indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Manusia cenderung merayakan kabar gembira dan momen terbaik dengan mendapatkan sajian makanan bersama-sama. Tak hanya itu, masyarakat manusia juga sering menyajikan hidangan yang dimasak khusus bagi teman makan sebagai tanda kasih sayang. Tetapi, mengapa sebenarnya manusia memiliki kebiasaan menyantap makanan bersama?
Menurut Britta Renner, juru bicara Cluster of Excellence Collective Behavior dari University of Konstanz Jerman, ada suatu proses sosial yang membuat manusia senang saat makan bersama. Ketika makan bareng, manusia merasakan kedekatan yang lebih dalam.
Perilaku Kolektif untuk Tangani Isu Perubahan Iklim
“Ketika kita menempatkan makanan bersama di tengah dan makan dari piring bersama, kita melihat efek positif pada identitas sosial: kita sebenarnya merasa lebih dekat satu sama lain setelahnya,” kata psikolog dan dosen Psikologi Kesehatan, Universitas Konstanz, dikutip dari AlphaGalileo.
Makan bersama bukan hanya sekadar rutinitas makan, melainkan juga mencerminkan aktivitas kolektif yang melibatkan aspek kecerdasan. Renner menjelaskan bahwa perilaku kolektif yang terkait dengan kecerdasan merupakan hal yang penting dalam lingkup yang lebih luas. Studi ini juga menyoroti pentingnya kedekatan hubungan dalam aktivitas bersama ketika menangani permasalahan global seperti perubahan iklim.
Bicara tentang perilaku kolektif, Wakil Ketua Dewan Penasihat Ilmiah untuk Kebijakan Pertanian, Nutrisi, dan Perlindungan Kesehatan Konsumen di Kementerian Federal Bidang Pangan dan Ekonomi Jerman menyatakan, “Menurut pendapat saya, perilaku kolektif adalah fenomena yang penting dalam isu-isu mendesak saat ini, mulai dari perubahan iklim hingga perilaku mobilitas dan selera kolektif.”
Dalam sebuah studi yang dilakukan, Renner mengundang partisipan ke dalam laboratorium untuk mencari tahu mengapa manusia dan primata Bonobo suka makan bersama. Mereka diajak untuk makan bersama dan perilaku mereka diamati menggunakan kamera penangkap gerak dan mikrofon.
“Mungkin Anda berpikir orang-orang itu bias, tapi anggapan ini akan cepat hilang, terutama karena kami lazimnya tidak menganalisis orang secara individu, tapi sebagai kelompok,” ucapnya.
Hal ini dikaitkan dengan perilaku sosial yang mendalam dalam kaitannya dengan makanan. Bukan hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Dalam suatu komunitas, makan bersama dianggap penting untuk memperkuat ikatan antara anggota, mirip dengan primata Bonobo yang berbagi makanan untuk memperkuat hubungan sosial mereka.
Primata Bonobo: Anak-Anak Selalu Dapat Makanan
Sementara itu pada primata bonobo (kera besar), berbagi makanan bukan hal yang lazim. Tidak ada undangan makan bagi kerabat atau bonobo lain, tidak ada pembagian makanan secara sukarela.
Namun, di antara babi hutan yang hidup di suatu hutan di Kalimantan, berbagi makanan adalah perilaku umum. Meski berbagai jenis individu bisa ditemui di hutan tersebut, babi hutan cenderung bersikap kooperatif dalam urusan makan.
Dalam kelompok, terdapat sebuah tata cara di mana anggota kelompok harus memohon atau meminta makanan dari pemimpin kelompok. Namun, menariknya, keharusan ini ternyata tidak berlaku bagi anak-anak yang ada di dalam kelompok tersebut.
Peneliti menemukan bahwa bonobo merasa senang berbagi makanan dengan anak-anak, baik itu keluarga mereka sendiri maupun tidak. Anak-anak bonobo selalu diperbolehkan untuk mengambil makanan. Tingkah laku ini menunjukkan adanya kecenderungan alami di antara primata untuk berbagi sumber makanan, bahkan dengan mereka yang bukan anggota keluarga langsung.
Temuan ini diungkapkan oleh Kepala Penelitian Proyek Bonobo LuiKotale, Barbara Fruth, yang telah mengamati bonobo di alam liar selama lebih dari 30 tahun.
Berbekal teropong dan kuesioner, Furth melakukan penelitian beretika untuk mengamati perilaku bonobo di tempat asalnya di Cekungan Kongo tengah. Kini, sekitar 100 bonobo dari 2 perkumpulan sudah lebih terbiasa dengan kehadiran peneliti.
Ternyata, interaksi sosial antara manusia dan bonobo seringkali membuahkan hasil menarik. Dalam sesi makan bersama, peneliti memperhatikan bonobo suka berbagi makanannya dengan manusia, memberikan buah atau batang sayur kepada peneliti.
“Biasanya, pemberian makanan mengikuti tradisi tertentu. Perilaku mengemis biasanya terjadi. Kadang makanan boleh diambil atau diberikan. Namun, sangat jarang bonobo memberikan makanan secara sukarela,” kata ahli biologi perilaku dari Max Planck Institute of Animal Behavior tersebut.
“Anak-anak selalu diperbolehkan mengambil makanan, terlepas dari apakah mereka berkerabat atau tidak. Ini merupakan perilaku yang bagus untuk diamati,” ujar ahli primata tersebut.
Kesimpulan
Menyantap makanan bersama bukan sekadar rutinitas makan, melainkan juga mencerminkan aktivitas kolektif yang melibatkan aspek kecerdasan serta kedekatan sosial. Keterikatan manusia saat makan bersama mencerminkan pentingnya hubungan dalam menangani permasalahan global seperti perubahan iklim. Studi juga menunjukkan bahwa primata Bonobo, meskipun memiliki perilaku berbeda dalam berbagi makanan, menunjukkan kecenderungan alami untuk berbagi sumber makanan dengan anak-anak, menegaskan pentingnya ikatan sosial dalam interaksi antara manusia dan primata.