indotim.net (Sabtu, 02 Maret 2024) – Curah hujan yang terus meningkat telah menyebabkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta terendam banjir. Menurut pendapat Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, salah satu faktor utama tergenangnya banyak area di Jakarta adalah karena letak geografisnya yang berada di bawah permukaan air laut.
Ia menyatakan masalah banjir merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap pemimpin. Hal ini juga berlaku di masa Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.
Tigor mencontohkan dampak banjir di beberapa wilayah Jakarta pada Kamis (29/2) kemarin. Contohnya, wilayah utara yang merupakan tempat bermuaranya aliran air dari wilayah lain. Jika terjadi hambatan di hilirnya, maka air akan meluap.
Pada wilayah rawan banjir Jakarta, terutama di bagian utara, perlu segera dilakukan langkah-langkah proaktif. Heru Budi, dengan bijak, memutuskan untuk mengoptimalkan penggunaan mesin pompa guna mengalihkan genangan air menuju saluran, waduk, atau bahkan ke laut. Beliau menyarankan penambahan mesin pompa serta teknik rekayasa manajemen air melalui pengaturan pintu air. Namun, tak kalah pentingnya adalah kesiapan dari aparatur terkait untuk bertindak dengan cepat dalam menghadapi banjir,” jelas Tigor dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Sabtu (2/3/2024).
Lebih lanjut, Tigor berharap stakeholder seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemangku kebijakan di DKI Jakarta agar terus meningkatkan mitigasinya sehingga ancaman banjir bisa diantisipasi sejak dini. Menurut Tigor, pengecekan pompa perlu dilakukan secara berkala, sekalipun tidak sedang turun hujan.
Pj Gubernur Heru sudah benar, penanganan yang paling cepat antara lain adalah menambahkan pompa air baru dan memperbaiki yang sudah ada secara berkala. “Karena seperti di utara, kalau hulu, laut sedang pasang, ya tentu air akan numpuk dan berbalik,” jelas Tigor.
“Maka, harus dipompa dibuang. Kalau perlu tambah pompa besar,” sambungnya.
Tigor menjelaskan Jakarta Utara mengalami perkembangan wilayah pesat setiap tahunnya. Hal ini, lanjut Tigor, ditandai dengan pembangunan gedung tinggi serta peningkatan aktivitas penduduk, yang secara tidak langsung meningkatkan kebutuhan air bersih sehingga mengakibatkan pengambilan air tanah secara masif.
Menyikapi kondisi tersebut, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara, Heru Budi, mengambil langkah cepat dengan menggunakan mesin pompa sebagai solusi untuk menangani banjir yang kerap terjadi. Heru Budi berpendapat bahwa penggunaan mesin pompa dapat memberikan solusi yang efektif dan cepat dalam mengevakuasi genangan air akibat banjir di wilayah tersebut.
“Dalam penelitian yang dilakukan Yanoveryarto Setio Putro terungkap bahwa permukaan air laut di Jakarta terus meningkat dari tahun 1925 hingga 2003, dengan kenaikan rata-rata sebesar 0,5 sentimeter setiap tahun,” papar Tigor.
“Di sisi lain, tingkat penurunan permukaan tanah di Jakarta telah mencapai 5-12 cm per tahun di beberapa wilayah selama tiga dekade terakhir. Hal ini telah menyebabkan peningkatan akumulasi air laut yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan banjir di Jakarta,” jelasnya.
Sementara itu, merespons komentar negatif tentang banjir yang dilontarkan kepada Heru di berbagai platform media, Tigor menyatakan pengertiannya karena di era digital seperti sekarang, informasi tersebar dengan sangat cepat. Menurut Tigor, siapapun yang saat ini menjabat di Jakarta, akan menghadapi tantangan yang sama.
“Dulu tidak begitu ribut karena informasi tidak se-massif sekarang. Apakah dulu tidak banjir?” tanya Tigor.
Heru Budi, dalam menghadapi banjir Jakarta, memutuskan untuk menggunakan mesin pompa yang dinilai sebagai solusi cepat. Mesin pompa ini dipercaya dapat membantu dalam mengatasi genangan air yang merendam sejumlah wilayah di ibu kota. Meski demikian, beberapa pihak tetap menyuarakan keprihatinan terkait dampak jangka panjang dari penggunaan mesin pompa ini.
“Apakah dulu tidak lebih parah dari ini? Apakah sejauh ini ada cara ampuh yang bisa dalam seketika menyulap Jakarta jadi bebas banjir?,” imbuhnya.
Tigor menambahkan siapapun Gubernurnya di Jakarta yang hidup di era sekarang, pasti akan mengalami hal sama dengan Heru Budi.
Tetapi yang penting ada upaya nyata yang dilakukan, seperti membereskan Sodetan Ciliwung, melakukan perbaikan drainase, menambah pompa, dan upaya lainnya.
Usaha yang dilakukan oleh Heru Budi di tengah situasi banjir Jakarta patut diapresiasi. Mesin pompa yang digunakan sebagai solusi cepat memang terbukti efektif dalam menangani genangan air yang meresahkan warga.
“Keberanian politik Pak Heru dalam menangani banjir sangat jelas dan nyata,” katanya, menegaskan.
Meskipun tak mudah, Heru Budi tetap konsisten dalam menggunakan mesin pompa sebagai solusi cepat untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Kesimpulan
Meskipun Jakarta tergenang akibat curah hujan yang meningkat, Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono telah menunjukkan keberanian politiknya dengan mengambil langkah cepat menggunakan mesin pompa sebagai solusi cepat dalam mengatasi banjir. Mesin pompa telah terbukti efektif dalam mengevakuasi genangan air, meskipun tetap menimbulkan keprihatinan terkait dampak jangka panjangnya. Dengan upaya nyata seperti penambahan pompa air baru, perbaikan infrastruktur, dan manajemen air yang efektif, langkah-langkah proaktif yang dilakukan oleh Heru Budi patut diapresiasi sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan banjir di Jakarta.