Jejak Sejarah Penemuan Rafflesia Arnoldii: Keajaiban di Nusakambangan

indotim.net (Selasa, 14 November 2023) – Bunga Rafflesia arnoldii atau kerap juga disebut bunga Rafflesia atau R.arnoldii ini memiliki daya tarik tersendiri. Tumbuhan ini merupakan salah satu flora kebanggaan Indonesia dan memiliki sejarah panjang. Dikatakan bahwa bunga ini pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di Bengkulu. Namun, ada pula sumber yang menyebutkan bahwa bunga ini sebenarnya telah ditemukan lebih dahulu di Nusakambangan pada akhir abad ke-18.

Bunga Rafflesia arnoldii termasuk dalam jenis tumbuhan yang unik dan memiliki keunikan tersendiri di dunia ilmu tumbuhan. Bunga ini sangat unik karena hanya terdiri dari kuncup atau bunga yang sudah mekar, tidak memiliki batang, daun, dan akar seperti tumbuhan bunga lainnya.

Banyak orang menantikan pertumbuhan dan mekarnya bunga Rafflesia ini. Bunga eksotis ini juga memiliki sejarah panjang yang kabarnya telah ditemukan pada akhir abad ke-18.

Sejarah Penemuan Rafflesia Arnoldii

Berdasarkan modul publikasi “Rafflesia – Pesona Bunga Terbesar di Dunia” yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Kemenlh), jenis Rafflesia Arnoldii dapat memiliki lebar mencapai 110 cm saat mekar.

Ukuran yang sangat besar ini membuat Dr. Joseph Arnold, seorang dokter, pecinta alam, dan penjelajah pada abad ke-19, sangat terpesona saat pertama kali melihat bunga ini di pedalaman Manna, Bengkulu Selatan pada tahun 1818.

Joseph Arnold dan rekannya, Stamford Raffles, pertama kali menemukan bunga ini tumbuh mekar di Pulo Lebbar pada tahun 1818. Pulo Lebbar adalah sebuah tempat yang dapat dicapai oleh ekspedisi pada masa itu dalam waktu 2 hari perjalanan menyusuri Sungai Manna. Saat ini, kawasan ini merupakan desa di kecamatan Pino Raya, Bengkulu.

Penemuan bunga oleh Joseph Arnold dan Stamford Raffles membuatnya diberi nama Rafflesia Arnoldii. Sayangnya, Joseph Arnold meninggal karena malaria saat melakukan ekspedisi di daerah tersebut.

READ  Relawan di Bojonegoro Gaspol Dukung Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran!

Ditemukan Pertama Kali di Nusakambangan

Sebelum diberi nama Rafflesia Arnoldii, bunga ini memiliki sejarah panjang. Proses pemberian nama pertama kali untuk jenis Rafflesia ini merupakan cerita yang sangat menarik. Proses penamaan melibatkan intrik, politik, dan ketamakan.

Ternyata, orang asing yang pertama kali melihat jenis Rafflesia bukanlah Stamford Raffles ataupun Dr. Joseph Arnold, melainkan Louis Auguste Deschamps.

Deschamps, seorang dokter dan penjelajah alam asal Prancis, berlayar dan menjelajah ke Jawa pada akhir abad ke-18. Namun, ia ditangkap oleh Belanda dan justru diberi perintah oleh Gubernur Jenderal Belanda saat itu, Van Overstraten, untuk melakukan ekspedisi di Pulau Jawa selama tiga tahun dari 1791 hingga 1794.

Selama ekspedisi tersebut, Louis Auguste Deschamps aktif menjelajah dan mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan di pedalaman pulau Jawa. Ia bahkan menulis draf awal “Materials towards a flora of Java”.

Tepatnya pada tahun 1797, Deschamps berhasil melihat, mengumpulkan spesimen, dan menggambarkan Rafflesia yang ditemukan di Pulau Nusakambangan. Penemuan ini terjadi 20 tahun sebelum Dr. Joseph Arnold menemukannya.

Pada tahun 1798, Deschamps pulang ke Prancis dengan membawa semua koleksinya serta catatan perjalanan menjelajah pulau Jawa. Sayangnya, saat kapalnya mendekati Selat Inggris, ia ditangkap dan semua koleksinya dirampas oleh Inggris.

Setelah melihat rampasan koleksi spesimen milik Deschamps, para ahli botani Inggris sadar bahwa Deschamps telah menemukan jenis yang sangat unik dan tidak pernah dilihat sebelumnya. Kemudian ada semacam kompetisi rahasia antara para ahli botani tentang siapa yang akan membuat publikasi tentang jenis flora yang sangat menakjubkan.

Para ahli botani Inggris ini berpendapat bahwa siapapun orangnya, bunga eksotis ini harus dideskripsikan atau dinamai oleh orang Inggris, bukan Belanda ataupun Prancis.

Sehingga Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Bengkulu, memerintahkan William Jack untuk segera mendeskripsikan jenis yang ditemukan di Bengkulu Selatan.

READ  Kejadian langka: Bambu Mekar Sekali Dalam 120 Tahun dan Terkait Ramalan Bencana di Jepang

William Jack adalah seorang dokter dan penjelajah alam yang menggantikan Dr. Joseph Arnold. Artikel yang ditulis oleh William Jack menyebutkan bahwa jenis flora tersebut sebagai R. titan, dan dikirimkan ke London pada bulan April 1820. Sayangnya, artikel dari William Jack secara misterius tidak langsung diterbitkan.

Pada tanggal 30 Juni 1820, Robert Brown mengungkapkan penemuan yang menggemparkan di hadapan anggota Linnean Society. Artikel dari William Jack akhirnya diterbitkan pada bulan Agustus 1820. Robert Brown memberi nama bunga ini sebagai Rafflesia arnoldii R.Br.

R. Br. merupakan singkatan dari Robert Brown. Nama jenis ini dipilih sebagai penghormatan kepada Sir Stamford Raffles dan Dr. Joseph Arnold.

Meskipun penemuan ini pertama kali dideskripsikan, namun karena publikasi terlambat, maka nama Rafflesia titan tidak digunakan sebagai nama bunga ini. Rafflesia titan dianggap sebagai sinonim dari Rafflesia arnoldii.

Ironisnya, William Jack sendirilah yang mengirimkan beberapa spesimen dari Bengkulu Selatan yang kemungkinan digunakan oleh Robert Brown dalam mendeskripsikan spesies baru ini.

Empat tahun setelah artikel Robert Brown diterbitkan, Deschamps melihat bunga yang sama di Nusakambangan dan kemudian dinamai Rafflesia patma oleh C.L. Blume pada tahun 1825. C.L. Blume, seorang Belanda keturunan Jerman, menjabat sebagai direktur Kebun Raya Bogor saat itu.

25 Jenis Rafflesia tumbuh di Indonesia

Jenis Rafflesia merupakan salah satu ikon atau primadona flora di Indonesia. Namun, perhatian masyarakat hanya sebatas menjadikannya sebagai ikon dan lambang, sedangkan upaya konservasinya sangat minim.

Sebenarnya, Indonesia memiliki kekayaan Rafflesia terbanyak di dunia. Dari 25 jenis yang tercatat saat ini, 12 di antaranya berasal dari Indonesia. Sementara itu, Malaysia dan Sabah hanya memiliki 6 jenis, begitu pula dengan Filipina.

Dalam kurun lima tahun terakhir, Filipina menemukan 5 jenis baru. Sementara di Indonesia, hanya 2-3 jenis baru yang ditemukan dalam 20 tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa perhatian dan penelitian kita jauh tertinggal dari Malaysia dan Filipina, padahal jenis Rafflesia pertama kali ditemukan di Indonesia.

READ  Menteri Negara-negara Andean Gelar Pertemuan Darurat Bahas Krisis di Ekuador

Kurangnya perhatian ini menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan karena sebagian besar jenis Rafflesia termasuk dalam kategori terancam punah (endangered).

Sebagai contoh, jenis Rafflesia atjehensis dianggap sudah punah karena tidak pernah ditemukan dalam waktu yang lama. Hal yang sama terjadi pada jenis R. rochussenii, yang sedang mengalami proses kepunahan karena populasi semakin sedikit. Juga, jenis R. bengkuluensis mengalami masalah serupa karena sebagian besar habitatnya telah dikonversi menjadi lahan perkebunan.

Sebelumnya, telah dibahas mengenai sejarah penemuan bunga Rafflesia arnoldii di Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa Rafflesia arnoldii pertama kali ditemukan di Pulau Nusakambangan?

Pada tahun 1818, seorang naturalis Belanda bernama Dr. Joseph Arnold dan rekannya, Sir Thomas Stamford Raffles, secara tidak sengaja menemukan bunga ini saat mereka sedang menjelajahi hutan di sekitar Pulau Nusakambangan.

Penemuan ini terjadi ketika Dr. Arnold sedang sakit dan tinggal di pulau tersebut untuk pulih. Selama masa penyembuhan, ia tertarik dengan keanekaragaman flora di sekitar tempat tinggalnya.

Dalam perjalanannya, Dr. Arnold terkejut melihat bunga yang benar-benar unik dan belum pernah ditemui sebelumnya. Bunga itu memiliki ukuran yang sangat besar, dengan diameter mencapai satu meter dan berat mencapai sembilan kilogram.

Dr. Arnold mencatat dan melukis bunga ini, lalu mengirimkan sampelnya kepada seorang ahli botani di Inggris, yaitu Robert Brown. Robert Brown kemudian memberikan nama bunga tersebut sebagai penghargaan kepada Dr. Arnold, sehingga bunga ini dikenal sebagai Rafflesia arnoldii.

Sejak saat itu, Rafflesia arnoldii menjadi sangat terkenal sebagai bunga terbesar di dunia dan menjadi kebanggaan Indonesia. Kini, Kebun Raya Bogor adalah salah satu tempat di Indonesia yang menjadi tujuan wisatawan untuk melihat langsung keindahan Rafflesia arnoldii yang mekar.