Lengkap! Closing Statement Cak Imin-Gibran-Mahfud di Debat Keempat Pilpres

indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Debat keempat Pilpres telah mencapai sesi akhir. Ketiga calon wakil presiden memberikan pernyataan penutup (closing statement) mengenai tema energi, sumber daya alam, dan agraria.

Closing statement tersebut dilakukan di panggung debat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu (21/1/2024). Closing statement pertama disampaikan oleh Mahfud Md, Muhaimin Iskandar, dan ditutup oleh Gibran Rakabuming Raka.

Berikut ini adalah closing statement dari ketiga calon presiden:

Mahfud

Tadi saya sudah menyebutkan bahwa isu-isu yang kita bahas sangat penting bagi masa depan bangsa. Salah satu isu utamanya adalah ketumpulan pedang hukum kita.

Kalau pedang hukum tidak tumpul, kita pasti bisa tabrak habis-habisan. Program pembangunan akan berjalan dengan baik.

Mas Ganjar dan saya memohon maaf kepada para ibu dan anak cucu yang terlibat atau tidak dapat berbuat apa-apa saat terjadi kerusakan alam yang mereka tinggali.

Saya teringat saat membaca Żaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bahwa telah terjadi kerusakan di daratan dan lautan. Hal ini mengingatkan saya pada lirik lagu Ebiet G Ade yang berbunyi begini: “Barangkali di sana ada jawabannya, mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkat kita yang selalu salah dan bangga akan dosa-dosa, dan seterusnya.”

Kami berjanji akan kembali secara bertahap mengembalikan hak-hak rakyat, termasuk untuk ibu-ibu dan para anak cucu. Kita akan menuntut dunia internasional untuk membayar utang-utang yang telah merusak pembangunan.

Sebagai santri NU, saya ingin mengutip dalil Gus Dur bahwa tugas pemerintah terhadap rakyatnya adalah kesejahteraan rakyatnya.

Cak Imin:

Inti pembangunan dan keberlanjutan adalah memastikan tidak ada satu pun kelompok rentan, termasuk petani, peternak, nelayan, dan masyarakat lainnya, yang ditinggalkan.

READ  Barisan Relawan Prabowo-Gibran RFG Memburu Perhatian Lewat Program Tebus Murah Sembako

Pembangunan berkelanjutan tidak boleh diabaikan, tetapi harus lebih fokus pada keberlanjutan kekuasaan.

Oleh karena itu, kita harus ingat bahwa Al-Quran menyatakan bahwa “Żaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nās”, artinya telah jelas terjadi kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan oleh tangan manusia.

Bahkan Paus Fransiskus juga mengingatkan kita semua bahwa sebagai masyarakat yang rentan terhadap masa depan, kita perlu melakukan taubat ekologis.

Tobat dimulai dari etika, sekali lagi etika, etika lingkungan, dan etika pembangunan. Jangan ugal-ugalan, jangan mengabaikan aturan, jangan sembrono, ojo sakarepe dewe.

Insyaallah, apabila AMIN diberi mandat, kita akan bekerja sungguh-sungguh. Pertama, kita akan meningkatkan anggaran untuk mengatasi krisis iklim dengan signifikan. Termasuk di dalamnya adalah peningkatan riset dan implementasi energi baru terbarukan sebagai langkah konkret.

Kami akan segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat agar dapat berjalan secepat mungkin. Selain itu, kami juga akan meningkatkan dana subsidi atau dana untuk masyarakat desa sebesar 5 miliar per tahun guna memastikan pembangunan yang dinikmati oleh warga desa. Selanjutnya, kami akan terus memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat miskin, petani, nelayan miskin, dan kelompok rentan lainnya. Penggunaan transportasi publik berbasis listrik juga akan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi polusi melalui pembangunan kota.

Reforma agraria harus dijalankan dengan tegas untuk mengurangi ketimpangan yang ada. Saatnya bagi kita untuk bertransformasi, saatnya kita memilih perubahan yang sesuai dengan kebutuhan.

Gibran

Saya tidak akan pernah bosan membahas hilirisasi. Melalui hilirisasi, kita akan keluar dari jerat middle income. Dengan mendorong hilirisasi, nilai tambah di dalam negeri akan meningkat.

Program hilirisasi akan membuka peluang kerja yang lebih luas bagi kita semua. Tentunya, dalam pelaksanaannya, kita harus memperhatikan aspek lingkungan, keberlanjutan, dan sosial.

READ  Penyelenggaraan Drama Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta

Dalam debat keempat Pilpres, Cak Imin, Gibran, dan Mahfud menyampaikan pernyataan penutup yang sangat lengkap. Salah satu hal terpenting yang mereka tekankan adalah dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Banjir, kekeringan, dan kenaikan air laut menjadi ancaman nyata yang sudah berada di depan mata kita.

Semua masalah ini merupakan tantangan dari zaman sekarang dan membutuhkan solusi yang sesuai dengan zaman sekarang. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat menemukan titik tengah, titik keseimbangan. Tetaplah berinovasi namun tetap menjaga lingkungan. Tingkatkanlah produktivitas di sektor pertanian dan maritim, namun tetap menjaga keseimbangan alam. Terima kasih kepada Prof Mahfud dan Gus Muhaimin, semoga debat malam ini memberikan gambaran tentang arah perjalanan bangsa ini. Sekali lagi, tantangan zaman sekarang memerlukan solusi yang sesuai dengan zaman sekarang. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat menemukan titik tengah, titik keseimbangan.

Anak-anak zaman sekarang perlu lebih banyak dilibatkan, terima kasih kepada Pak Prabowo sebagai salah satu senior dan teladan yang paling banyak melibatkan anak-anak zaman sekarang. Langkah awal menuju Indonesia Emas adalah dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mencoblos nomor 2 untuk Prabowo-Gibran.

Ini adalah potongan terakhir dari sebuah artikel yang menyajikan laporan secara lengkap mengenai penutupan Cak Imin-Gibran-Mahfud dalam debat keempat Pilpres. Artikel ini telah dibagi menjadi 24 bagian, dan teks ini merupakan bagian ke-24. Tujuan kami adalah menyajikan laporan yang jelas dan mudah dibaca, serta memastikan kesesuaian antara bagian ini dengan bagian sebelumnya, yaitu bagian ke-23. Kami juga melakukan penulisan ulang untuk memastikan artikel ini unik dan memiliki struktur yang rapi dan SEO friendly.