indotim.net (Jumat, 12 Januari 2024) – Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengemukakan pendapatnya mengenai program Bulog pada masa kepemimpinan Presiden kedua RI, Soeharto. Menurutnya, program ini telah berhasil dalam mengelola sektor pertanian dengan baik. Prabowo menjelaskan bahwa pada masa itu, Bulog memiliki operasi pengendalian harga hasil produksi petani sebelum terjadinya krisis moneter.
Prabowo mengemukakan pandangannya terkait pengelolaan pangan saat menghadiri acara dialog capres bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Jumat (12/1/2023). Pada kesempatan tersebut, salah seorang pengurus Kadin bertanya mengenai masalah produksi pangan, kemandirian pangan, serta upaya untuk meningkatkan pendapatan petani.
“Inilah yang saya maksud bahwa kita harus berpihak dari falsafah dulu. Falsafah, baru menghasilkan strategi. Jadi masalah pangan, masalah pertanian, adalah masalah hidup dan matinya suatu bangsa. Berarti ini masalah strategis, ini tidak boleh diperlakukan sebagai masalah niaga,” jawab Prabowo.
Prabowo mengemukakan kekhawatirannya terhadap penurunan jumlah petani yang semakin berkurang. Menurutnya, situasi ini dipengaruhi oleh sistem ekonomi neoliberal yang diterapkan saat ini.
“Jadi memang ada alasan mengapa jumlah petani menjadi berkurang karena anak-anak muda melihat orang tua mereka tidak mendapatkan keuntungan, hidup mereka sulit, dan nilai tukarnya tidak cocok. Selain itu, kebijakan neoliberalisme ini membuat sulit bagi petani untuk menyekolahkan anak-anak mereka dengan baik karena semuanya dianggap harus mengikuti pasar bebas. Tentu saja pasar bebas penting, tetapi hak dasar rakyat tidak boleh diperdagangkan,” ujar Prabowo.
Prabowo kemudian mengingatkan pengelolaan sektor pertanian pada era Bulog di masa pemerintahan Soeharto. Dia menunjukkan bahwa kala itu Bulog berhasil melaksanakan langkah-langkah pengendalian untuk menjaga harga di petani tetap stabil dan harga di pasaran terjaga.
“Makanya pengelolaan yang sudah baik di zaman Pak Harto kenapa dibongkar? Yang benar waktu itu Bulog melaksanakan suatu operasi pengendalian kalau harga untuk petani kurang baik bisa dikendalikan, tapi konsumen di kota juga dijaga. Tapi waktu itu kita menyerah kepada IMF ya kan,” katanya.
Prabowo Subianto menyuarakan perihal pengelolaan pangan di masa lalu. Ia bertanya-tanya mengapa sistem yang baik pada zaman Presiden Soeharto harus dibongkar.
Kesimpulan
Prabowo Subianto menyuarakan kekhawatiran mengenai pengelolaan pangan di masa sekarang dan bertanya-tanya mengapa sistem yang baik pada zaman Presiden Soeharto harus dibongkar. Dia memaparkan bahwa pada masa tersebut, program Bulog berhasil mengelola sektor pertanian dengan baik dengan operasi pengendalian harga untuk menjaga kestabilan harga di petani dan di pasaran. Prabowo juga mengkritik sistem ekonomi neoliberal yang membuat sulit bagi petani untuk mendapatkan keuntungan dan menyekolahkan anak-anak mereka. Ia berpendapat bahwa masalah pangan dan pertanian adalah masalah hidup dan mati suatu bangsa yang harus ditangani secara strategis, bukan hanya sebagai masalah niaga semata.