lagi, Nyepi 2024 akan dirayakan kembali. Nyepi merupakan momen penting bagi umat Hindu karena merupakan peringatan dari pergantian Tahun Baru Saka, sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Hindu. Tahun Baru Saka ini memiliki makna yang dalam dalam kehidupan beragama dan budaya Hindu.
Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka merupakan salah satu hari suci dalam agama Hindu yang dirayakan secara rutin setiap tahun, termasuk di Indonesia. Penentuan tanggal Nyepi juga telah diatur oleh pemerintah.
Seberapa jauh peringatan Nyepi tahun 2024 merujuk pada pergantian Tahun Baru Saka yang ke berapa? Kapan pastinya tanggal penetapan peringatan Nyepi 2024? Apakah terdapat cuti bersama pada peringatan Nyepi 2024 dan kapan hari perayaannya?
Nyepi 2024: Tahun Baru Saka 1946
Peringatan Nyepi 2024 adalah momen pergantian Tahun Baru Saka 1946. Hal ini telah diresmikan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri mengenai Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.
“Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946” adalah informasi yang tertera dalam SKB 3 Menteri Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023. Tandatangan dari Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi semakin mengukuhkan bahwa perayaan Nyepi tahun depan akan menjadi momen yang sangat istimewa.
Tanggal Libur Nasional dan Cuti Bersama Nyepi 2024
Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarkan oleh pemerintah, telah ditetapkan tanggal merah untuk libur nasional dan cuti bersama dalam peringatan Nyepi 2024. Libur nasional Nyepi jatuh pada tanggal 11 Maret 2024, sementara cuti bersama Nyepi akan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2024.
- Senin, 10 Maret 2024: Cuti bersama Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946
- Selasa, 11 Maret 2024: Libur nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946.
Tahun Baru Saka dan Sejarah Nyepi
Sebagai informasi, Hari Raya Nyepi adalah peringatan pergantian Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender Saka yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Nyepi disebut juga sebagai peringatan Tahun Baru Saka, atau pergantian tahun menurut penanggalan kalender Saka.
Menurut situs BRIN, kalender Saka atau disebut Penanggalan Salihwana berasal dari India. Sistem kalender ini menggabungkan dua penanggalan berbasis Bulan (candrakala/kamariah/lunar) dan Matahari (suryakala/syamsiah/solar), sehingga termasuk penanggalan lunisolar/surya-candrakala/syamsi-kamariah.
Di Indonesia, kalender Saka juga dipakai dalam perhitungan hari raya Hindu, seperti Nyepi yang biasanya jatuh pada bulan Catur Massa (Bulan ke-10 dalam kalender Saka). Nyepi adalah Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka, atau disebut juga dengan “Seclusion Day”.
Sama seperti kalender Masehi, kalender Saka juga memiliki tahun, bulan, pekan, dan hari. Tanggal awal Tahun Baru Saka selalu berubah-ubah jika mengikuti perhitungan kalender Masehi. Untuk mengetahuinya dapat dihitung dari tahun awal era Saka yang dimulai pada tahun 78 Masehi.
Sejarah Nyepi ternyata bermula sejak awal abad masehi, bahkan sebelumnya. Pada masa itu, pertikaian antar suku-suku bangsa terjadi secara intens, saling berebut kekuasaan yang berujung pada ketidakstabilan kehidupan beragama. Informasi ini seperti yang dilansir dari situs resmi Kabupaten Buleleng.
Pertikaian berlangsung panjang hingga akhirnya suku Saka menjadi pemenang di bawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja dan turunan Saka tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Saka, pada bulan Maret tahun 78 Masehi.
Dari catatan sejarah diketahui bahwa perayaan pergantian Tahun Baru Saka yang kemudian dikenal sebagai Nyepi merujuk pada kemenangan Raja Kaniskha I dalam mendamaikan masyarakat yang awalnya berseberangan karena perbedaan keyakinan keagamaan.
Sejak tahun 78 Masehi, ditetapkan perhitungan tahun Saka yang memiliki 12 bulan. Bulan pertamanya disebut Caitramasa, yang sama dengan bulan Maret dalam kalender Masehi. Di kalender Jawa dan Bali, bulan ini dikenal sebagai Sasih Kesanga.
Kesimpulan
Nyepi 2024, sebagai peringatan Tahun Baru Saka 1946, adalah momen istimewa bagi umat Hindu yang dirayakan dengan libur nasional dan cuti bersama pada tanggal 10 Maret 2024 sebagai hari perayaan. Sejarah Nyepi yang bermula dari kemenangan Raja Kaniskha I memberikan makna mendalam tentang perdamaian dan toleransi antar keyakinan, mengingatkan pentingnya keberagaman dalam kehidupan beragama dan budaya Hindu. Dengan begitu, perayaan Nyepi tidak hanya merupakan momentum spiritual tetapi juga refleksi mengenai harmoni sosial dalam masyarakat Indonesia.