Tegang! Separatis Transnistria di Ukraina Minta Bantuan dari Rusia

indotim.net (Kamis, 29 Februari 2024) – Separatis di wilayah Moldova, khususnya di Transnistria, tengah meminta perlindungan dari Moskow, Rusia. Situasi ini diprediksi akan menjadi pemicu konflik baru dalam perseteruan panjang antara Rusia dan Ukraina.

Letak Transnistria berada di wilayah yang terletak di antara Moldova dan Ukraina, atau secara sangat dekat dengan Ukraina di sisi barat daya. Secara politik, Transnistria memiliki kedekatan dengan Rusia dan mayoritas warganya berbahasa Rusia. Jika benar-benar terjadi pengaruh dari Moskow di Transnistria, Ukraina bisa mengalami tekanan dari kedua sisi, baik dari arah timur maupun barat daya.

Sebelumnya, dilansir AFP, Rabu (28/2/2024), kelompok pemberontak yang pro-Rusia di wilayah Transnistria, yang telah memisahkan diri dari Moldova, meminta “perlindungan” dari Rusia.

Kini, situasi kembali tegang dengan permintaan bantuan yang disuarakan kepada pihak Russia.

Rusia merespons dengan menyebut salah satu “prioritasnya” adalah menjaga dan melindungi sebidang tanah kecil yang secara de facto dikuasai oleh pasukan pro-Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Meski demikian, wilayah tersebut diakui secara internasional sebagai bagian dari Moldova.

Pemerintah Moldova menolak “pernyataan propaganda” dari kelompok separatis pro-Rusia, menegaskan bahwa wilayah tersebut “mendapat manfaat dari kebijakan perdamaian, keamanan, dan integrasi ekonomi dengan Uni Eropa”.

Saat kongres khusus di wilayah Transnistria yang merupakan yang ketujuh dalam sejarahnya berlangsung, anggota parlemen memutuskan untuk mengeluarkan resolusi. Resolusi tersebut meminta parlemen Rusia untuk memberikan “perlindungan” kepada Transnistria guna menanggulangi tekanan yang semakin meningkat dari pihak Moldova.

Mereka menyatakan bahwa pemerintah Moldova di Chisinau telah memulai “perang ekonomi” terhadap Transnistria dengan menghambat impor penting untuk mengubahnya menjadi “ghetto” atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “kawasan terbelakang dan terhambat perkembangannya”.

READ  Bupati Blora Raih Pujian dari Mendag Zulhas, Siap Menjadi Bupati yang Lebih Maju

Keputusan untuk meminta perlindungan dari Rusia yang diambil dalam kongres terbaru, seperti yang diungkapkan oleh kepala kebijakan luar negeri Transnistria, Vitaly Ignatiev, tidak bisa diabaikan oleh masyarakat internasional,” ujarnya dalam pertemuan tersebut.

Pihak separatis Transnistria yang berdekatan dengan Ukraina telah meminta bantuan diplomatik dari Rusia, demikian dilaporkan kepada televisi pemerintah Rusia.

Situasi semakin tegang sejak Moskow melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina. Pemerintahan Moldova mulai khawatir akan kemungkinan penggunaan Transnistria oleh Kremlin untuk membuka front baru di barat daya, menuju ke arah Odessa, Ukraina.

Wilayah kecil ini diselimuti oleh ketegangan setelah beberapa ledakan misterius terjadi pada tahun 2022. Para analis militer menduga bahwa hal ini merupakan bagian dari strategi Rusia untuk melibatkan wilayah tersebut ke dalam konflik yang lebih luas.

Masuk bulan Maret 2023, kepemimpinan Transnistria yang condong kepada Rusia menuduh Kyiv melakukan upaya pembunuhan terhadap pemimpin mereka, suatu tuduhan yang direspons dengan penolakan tegas dari pihak Ukraina.

Penempatan sekitar 1.500 tentara Rusia secara permanen di Transnistria telah membuat situasi tegang. Kremlin telah memberi peringatan keras kepada Ukraina dan Moldova, bahwa serangan terhadap mereka akan berujung pada konsekuensi serius. Ketegangan konflik antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat dengan permintaan bantuan dari wilayah separatis ini. Semoga situasi dapat segera mereda dan perdamaian terwujud.

Kesimpulan

Situasi tegang di Transnistria, di mana separatis pro-Rusia meminta bantuan dari Moskow, telah memicu ketegangan baru antara Rusia dan Ukraina. Permintaan perlindungan dari pihak Russia dan peningkatan ketegangan antara kedua belah pihak menimbulkan keprihatinan atas potensi eskalasi konflik yang lebih luas. Dengan kehadiran tentara Rusia di wilayah tersebut, Moldova dan Ukraina harus waspada terhadap kemungkinan konsekuensi serius. Semoga upaya perdamaian dapat segera ditempuh untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.

READ  Mahasiswa & Pemuda Hebat Dukung AMIN di Pilpres 2024