indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengungkapkan bahwa potensi cuaca ekstrem dalam seminggu ke depan harus disikapi dengan meningkatkan kesiapan infrastruktur di berbagai daerah. Selain itu, ia juga meminta peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi yang terus-menerus mengenai mitigasi bencana di Indonesia.
“Guna menghindari dampak negatif cuaca ekstrem di pekan-pekan mendatang, perlu dilakukan kesiapan yang baik dalam menghadapi hal tersebut. Persiapan infrastruktur di daerah harus dioptimalkan, dan tak kalah pentingnya adalah kesadaran masyarakat akan upaya mitigasi potensi bencana yang mungkin terjadi,” ujar Rerie, panggilan akrabnya, dalam keterangannya pada Selasa (16/1/2024).
Menurut Rerie, beberapa sarana infrastruktur seperti sistem drainase kota di beberapa daerah perlu memastikan kesiapannya. Selain itu, pemerintah daerah juga harus waspada terhadap keberadaan pohon-pohon yang rentan tumbang menghadapi cuaca ekstrem.
Langkah terpenting dalam menghadapi dampak cuaca ekstrem adalah memastikan kesiapan masyarakat dalam mitigasi bencana. Wakil Ketua MPR, dalam keterangannya, menyatakan bahwa kesiapan tersebut harus disertai dengan sosialisasi yang masif mengenai kawasan-kawasan di sejumlah daerah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem.
Dalam upaya menghadapi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda beberapa daerah di Indonesia, Waka MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) mendorong kesiapan infrastruktur dan pemahaman masyarakat terhadap mitigasi bencana.
Rerie, perwakilan Waka MPR, mengungkapkan pentingnya informasi yang memadai dan pemahaman masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem. Hal ini bertujuan untuk menekan dampak yang bisa ditimbulkan oleh fenomena alam tersebut.
Dengan dukungan infrastruktur yang siap digunakan seiring dengan peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya cuaca ekstrem, diharapkan dapat meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi jika bencana alam melanda.
Melalui langkah-langkah mitigasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, atau angin kencang. Kerja sama dan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait juga diperlukan dalam menghadapi situasi tersebut.
“Dengan informasi yang memadai dan pemahaman masyarakat baik terhadap mitigasi bencana, Rerie berharap, mampu menekan dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda di sejumlah daerah di tanah air,” kata Rerie.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati akhir pekan lalu menyatakan bahwa cuaca ekstrem akan terjadi selama periode puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2024. Dalam beberapa pekan mendatang, potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi sangat besar terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, terdapat 66 bencana alam di Indonesia selama 1-12 Januari 2024. Banjir merupakan bencana alam terbanyak pada awal tahun ini, yaitu 42 kejadian.
Bencana alam lain yang sering terjadi adalah cuaca ekstrem dengan 17 kejadian, yang kemudian diikuti oleh tujuh kejadian tanah longsor.
Kesimpulan
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengajak untuk meningkatkan kesiapan infrastruktur dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem. Penting untuk memastikan kesiapan infrastruktur seperti sistem drainase kota dan keberadaan pohon-pohon yang rentan tumbang. Selain itu, sosialisasi yang masif mengenai mitigasi bencana juga diperlukan. Dengan infrastruktur yang siap dan pemahaman masyarakat yang tinggi, diharapkan dampak cuaca ekstrem dapat diminimalisir. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat juga penting dalam menghadapi situasi tersebut.