indotim.net (Rabu, 17 Januari 2024) – Program susu gratis dapat meningkatkan konsumsi susu di Indonesia yang pada tahun 2020 hanya sekitar 16,27 kg per kapita. Dengan berat jenis air susu sebesar 1,028 sesuai dengan codex susu, maka konsumsi susu nasional setara dengan 46 ml per kapita per hari atau sekitar 3 sendok makan per kapita per hari.
Bandingkan dengan tingkat konsumsi susu di Vietnam yang sekitar 20 kg/kapita/tahun atau sekitar 56 ml/kapita/hari dan Malaysia sekitar 50 kg/kapita/tahun atau sekitar 141 ml/kapita/hari. Menurut FAO, tingkat konsumsi susu tersebut setidaknya sebesar 30 kg/kapita/tahun atau sekitar 85 ml/kapita/hari.
Program Andalan Prabowo-Gibran
Susu gratis merupakan salah satu program utama yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 2024. Selain susu gratis, mereka juga menyelenggarakan program makan siang gratis. Pada artikel ini, fokus kita akan dibahas mengenai program susu gratis yang berdampak positif terhadap perkembangan industri susu rakyat.
Susu gratis akan diberikan secara bertahap kepada 82,90 juta orang yang terdiri dari anak-anak usia dini, murid SD, SMP, SMA/SMK, santri, dan ibu hamil. Ini adalah bagian dari Gerakan Emas (emak-emak dan anak minum susu). Harapannya, dengan minum susu, rakyat akan menjadi sehat dan cedas untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
Secara sederhana, jika setiap orang minum susu 100 ml per minggu selama 52 minggu dalam setahun, maka untuk memenuhi kebutuhan penerima susu gratis, diperlukan pasokan susu mentah segar (fresh raw milk) sapi perah sekitar 0,44 juta ton. Susu mentah segar ini kemudian diolah terlebih dahulu agar layak dikonsumsi.
Susu mentah diolah menjadi produk susu seperti susu pasteurisasi (pasteurized milk), susu ultra-pasteurisasi (ultra-pasteurized milk atau extended shelf-life milk), dan susu UHT (ultra high temperature milk). Selain produk susu murni tersebut, terdapat juga berbagai varian produk susu yang diformulasi dengan tambahan bahan seperti gula, krim, dan minyak nabati.
Susu yang telah dipasteurisasi dapat bertahan selama 7-10 hari dalam chiller dengan suhu maksimal 4 derajat Celsius. Sedangkan susu ultra-pasteurisasi dapat bertahan selama 21-45 hari. Untuk susu UHT, kemasannya dapat bertahan selama 6 bulan pada suhu kamar jika belum dibuka. Namun, jika disimpan dalam chiller, susu UHT dapat bertahan hingga 9 bulan.
Tetapi perlu diingat, karena susu mengandung laktosa, tidak semua orang merasa nyaman saat meminum susu. Bagi orang yang intoleran terhadap laktosa, meminum susu dapat menyebabkan diare atau gangguan perut.
Perkembangan Industri Susu Rakyat
Sejak tahun 2010, industri susu rakyat terus mengalami perkembangan yang menarik perhatian (Deddy Fachrudin Kurniawan, Managing Director Dairy Pro Indonesia dan konsultan persusuan, 2020). Perkembangan ini berkat semakin banyaknya generasi milenial (lahir antara tahun 1981 hingga 1994) dan generasi Z (lahir antara tahun 1995 hingga 2010) yang tertarik terlibat dalam usaha sapi perah dan produksi susu rakyat.
Mereka tidak lagi berpikir dan bertindak hanya sebagai peternak sapi perah seperti orangtua mereka generasi baby boomer yang lahir 1946 – 1964 dan generasi X yang lahir 1965 – 1980. Generasi Y dan Z sudah berpikir dan bertindak sebagai pengusaha sapi perah, yaitu menciptakan, memberikan merek, dan menjual produk. Mereka sudah masuk ke pengolahan dan pemasaran secara terintegrasi.
Jika kita mengelilingi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, semakin banyak produk susu yang didasarkan pada potensi lokal dengan merek dan penampilan yang menarik. Beberapa di antaranya adalah Moo Nyusu, Safary, Cimory, Family, Gerimis, Moo Moo Milk, Susu Nasional, Susin, Nyusu, Pesat, Moosa, Lumer, dan Serba Susu.
Program susu gratis dan industri susu rakyat adalah langkah penting bagi pengembangan sektor susu di Indonesia. Namun, agar program ini dapat berjalan dengan efektif, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan.
Dalam mewujudkan pengolahan dan pemasaran produk susu yang kreatif, dukungan pemerintah sangatlah penting. Dalam perspektif agribisnis, keberhasilan pengolahan dan pemasaran produk susu ini akan berdampak positif terhadap kesejahteraan peternak sapi perah. Sebagai peternak, pengolah, dan pemasar produk susu berbasis lokal, mereka dapat menikmati nilai tambah yang signifikan karena adanya integrasi dari hulu sampai hilir.
Perlu diketahui, pada 2022 populasi sapi perah di Indonesia sebanyak 507.075 ekor (BPS, 2023). Sekitar 98,24% populasi sapi perah tersebut terkonsentrasi di Jawa, terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bukan hanya milik peternak skala UMKM, tetapi juga perusahaan besar.
Andaikan program susu gratis terlaksana, sangat penting untuk melibatkan generasi milenial yang mengelola peternakan sapi perah dan mengembangkan pengolahan dan pemasaran produk susu lokal secara terintegrasi. Hal ini akan mendorong perkembangan pasar mereka.
Karena pasar industri susu rakyat cenderung berbasis lokal, maka perusahaan besar susu tetap harus terlibat dalam program susu gratis. Hal ini terutama karena mereka memiliki jaringan distribusi yang luas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Anies Baswedan: kita tidak hanya mendukung pertumbuhan industri susu kecil, namun juga tidak merugikan industri susu besar.
Sumber Bahan Baku Susu
Pada tahun 2023, diperkirakan kebutuhan susu nasional mencapai 4,45 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 0,97 juta ton atau 21,80% berasal dari susu segar dalam negeri (SSDN). Sementara sisanya, yaitu susu dalam bentuk skim milk powder (susu bebas lemak dalam bentuk tepung), anhydrous milk fat (lemak susu atau minyak mentega), dan butter milk powder, sebagian besar diimpor dari Selandia Baru dan Australia.
Bayangkan, jika program susu gratis diimplementasikan, akan dibutuhkan tambahan 0,44 juta ton susu segar mentah setiap tahunnya. Jumlah sapi perah yang diperlukan untuk menghasilkan susu segar mentah tambahan tersebut sekitar 254 ribu ekor. Angkanya sungguh luar biasa menakjubkan.
Jika ingin menggairahkan industri susu rakyat, pemerintah perlu membuat program peningkatan populasi sapi perah peternak rakyat yang ada selama ini. Program ini dapat berbentuk peningkatan populasi sapi perah lokal atau pengimporan sapi perah dara (belum beranak) serta sapi betina dewasa.
Tentu saja, program susu gratis dan penambahan populasi sapi perah tersebut akan dilaksanakan secara bertahap dan harmonis. Di satu sisi, diperlukan peningkatan impor susu untuk mendukung program susu gratis, dan di sisi lain, secara bersamaan akan dilakukan peningkatan populasi sapi perah yang dikelola oleh peternak rakyat.
Pro-kontra pasti ada. Namun bagi peternak sapi perah rakyat, program susu gratis dapat mendorong perkembangan industri susu rakyat berbasis lokal. Siapapun yang terpilih sebagai presiden 2024 – 2029, sebaiknya program susu gratis dan penambahan populasi sapi perah peternak rakyat dapat terealisasi.
Syatrya Utama, alumni IPB University, merupakan seorang pengamat agribisnis yang memberikan pandangannya terkait Program Susu Gratis dan Industri Susu Rakyat.