indotim.net (Selasa, 23 Januari 2024) – Gimik yang muncul dalam Debat Cawapres 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1) malam juga menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Bukan perkara gagasan yang diungkapkan saat menjawab pertanyaan, pakaian yang dikenakan menyesuaikan dengan tema debat malam itu juga menjadi sorotan.
Pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tetap setia dengan pilihan busana yang sederhana dengan nuansa hitam putih. Hanya saja, kali ini, pasangan nomor urut 01 itu tampil tanpa jas hitam seperti sebelumnya.
Sementara itu, Cawapres 01, Gibran Rakabuming Raka mencoba mencuri perhatian dengan mengenakan atribut anime. Awalnya, Gibran menggunakan kemeja biru yang dihiasi logo bendera di manga ‘One Piece’. Namun, saat memasuki sesi kedua debat, dirinya mengenakan jaket ala serial anime Naruto. Jaket tersebut dilengkapi dengan sablon lambang Uzumaki, klan karakter Naruto, di dada sebelah kanan. Di dada sebelah kirinya, tertulis nama Prabowo-Gibran.
Pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD tampil kompak dengan busana ala pecinta alam. Keduanya menggunakan kemeja hijau lumut yang dihiasi dengan patch bertema lingkungan, lengkap dengan scarf berwarna yang diikat menyerupai dasi pramuka yang bertuliskan jargon ‘Sat Set’, ‘Tas Tes’, dan ‘Selesai’.
Mengulas tema Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, serta Desa, adu gagasan yang berlangsung selama 120 menit itu berjalan sengit. Sejak awal, Gibran menampilkan gestur dengan menyampaikan visi di luar podium debat hingga gestur ‘mencari-cari’ setelah mendengar jawaban Mahfud tentang greenflation (inflasi hijau). Gestur ini dianggap sebagai gimik bahwa Mahfud tidak memberikan jawaban atas pertanyaan dari Gibran.
“Saya sedang mencari jawabannya, Prof. Mahfud. Saya mencari di mana letak jawabannya namun tidak dapat menemukannya. Saya bertanya mengenai inflasi hijau, tapi justru dijelaskan mengenai ekonomi hijau,” ujar Gibran dalam debat. Tidak tinggal diam, Mahfud pun memberikan respons kepada Gibran. Dengan tegas, Mahfud menyatakan bahwa pertanyaan yang diajukan oleh Gibran tidak jelas dan ‘receh’. Dalam konferensi pers setelah debat berakhir, Mahfud MD menyatakan bahwa tindakannya hanyalah sebagai gimik semata.
Saling ejek juga terjadi antara Gibran dan Cak Imin. Hal ini terjadi ketika Gibran membahas ‘catatan’ yang digunakan Cak Imin dalam merespons pertanyaan dari moderator debat.
“Enak banget ya, Gus, ya, jawabnya sambil membaca catatan tadi,” ucap Gibran.
Dalam kesempatan tersebut, setelah Gibran menyampaikan gagasannya, Cak Imin memberikan balasan dengan tegas. Menurutnya, gagasan yang disampaikan oleh Gibran hanya merupakan pengulangan dari ide yang telah disampaikan sebelumnya oleh Cak Imin.
Jalannya debat yang berlangsung panas ini dinilai oleh berbagai pengamat hingga pendukung pasangan calon (paslon). Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Arga Pribadi Imawan menganalisis adu gagasan yang diwarnai dengan berbagai gimik serangan dan saling sindir ini. Menurut Arga, gimik yang dilakukan Gibran berkaitan dengan suatu mekanisme demokrasi digital untuk menarik perhatian secara lebih khusus kepada generasi tertentu, dalam hal ini Gen Z. Aspek ini yang menurutnya penting dan menjadi sorotan utama dalam debat Cawapres. “Kalau kita lihat di media sosial sekarang, gestur Gibran sudah menjadi konten-konten meme. Secara khusus, generasi muda diberikan kesadaran bahwa ada seorang pemimpin yang bisa memberikan data serius, tapi dalam tanda kutip bisa menyimpang atau suka bercanda,” ujar Arga.
Jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Achmad Baidowi atau Awiek, menyoroti gestur Gibran saat menanggapi jawaban Mahfud. Awiek menilai setiap perhelatan debat memiliki etika yang harus dijunjung. Awiek membela Mahfud dengan mengatakan jika pasangan calon lain memberikan gimik, maka Mahfud berhak membalas hal yang sama. Ia juga menyinggung penjelasan Gibran tentang greenflation yang kurang tepat. “Kemarin kita disuguhi debat yang berkualitas dan tidak berkualitas, debat yang beretika dan tidak beretika,” kata Awiek.
Cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan pun turut mengomentari jalannya debat yang berlangsung sengit tersebut. Terkait penampilan Gibran, ia mengatakan jika gagasan yang disampaikan kuat, maka tidak perlu ada atraksi di dalamnya.
“Kalau substansinya kuat, tidak perlu banyak atraksi. Itu rumus itu. Tapi kalau substansinya lemah harus ditutupi dengan atraksi,” kata Anies dalam wawancara dengan detikNews, pada Minggu (21/1).
Berdasarkan hasil analisis Drone Emprit terhadap kicauan warganet di Twitter selama debat berlangsung, Gibran memperoleh persentase sentimen negatif tertinggi yakni 60 persen. Sementara itu, sentimen positif terhadap walikota Solo ini hanya mencapai 33 persen. Berbeda dari Gibran, Cak Imin justru mendapatkan persentase sentimen positif yang paling besar, mencapai 80 persen, sementara sentimen negatif hanya sebesar 6 persen.
Tidak terlalu jauh tertinggal, Mahfud juga berhasil mencuri perhatian dengan persentase sentimen positif mencapai 79 persen. Namun, persentase sentimen negatif terhadap Mahfud sedikit lebih tinggi yaitu 12 persen. Selama debat berlangsung, nama Cak Imin dan Gibran menjadi trending topic di Twitter, sedangkan Mahfud paling jarang disebut.
Ikuti terus perkembangan panasnya suasana politik setelah debat keempat Pilpres 2024 yang telah kami ulas secara khusus di detik Pagi. Saksikan detik Pagi secara langsung (live streaming) setiap Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB melalui 20.detik.com dan TikTok. Saksikan beragam informasi menarik dan dapatkan kesempatan untuk berbagi ide, cerita, atau bertanya melalui kolom live chat. Jangan tinggal diam, bergabunglah bersama kami di “Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!”