Bos PLN Ungkap Rencana Pembangunan 80 GW Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan hingga 2040

indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan informasi terbaru terkait draft Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN). Darmawan menyebutkan bahwa sebelumnya RUKN tidak sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Dalam pengungkapannya, Bos PLN menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pembahasan dengan pemerintah. Ia menegaskan bahwa kesepahaman antara pihak PLN dan pemerintah terkait kepedulian terhadap pemanasan global dan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Meskipun demikian, penyediaan listrik tetap harus tetap terjangkau bagi masyarakat.

RUKN dan RUPTL juga telah diselaraskan. Menurut Darmawan, diskusi terkait hal tersebut berjalan lancar.

“Nah, begitu akur, maka diskusinya di puncak itu renyah sekali, dan berakhir dengan joget Pamer Bojo ini semuanya. Joget semuanya dalam suasana kegembiraan. Nah, karena RUKN dengan RUPTL ini akur Bapak-Ibu, Bapak-Ibu ingin mendengar ya, barangkali bocorannya sedikit seperti apa,” katanya dalam acara Road to PLN Investment Days 2024, di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Darmawan kemudian memberikan bocoran terkait Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Menurutnya, hingga tahun 2040, akan terjadi penambahan pembangkit sebesar 80 gigawatt (GW) dengan mayoritas sekitar 75% berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

Menyusul rencana strategis PLN, terdapat penambahan pembangkit sebesar 80 GW hingga tahun 2040. Dari total tersebut, mayoritas akan didasarkan pada sumber energi baru terbarukan (EBT).

“Secara spesifik, sekitar 25% di antaranya akan berbasis pada gas,” ungkap Darmawan dalam keterangannya.

Menyusul, bos PLN menyatakan bahwa perencanaan pembangkit berbasis batu bara telah dihentikan. Karenanya, hanya terdapat tiga beban listrik dasar, yaitu gas, hidro, dan geothermal.

“Nah, di sini juga mari kita diskusikan untuk base load-nya. Karena ada Perpres tentang EBT 2 tahun lalu, sudah melarang untuk masuk RUPTL, yaitu perancangan dari pembangkit listrik berbasis pada batubara. Jadi, baseloadnya hanya 3, gas, hidro, dan ada juga geothermal,” katanya.

READ  Debat Cawapres: Gibran, Pemimpin Muda Teknokrat yang Akan Teruji

Kesimpulan

Dari pengungkapan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo terkait Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN) hingga tahun 2040, terungkap bahwa PLN berencana untuk membangun tambahan pembangkit listrik sebesar 80 gigawatt (GW) dengan fokus pada energi baru terbarukan (EBT) sebagai solusi ramah lingkungan. Langkah ini merupakan wujud dari kesepakatan antara PLN dan pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan menghentikan rencana pembangunan pembangkit listrik berbasis batu bara dan memilih fokus pada gas, hidro, dan geothermal sebagai sumber listrik dasar.