indotim.net (Selasa, 14 November 2023) – Sekelompok peneliti internasional, termasuk para botanis dari Universitas Oxford, mengeluarkan seruan mendesak untuk menyelamatkan genus Rafflesia secara terkoordinasi. Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar spesies Rafflesia tengah menghadapi ancaman kepunahan.
Ketidakadanya perlindungan pada tingkat lokal, nasional, dan internasional terhadap Rafflesia menyebabkan sisa populasi bunga ini berada dalam kondisi kritis. Berdasarkan penelitian terkini, sebagian besar dari 42 spesies Rafflesia sudah masuk dalam status terancam punah. Namun, hanya satu spesies yang terdaftar dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Lebih jauh tentang penelitian mengenai Rafflesia, sebagian besar dari 42 spesies Rafflesia sudah masuk dalam status terancam punah.
Dari 42 spesies tersebut, 25 spesies diklasifikasikan sebagai ‘Sangat Terancam Punah’, 15 spesies sebagai ‘Terancam Punah’, dan 2 spesies sebagai ‘Rentan’. Lebih jauh lagi, sekitar dua pertiga atau sekitar 67 persen dari spesies tersebut tidak mendapatkan strategi perlindungan regional maupun nasional.
Spesies Rafflesia cenderung memiliki persebaran yang terbatas, sehingga sangat rentan terhadap kerusakan habitat. Penelitian juga menemukan bahwa banyak populasi sisa dari bunga raksasa ini hanya terdiri dari beberapa individu yang tumbuh di area yang tak terlindungi dan berpotensi menjadi lahan pertanian.
Terlebih, tingkat keberhasilan dalam menyebarkan Rafflesia di kebun raya saat ini tergolong rendah. Oleh karena itu, konservasi habitat Rafflesia menjadi prioritas mendesak saat ini.
Sorotan Keberhasilan RI
Meskipun konservasi Rafflesia dihadapkan pada banyak tantangan, penelitian kali ini juga menyoroti tentang kisah sukses konservasi di RI. Keberhasilan ini dianggap dapat memberikan pemahaman penting untuk konservasi Rafflesia di tempat konservasi lainnya.
Berikut beberapa kisah sukses konservasi Rafflesia di RI:
- Kebun Raya Bogor menjadi pusat unggulan reproduksi Rafflesia, terutama setelah serangkaian mekar yang sukses, termasuk 16 spesies Rafflesia patma.
- Di Sumatera Barat, petani lokal mendapatkan manfaat dari ekowisata Rafflesia dengan membentuk kelompok sadar pariwisata (pokdarwis) yang terhubung dengan media sosial. Mereka mengumumkan waktu mekar Rafflesia melalui platform media sosial untuk membangun kesadaran masyarakat dan menarik wisatawan tanpa mengabaikan risikonya.
Ahli kehutanan asal Filipina, Adriane Tobias seperti dikutip dari EurekAlert! mengatakan, “Masyarakat lokal adalah salah satu penjaga hutan terbaik dan program-program konservasi Rafflesia memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil jika melibatkan komunitas lokal.”
“Rafflesia memiliki potensi sebagai simbol konservasi baru di wilayah Asia tropis,” tambahnya.
Kesimpulan
Seruan mendesak untuk menyelamatkan genus Rafflesia sebagai spesies yang menghadapi kepunahan perlu segera dilakukan. Ketidakadanya perlindungan pada tingkat lokal, nasional, dan internasional telah membuat sebagian besar dari 42 spesies Rafflesia menghadapi status terancam punah. Hanya satu spesies yang terdaftar dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah oleh IUCN. Konservasi habitat Rafflesia menjadi prioritas utama, mengingat persebarannya yang terbatas dan tingkat keberhasilan menyebarkan kebun raya yang masih rendah. Namun, RI juga memberikan contoh sukses dalam konservasi Rafflesia, seperti di Kebun Raya Bogor dan Sumatera Barat, yang dapat memberikan pemahaman penting bagi konservasi di tempat lain.