Cerita Pedagang Kurma di Tanah Abang Dikritisi Emak-emak soal Produk Israel

indotim.net (Kamis, 07 Maret 2024) – Pedagang di Tanah Abang mengaku dibanjiri pertanyaan dari pelanggan untuk memastikan kurma yang dijual bukan berasal dari Israel. Hal itu seiring dengan ajakan boikot kurma Israel yang menggema jelang Ramadan.

Pedagang kurma di Tanah Abang, Dede, mengungkapkan bahwa belakangan ini ia sering kali mendapat pertanyaan dari para pelanggannya mengenai asal-usul produk kurma yang dijual di tokonya. Dalam menjawab hal tersebut, Dede dengan tegas memastikan bahwa tidak ada satupun produk kurma yang ia jual berasal dari Israel.

Dulu mah beli aja, nggak pernah ada yang tanya. Sekarang pada nanya ‘darimana nih? Bukan dari Israel kan?’ kita jelasin bukan, kita nggak ada produk dari Israel,” kata Dede di Pasar Tanah Abang Blok F, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2024).

Untungnya tidak ada dampak penjualan kurma dari ajakan boikot kurma Israel karena masih banyak merek lain yang tidak kalah enak. Bahkan jelang Ramadan ini, Dede mengaku mengalami peningkatan omzet hingga 30%.

Meski mendapat kritik dari sebagian emak-emak terkait asal produknya, pedagang kurma di Tanah Abang tetap bertahan. “Nggak ada (dampaknya). Kalau kita sudah jelasin secara jujur pasti mereka tahu. Alhamdulillah (penjualan meningkat) 20-30%,” ungkap pedagang tersebut dengan semangat.

Pedagang kurma lainnya, Ira juga menyatakan tidak menjual kurma asal Israel. Ia mengungkapkan bahwa sejak serangan Israel ke Palestina pada Oktober 2023, pelanggan mulai memboikot produk Israel dan mereka menunjukkan kekritisan dengan bertanya-tanya secara tajam.

Rupanya, tidak hanya pedagang buah hati yang merasakan dampaknya, tapi pedagang lain pun ikut terkena imbasnya. Salah satunya adalah Ira, seorang pedagang kurma di Tanah Abang, Jakarta.

READ  Gebyar Aksi Boikot Kurma Israel di Pasar Tanah Abang, Ada yang Menjual Lagi?

“Karena ibu-ibu di sini juga sudah tahu barang, mereka fanatik banget, banyak yang tanya (ini produk Israel bukan?), sampai searching di Google,” jelas Ira.

Kebanyakan kurma yang dipasok di Tanah Abang berasal dari Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Amerika Serikat (AS), dan Afrika. Merek kurma yang dijual mulai dari Palm Tunis, Khalas Barari, Palm’fruit, Rehab Alfursan, hingga Ajwa Al-Madina.

Produsen di Tanah Abang memastikan kualitas dan kehalalan produk yang dijual. Namun, tetap saja ada kritik dari sebagian emak-emak terkait dengan produk kurma asal Israel yang mereka anggap tidak halal.

Pedagang Kurma Kebanjiran Pembeli

Ramainya pembeli kurma di Tanah Abang sudah dirasakan sejak seminggu terakhir ini. Mereka yang datang umumnya membeli kurma untuk persediaan saat puasa.

“Ramai dari seminggu terakhir ini, yang paling banyak dibeli itu kurma. Lebih ramai lagi itu kalau Sabtu dan Minggu,” ungkap Rizky, pedagang kurma di Tanah Abang.

Kurma bukan hanya untuk kebutuhan pribadi, sebagian orang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali. Ada yang juga membeli kurma sebagai ‘buah tangan’ untuk acara pengajian.

“Kebanyakan kalau mau puasa gini sih buat dijual lagi, kita sudah mulai kirim-kirim, ke seluruh Indonesia,” jelas Rizky.

Mereka terus bercerita tentang pengalaman mereka dalam menjalankan bisnis kurma di Tanah Abang. Meski mendapat kritik pedas dari sejumlah emak-emak terkait asal produk yang dijual, namun semangat mereka tetap tak tergoyahkan. “Kami berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggan meski harus menghadapi cibiran dari sebagian masyarakat,” ungkap Rizky sambil tersenyum.

Pedagang kurma lainnya bernama Wahyu, mengaku sudah mulai banyak permintaan untuk Ramadhan ini. Pembeli yang datang ke tokonya disebut sampai melonjak dua kali lipat.

READ  Puslabfor: Penyelidikan TKP Tragedi Tembok Roboh di Tebet

Peningkatan itu juga turut dirasakan terhadap omzetnya. Wahyu mengaku rata-rata pendapatannya kini mencapai hingga Rp 25 juta per hari.

“Lumayan peningkatannya ya, dua kali lipat pesanan. Rata-rata sekarang Rp 20-25 juta sehari,” ungkap Wahyu.

Kesimpulan

Pedagang kurma di Tanah Abang mengalami peningkatan omzet menjelang Ramadan meskipun terdapat kritik dari sebagian emak-emak terkait asal-usul produk kurma yang dijual. Dengan tegas menegaskan bahwa kurma yang dijual bukan berasal dari Israel, para pedagang tetap bertahan dan menunjukkan semangat dalam menjalankan bisnis mereka. Meskipun terdapat boikot terhadap produk Israel, pembeli kurma tetap membanjiri pasar Tanah Abang, menunjukkan bahwa masih banyak pilihan merek lain yang diminati serta menunjukkan dukungan pada pedagang lokal.